Kesesuain
Kebijakan Ekonomi Konvensional Dalam Kebijakan Pembangunan
Dipihak lain, walaupun terdapat keperluan yang
mendesak untuk mempercepat pembangunan ekonomi, Negara – Negara tersebut
mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk melaksanakan pembangunan. Jumlah
alat – alat modalnya masih terbatas, tingkat tabungan masyarakat relatif
rendah, terdapat kekurangan yang serius dalam jumlah tenaga usahawan dan tenaga
ahli lainnya yang sanggup mengembangkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan
ekonominya sebagaian besar tertumpu pada kegiatan pertanian yang
produktivitasnya masih tetap rendah. Sifat – sifat ekonominya ini menghalagi
Negara berkembanguntuk melaksanakan percepatan laju pembangunan.
Tingkat pertumbuhan penduduknya jauh lebih rendah
dari Negara berkembang pada umumnya dan tingkat penangguran yang dihadapi tidaklah
seburuk seperti yang terdapat di Negara berkembang. Menghadapi keadaan –
keadaan, masalah – masalah, dan tujuan – tujuan kebijakan ekonomi yang berbeda
di kedua golongan Negara ini, maka timbullah pertanyaan: dapatkah teori – teori
yang konvensional, yaitu teori – teori ekonomi yang di gunakan untuk
menganalisis masalah kebijakan ekonomi di Negara maju, digunakan di Negara berkembang
?
PANDANGAN POKOK ANALISIS MIKRO
EKONOMI
Teori
– teori yang mengenai perilaku masyarakat di berbagai aspek kegiatan ekonomi
tersebut merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang sekarang dikenal sebagai teori
mikro ekonomi. Dinamakan demikian karena corak analisisnya ditekankan kepada
menelaah bagian – bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Teori
mikroekonomi terutama menganalisis unsur – unsur yang paling kecil dalam suatu
kegiatan perekonomian, seperti kegiatan para pembeli dan para penjual dalam
suatu pasar, cara seseorang menentukan tingkat produksi, proses penentuan
tingkat upah dalam suatu pasar tenaga kerja dan sebagainya.
Pola Analisis Mikroekonomi
Teori harga pada intinya menjelaskan tentang corak
permintaan dan penawaran yang umum terdapat dalam suatu pasar, dan interaksi
diantara keduanya dalam menentukan tingkat harga dan jumlah barang yang
diperdagangkan. Aspek lain yang menjadi pokok persoalan dalam analisis
mikroekonomi adalah analisis mengenai bentuk – bentuk pasar yang terdapat dalam
masyarakat, analisisi mengenai proses produksi dan analisis mengenai faktor –
faktor yang menentukan tingkat produksi yang paling menguntungkan pada suatu
perusahaan. Dan aspek penting dalam teori mikroekonomi adalah masalah
distribusi pendapatan di antara berbagai faktor produksi.
Pemisalan – Pemisalan Yang
Digunakan
Pertama : sebagai pembeli,
masyarakat akan berusaha membeli sebanyak – banyaknya barang dengan sjumlah
barang tertentu.
Kedua
: sebagai pemilik faktor – faktor
produksi mereka akan berusaha untuk memperoleh pendapatan yang maksimal dari
tenaga dan keahlian yang mereka tawarkan.
Selanjutnya mikro ekonomi akan memisalkan pula bahwa
setiap pelaku dalam perekonomian tersebut ; (i) Pada setiap waktu mengetahui
peristiwa – peristiwa yang terjadi di pasar, (ii)Mempunyai mobilitas yang
sangat tinggi sehingga mudah menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan
yang terjadi di pasar .
menurut ahli
ekonomi yang telah menciptakan dasar – dasar teori mikroekonomi, apabila
pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan perekonomian –yang berarti
sistem mekanisme pasar sajalah yang menjadi pengaturnya-maka perekonomian akan
berkembang secara optimal dan akan selalu mencapai tignkat kesempatan kerja
penuh. Mekanisme pasar akan menciptakan pula tingkat laju pembangunan yang
maksimal.
Teori Mikroekonomi dan Masalah
Pengangguran
Disamping perbedaan dalam ruang lingkup
analisis mereka, teori makroekonomi dan mikroekonomi juga berbeda dalam
pandangan mengenai peranan pemerintah dalam perekonomian. Dalam teori
makroekonomi dianggap mekanisme pasar tidak dapat selalu menciptakan efisiensi
yang tinggi dalam kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu, pemerintah selalu harus
campur tangan dalam suatu perekonomian. Campur tangan itu diperlukan untuk
menjamin agar tingkat kesempatan kerja penuh dan tingkat kestabilan ekonomi
dapat selalu tercipta. Campur tangan tersebut terutama dijalankan dengan
melaksanakan kebijakan fisikal dan moneter; dan mereka dilaksnakan dengan
tujuan agar keadaan ekonomi yang stabil dantingkat pengangguran yang rndah
dapat diciptakan.
Pandangan Pokok Analisis Makroekonomi
Depresi yang sangat serius yang terjadi pada akhir
tahun 1920-an dan permulaan tahun 1930-an, yang menyebabkan terjadinya
pengangguran tenaga kerja dan alat – alat produksi yang sangat tinggi,
membuktikan bahwa kemerosotan sesuatu perekonomian dapat juga ditimbulkan oleh
kekuranagan permintaan masyarakat. Depresi yang sangat serius, yang di mulai
pada akhir tahun 1920-an di Amerika Serikat dan melanda dunia pada permulaan
tahun 1930-an, merupakan bukti dari ketidakbenaran pandangan tersebut. Maka dalam
teori makroekonomi analisis lebih ditekankan kepada menganalisis faktor –
faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat dalam perekonomian.
Penentu Kegiatan Ekonomi :
Perbelanjaan Agregat
Apabila permintaan dalam perekonomian bertambah para
pengusaha akan menambah produksi mereka. Sebaliknya, apabila permintaan
berkurang, maka para pengusaha akan mengurangi kegiatan mereka. Apabila
permintaan sangat tinggi, semua pengusaha akan menambah produksi mereka yang
selanjutnya akan mempertinggi pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja.
Berdasarkan
pada sifat – sifatnya, pengeluaran seluruh masyarakat dibedakana dalam lima
golongan :
1. Pengeluaran seluruh rumah tangga
2. Penanaman
modal oleh para pengusaha
3. Pengeluaran
pemerintah
4. Ekspor
luar negeri
5. Dan
impor luar negeri
Pengeluaran rumah tangga menimbulkan akibat yang
berbeda daripada pengeluaran impor terhadap pendapatan nasiona. Sedangkan kalau
impor bertambah, pendapatan nasional akan semakin berkurang karena pembelanjaan
masyarakat dilakukan pada barang yang diproduksi diluar negeri.
Ketiga
faktor lainnya, yaitu penanaman modal oleh perusahaan – perusahaan, pengeluaran
pemerintah , dan ekspor ditentukan oleh faktor – faktor lain di luar pendapatan
masyarakat. Tingkat penanaman modal terutama ditentukan oleh suku bunga;
penegeluaran pemerintah ditentukan oleh pertimbangan politik dan usaha untuk
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh yang diikuti oleh stabilitas harga ( full
employment without inflation ) ; dan ekspor ditentukan oleh keadaan permintaan
di luar negeri serta daya saing produksi negara di pasaran dunia.
Perubahan
Perbelanjaan Agregat dan Multipliner
Apabila terjadi kenaikan harga dalam pengeluaran,
maka akan tercipta tambahan pendapatan masyarakat, dan pendapatan nasional akan
mengalami kenaika. Kenaikan pendapatan masyarakat ini akam menambah pengeluaran
pada masa berikutnya. Tambahan pengeluaran ini akan menciptakan pertambahan
baru dalam pendapatan masyarakat dan epada pendapatan nasional; dan tambahan
pendapatan baru ini kemudian akan menyebabkan pula pertambahan pengeluaran
lebih lanjut.
Untuk
mengetahui besarnya pertambahan pendapatan nasional yang diakibatkan oleh
pertambahan sejumlah tertentu pengeluaran dalam proses multipliner yang timbul
sesudahnya, digunakan persamaan multipliner berikut :
Bentuk
Kebijakan Pemerintah
Fungsi pemerintahan dalam melakuakn campur tangan
dalam perekonomian adalah untuk mengatasi kedua masalah tersebut, yaitu
pemerintah harus berusaha menciptakan tingkat kesempatan kerja penuh tanpa
menimbulkan inflasi. Dua alat kebijakan dapat digunakan pemerintah untuk
mencapai tujuan tersebut : kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dengan
adanya dua kebijakan tersebut pemerintah haruslah berusaha untuk : (i)
menyesuaikan tingkat pengeluaran sehingga keseluruhan pengeluaran dalam
perekonomia akan mencapai atau mendekati tingkat pendapatana nasional pada
tingkat kesempatan kerja penuh ; (ii) mempengaruhi tingkat pengeluaran
masyarakat agar sesuai atau pada tingkat yang menjamin tercapainya tingkat
kesempatan kerja penuh.
PROSES
MULTIPLINER DI NEGARA BERKEMBANG
Yang
Diramalkan dalam Proses Multipliner
Besarnya
pertambahan pengeluaran yang perlu dilakukan agar tingkat kesempatan kerja
penuh dapat dicapai tergantung kepada dua faktor : besarnya kecondongan
konsumsi marjinal dan besarnya jurang di antara pendapatan nasional pada
kesempatan kerja penuh dan pendapatan nasional yang sekarang tercapai. Makin
tinggi kecondongan konsumsi marjinal, makin besar multipliner yang akan
diciptakan oleh sejumlah pertambahan dalam pengeluaran.Teori makroekonomi
didasarkan kepada pandangan bahwa perubahan dalam tingkat pendapatan nasional
beruhubungan erat dengan perubahan dalam tingkat kesempatan kerja.
Proses
Multipliner dalam Kenyataan
Di negara berkembang pengeluaran yang berlebihan
mungkkin akan mengakibatkan inflasi walupun dalam pereokonomian tersebut masih
terdapat banyak pengangguran. Menurut teori multipliner, pertambahan
pengeluaran yang dilakukan masyarakat akan menambah pendapatan segolongan
masyarakat lainnya. Golongan masyarakat yang belakangan ini akan menggunakan
sebagian besar dari pendapatan tersebut
untuk konsumsi. Pengeluaran ini akan menyebabkan segolongan masyarakat lainnya
menerima pendapatan dan mereka juga akan menggunkan sebagian besar dari pendaptan
tersebut untuk membeli barang – barang keperluan mereka.
Dalam analisis makroekonomi selanjutnya juga
dianggap bahwa sektor perusahaan bersifat responsif terhadpat rangsangan –
rangsangan yang terjadi di pasar. Di samping itu berbagai faktor sosial, ekonomi,
dan politik adakalanya sangat menghambat terwujudnya responsif yang sama
sifatnya dengan di negara maju apabila terjadi pertambahan yang besar dalam
permintaan.
Terbatasnya
respons para petani terhadap rangsangan – rangsangan yang terdapat di pasar
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor – faktor yang terpenting antara lain adalah, pertama,
harga – harga hasil pertanian pada umumnya jauh lebih baik tidak stabil
apanila dibandingkan dengan harga – harga barang industri. Kedua , tenaga
kerja disektor pertanian mempunya pengetahuan yang lebih terbatas apabila
dibandingkan pengusaha – pengusaha di sektor moderen.
Di sektor industri, para pengusaha mempunya reaksi
yang lebih sensitif terhadap perubahan – perubahan di dalam pasar kalau
dibandingkan denga para produsen di sektor pertanian. Tetapi respons mereka tingkatnya
tidaklah seperti yang berlaku di negara maju. Beberapa faktor dapat menimbulkan
keadaan demikian, seperti ; kesukaran untuk memperoleh tenaga ahli yang dapat
menjalankan alat – alat produksi produsen moderen dengan efisien, kesukaran
untuk memperoleh tenaga pimpinan perusahaan yang dapat memimpin perusahaan
dengan menguntungkan ; lebih terbatasnya kesanggupa untuk mengembangakan
teknologi yang akan memperbaiki efisiensi dan mutu produksi, dan adakalanya
juga terdapat kesukaran untuk meperoleh valuta asing yang diperlukan untuk
mengimpor bahan mentah dan barang – barang modal untuk mengembangkan industri –
industri.
Syarat
agar Proses Multipliner Berjalan dengan Baik
- Dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran dan para pengangguran ini bukan saja terdiri dari tenaga kerja yang biasa, tetapi juga tenaga kerja terdidik, tenaga usahawan dan tenag kerja yang berpengalaman di bidang industri.
- Berbagai jenis industri, terutama industri barang – barang konsumsi, masih mempunyai kelebihan kapasitas dan dapat dengan mudah memperbesar tingkat produksinya.
- Bahan – bahan mentah yang diperlukan oleh industri – industri terssebut dapat diperoleh dengan mudah, sehingga tidak akan menjadi hambatan dalam usaha menaikkan produksi.
- Barang – barang yang diproduksika di dalam negeri mempunya kualitas yang sama baiknya dengan barang – barang yang diimpor dari luar negeri.
KELEMAHAN
– KELEMAHAN LAIN ANALISIS MAKROEKONOMI
Salah satu alasan lain yang menyebabkan analisis makroekonomi
digunakan lebih berhati-hati di Negara berkembang adalah analisis lebih menekan
kepada menelaah masalah-masalah ekonomi yang digunakan dalam jangka pendek.ini
berbeda dengan corak analisis yang di gunakan di Negara berkembang.analisi yang
di gunakan pada Negara berkembang lebih menekankan kepada analisis kepada
masalah-masalah pembangunan.
Analisis
merupkan analisis jangka pendek
Bahwa analisis makroekonomi pada
dasarnya merupakan analisis jangka pendek,dapat di buktikan kepada pemisalan
yang di buat dalam teori tersebut.dari sifat-sifat analisis dapat di simpulkan
antaralain memisalakan antaralainmemisalkan dapat keadaan-keadaan
berikut;kapasitas alat-alat produksi tetap,jumlah tenaga kerja tidak
berubah,dan tidak terdapat perbaikan dalam tingkat teknologi yang digunakan.
Tidak
menganalisis factor non-ekonomi
Tidak terdapt analisi mengenai pengruh
keadaan social,struktur social,suasana politik,nilai-nilai hidup,corak
pandangan masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap kegiatan
masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap kegiatan ekonomi meruapakan kelemahan lain
dari makroekonomi.
Kurang
memperhatikan sector luar negri
Dalam analisis makroekonomi penanaman
modal oleh pengusaha di pandang sebagai sector penting menentukan tingkat
kegiata ekonomi. Sedangkan factor luar negri tidak memegang peranan sperti
penanaman modal.
KEBIJAKAN
EKONOMI MONETER DI NEGARA BERKEMBANG
Sebagai
akibat dari kurang sempurnya analisis makroekonomi dalam menggambarkan corak
kegiatan ekonomi di Negara berkemabang, maka kebijakan yang dikemukakan dalam
teori makroekonomi mempunyai kemampuan yang lebih terbatas dalam mengatasi
masalah – masalah ekonomi yang dihadapi.
Kelemahan
Instusi Keuangan di Negara Berkembang
Satu
pemisalan penting lain yang digunakan sebagai titik tolak dalam analisis
makroekonomi adalah perekonomian merupakan suatu kegiatan masyarakat yang
menjalankana kegiatan tukar – menukar secara efisien. Dilam perekonomian yang
mempunyai sifat – sifat demikian tingkat pengeluaran masyrakat yang di ataur
dengan mempengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau dengan mempengaruhi
suku bunga. Kebijakan pemerintah tujuan
demikian dinamakan kebijakan moneter.
Ia dapat membedakan dalam beberapa jenis kebijakan : (i) mengubah tingkat
cadangan minimal bank – bank komersil; (ii) mengubah suku bunga dari pinjaman
bang sentral kepada bank – bank komersil; (iii) mengadakan operasi pasar
terbuka; dan (iv) menentukan prioritas
jari jenis – jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank – bank komersil
kepada para langganan mereka (selective
credit control ).
Kebijakan
moneter yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah menguragi
tingkat cadangan minimum, menurunkan suku bunga dan membeli surat – surat
berharga dari masyarakat.
Di Negara berkembang kebijakan
moneter yang demikian mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mempengaruhhi
perubahan penawaran uang dan pengeluaran masyarakat. Ada beberapa faktor yang
dapat menimbulkan keadaan ini, yaitu :
1. Bank – bank komersil pada umumnya
memiliki cadangan yang berlebihan.
2. Kelebihan dalam cadangan menyebabkan
bank – bank komersil jarang sekali meminjam dari bank sentral.
3. Pasar uang dan pasar modal masih
belum sempurna keadaannya di Negara berkembang.
4. Sistem bank belum mencapai tingkat
perkembangan yang tinggi.
Peranan kebijakan Moneter di Negara Berkembang
Kebijakna
moneter masih tidak besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Pertambahan
penduduk dan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari usaha dan kegitan
pembangunan menyebabkan dari tahun – ketahun penawaran uang harus bertambah.
Tugas kebijakan moneter pada umumnya jauh lebih berat dan rumit di bandingkan d
Negara maju. Ada beberapa faktor. Pertama, tugas untuk menciptakan penawaran
uang yang cukup sehingga pertambahan dapat selalu selaras dengan jalannya
pembangunan yang memerlukan disiplin kuat di kalangan pungusaha moneter
dan juga pemerintah. Kedua, bank sentral di Negara berkembang harus secara
lebih teliti dan berhati – hati mengawasi perkembangan penerimaan valuta asing
dn mengawasi kegiatan dalam sektor luar negeri ( ekspor dan impor ).
Akhirnya
tugas kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepat proses pembangunan
dalam pengembangan lebih lanjut badan – badan keuangan yang telah ada di Negara
berkembang. Pembangunan ekonomi memerlukan modal, dan modal tersebut antara
lain berasal dari masryarakat. Badan – badan keuangan dapat membantu
mempertinggi pembentukan modal dari suatu masyarakat, yaitu denga mendorong
masyarakat melakukan tabungan di dalam badan – badan keuanga, dan selanjutnya
mengalirkan tabungan ini kepada para
pengusaha. Di samping itu kebijakan moneter harus menjalakan langkaaahhh –
langkah yaaaggg menjamin agar modal atau tabungan yang dikupulkan dapat
diarahkan penggunaannya kepada kegiatan – kegiatan yang lebih prduktif.
KEBIJAKAN
FISKAL DI NEGARA BERKEMBANG
Kebijakan makroekonomi
yang kedua adalah kebijakan fiskal, kebijakan pemerintah dalam bidang
pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk menciptakan tingkat
kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi. Tingkat produksi yang paling
maksimum yang dapat diciptakan tersebut dinamakan pendapatan nasional pada tingkat
kesempatan kerja penuh atau pada kapasitas penuh. Dalam keadaan di mana
seluruh pegeluaran suatu perekonomian adalah lebih besar dari kesanggupan
maksimal perekonomian itu memproduksi barang – barang, inflasi akan berlaku. Untuk
mencegah terjadinya kenaikan harga – harga ini, tingkat pengeluaran masyarakat
perlu di turunkan.
Bentuk
Fiskal Kebijakan dan Kesesuaiannya di Negara Berkembang
Dalam merealisasikan
tujuan itu pemerintah dapat melaksanakan salah satu atau gabungan dari dua
jenis kebijakan fiskal yang dapat dijalankan. Yang pertama adalah menaikan
pajak pendapatan rumah tangga. Kebijakan fiskal yang kedua adalah menguragi
pengeluaran pemerintah itu sendiri.
Di
Negara berkembang, masalah pengangguran tidak dapat diatasi dengan penurunan
tingkat pajak yang dikenakan kepada masyarakat dan dengan menaikkan pengeluaran
pemerintah. Di negra berkembang jumlah tenaga kerja sangat berlebihan kalau
dibandingkan dengan faktor – faktor lainnya. Di Negara maju sering kali
pemerintah harus menjalankan kebijakan anggaran belanja defirit untuk mengatsi
masalah pengangguran. Kebijakan fiskal yang biasanya dilakukan di Negara maju
harus di laksanakan dengan lebih berhati – hati di Negara berkembang. Oleh sebab
itu perubahan – perubahan dalam struktur perpajakan di Negara berkembang tidak
akan menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap perubahan tingkt pengeluaran
masyarakat. Pengaruh pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak dapat menguragi
gairah sektor industri untuk memperluas tingkat kegiatannya dan mendorong
mereka untuk membatalkan rencana – rencana penanaman modal yang baru.
Peranan
Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang
Kebijakn fiskal
yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber daya dalam
perekonomian adalah dengan memberikan perangsangan fiskal ( fiscal incentive ) kepada perusahaan –
peruahaan yang akan berusaha dalam beberapa bidang kegiatan tertentu atau di
daerah – daerah tertentu. Pendapatan pemerintah yang lebih tinggi ini
memungkinkannya untuk melakukan pembentukan modal yang banyak.
MEKANISME
PASAR DI NEGARA BERKEMBANG
Dalam bentuk
yang lebih spesifik analisis tersebut menilai pula kesesuaian berbagai aspek
teori mikroekonomi apabila digunakan untuk menganalisis tingkahlaku berbagai
kegiatan ekonomi di Negara berkembang.
Mekanisme
Pasar dan Efisiensi Kegiatan Ekonomi di Negara Berkembang
Menurut Boeke penduduk di Negara berkembang
memiliki sifat – sifat seperti di bawah ini :
1. Penduduk mempunyai permintaan yang
terbatas.
2. Usaha dan kegiatan mereka lebih di
tekankan untuk memenuhi keperluan social dan bukan untuk memenihi keperluan
ekonomi.
3. Masyarakat di Negara berkembang
kurang kurang mempunyai disiplin di dalam pekerjaan.
Adanya mobbilitas dan faktor –
faktor produksi mennyebabkan teori produktivitas majinal tidak dapat digunakan
untuk menjelaskan tentang alokasi sumber daya yang berlaku.
Penelitian sesudah masa perang
dunia II menunjukkan bahwa apabila ; (i)
keuntungan yang diperoleh oleh para petani cukup besar; (ii) resiko untuk
melaksanakan usaha tersebut tidak terlalu besar; (iii) para petani mengetahui
bagaiman cara mengerjakan cara yang baru tersebut.
Relevansi
Teori Mikroekonomi dan Sistem Pasar Bebas
Perkembangan
anlasis mengenai pembanguna ekonomi dalam merumuskan kebijakan pembangunan, adalah kritik – kritik yang
dinamakan oleh Myint sebagai : kritik terhadap relevansi teori mikro ekonomi
dan mekanisme pasar untuk menganalisis persoalan – persoalan pembangunan di Negara
berkembang. Mynit membedakan beberapa krtik mengenai relevansi mekanisme pasar
di Negara berkembang dalam empat golongan:
- Kritik yang pertama menekankan bahwa terdapat perbedaan di antara tingkat kesempurnaan mekanisme pasar di Negara maju dan Negara berkembang.
- Kritik yang kedua didasarkan kepada pandangan bahwa masalah paling penting yang dihadapi negaa berkembang adalah kelebihan tengan kerja dan kekurangan sumber daya lain, terutama modal dan kekayaan alam.
- Kritik yang ketiga adalah didasarkan kepada pendangan bahwa Negara berkembang terperagkap dalam suatu keadaan seimbang yang sangat stabil pada tingakt pendapatn yang rendah.
- Kritik yang terakhir didasarkan kepada pandangan bahwa kekuatan – kekuatan dalam pasar bebas mempunyai kecenderungan untuk mengekalkan atau memperburuk keadaan ketidakseimbangan yang sekarang terdapat dalam pasar.
KESIMPULAN
Pada sektor
pemerintah, kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan RumahTangga dimana pemerintah menerima setoran pajak rumah
tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan. Dan untuk hubungan dengan
Perusahaan, pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha dan
Pemerintah
membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada. Pada sektor Dunia Internasional / Luar Negeri,
dimana Hubungan dengan RumahTangga adalah dunia internasional menyediakan
barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga. dan untuk Hubungan dengan
Perusahaan, dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis
perusahaan.
Negara
Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang berlangsung sejak beberapa
tahun yang lalu. Dimana Tingginya tingkat krisis yang dialami negeri kita ini
diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas
inflasi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin banyak
modal yang tidak di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
EKONOMI PEMBANGUNAN EDISI KEDUA
SADONO SUKIRNO
DAFTAR PUSTAKA
EKONOMI PEMBANGUNAN EDISI KEDUA
SADONO SUKIRNO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar