Senin, 06 Januari 2014

materi ekonomi pembangunan BAB 10 Kesesuain Kebijakan Ekonomi Konvensional Dalam Kebijakan Pembangunan_nisa



Kesesuain Kebijakan Ekonomi Konvensional Dalam Kebijakan Pembangunan

Dipihak lain, walaupun terdapat keperluan yang mendesak untuk mempercepat pembangunan ekonomi, Negara – Negara tersebut mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk melaksanakan pembangunan. Jumlah alat – alat modalnya masih terbatas, tingkat tabungan masyarakat relatif rendah, terdapat kekurangan yang serius dalam jumlah tenaga usahawan dan tenaga ahli lainnya yang sanggup mengembangkan kegiatan ekonomi, dan kegiatan ekonominya sebagaian besar tertumpu pada kegiatan pertanian yang produktivitasnya masih tetap rendah. Sifat – sifat ekonominya ini menghalagi Negara berkembanguntuk melaksanakan percepatan laju pembangunan.
Tingkat pertumbuhan penduduknya jauh lebih rendah dari Negara berkembang pada umumnya dan tingkat penangguran yang dihadapi tidaklah seburuk seperti yang terdapat di Negara berkembang. Menghadapi keadaan – keadaan, masalah – masalah, dan tujuan – tujuan kebijakan ekonomi yang berbeda di kedua golongan Negara ini, maka timbullah pertanyaan: dapatkah teori – teori yang konvensional, yaitu teori – teori ekonomi yang di gunakan untuk menganalisis masalah kebijakan ekonomi di Negara maju, digunakan di Negara berkembang ?

PANDANGAN POKOK ANALISIS MIKRO EKONOMI

Teori – teori yang mengenai perilaku masyarakat di berbagai aspek kegiatan ekonomi tersebut merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang sekarang dikenal sebagai teori mikro ekonomi. Dinamakan demikian karena corak analisisnya ditekankan kepada menelaah bagian – bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Teori mikroekonomi terutama menganalisis unsur – unsur yang paling kecil dalam suatu kegiatan perekonomian, seperti kegiatan para pembeli dan para penjual dalam suatu pasar, cara seseorang menentukan tingkat produksi, proses penentuan tingkat upah dalam suatu pasar tenaga kerja dan sebagainya.

Pola Analisis Mikroekonomi

Teori harga pada intinya menjelaskan tentang corak permintaan dan penawaran yang umum terdapat dalam suatu pasar, dan interaksi diantara keduanya dalam menentukan tingkat harga dan jumlah barang yang diperdagangkan. Aspek lain yang menjadi pokok persoalan dalam analisis mikroekonomi adalah analisis mengenai bentuk – bentuk pasar yang terdapat dalam masyarakat, analisisi mengenai proses produksi dan analisis mengenai faktor – faktor yang menentukan tingkat produksi yang paling menguntungkan pada suatu perusahaan. Dan aspek penting dalam teori mikroekonomi adalah masalah distribusi pendapatan di antara berbagai faktor produksi.




Pemisalan – Pemisalan Yang Digunakan

Pertama           : sebagai pembeli, masyarakat akan berusaha membeli sebanyak – banyaknya barang dengan sjumlah barang tertentu.
Kedua              :            sebagai pemilik faktor – faktor produksi mereka akan berusaha untuk memperoleh pendapatan yang maksimal dari tenaga dan keahlian yang mereka tawarkan.

Selanjutnya mikro ekonomi akan memisalkan pula bahwa setiap pelaku dalam perekonomian tersebut ; (i) Pada setiap waktu mengetahui peristiwa – peristiwa yang terjadi di pasar, (ii)Mempunyai mobilitas yang sangat tinggi sehingga mudah menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi di pasar .
menurut ahli ekonomi yang telah menciptakan dasar – dasar teori mikroekonomi, apabila pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan perekonomian –yang berarti sistem mekanisme pasar sajalah yang menjadi pengaturnya-maka perekonomian akan berkembang secara optimal dan akan selalu mencapai tignkat kesempatan kerja penuh. Mekanisme pasar akan menciptakan pula tingkat laju pembangunan yang maksimal.

Teori Mikroekonomi dan Masalah Pengangguran

     Disamping perbedaan dalam ruang lingkup analisis mereka, teori makroekonomi dan mikroekonomi juga berbeda dalam pandangan mengenai peranan pemerintah dalam perekonomian. Dalam teori makroekonomi dianggap mekanisme pasar tidak dapat selalu menciptakan efisiensi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu, pemerintah selalu harus campur tangan dalam suatu perekonomian. Campur tangan itu diperlukan untuk menjamin agar tingkat kesempatan kerja penuh dan tingkat kestabilan ekonomi dapat selalu tercipta. Campur tangan tersebut terutama dijalankan dengan melaksanakan kebijakan fisikal dan moneter; dan mereka dilaksnakan dengan tujuan agar keadaan ekonomi yang stabil dantingkat pengangguran yang rndah dapat diciptakan.

Pandangan Pokok Analisis Makroekonomi

Depresi yang sangat serius yang terjadi pada akhir tahun 1920-an dan permulaan tahun 1930-an, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga kerja dan alat – alat produksi yang sangat tinggi, membuktikan bahwa kemerosotan sesuatu perekonomian dapat juga ditimbulkan oleh kekuranagan permintaan masyarakat. Depresi yang sangat serius, yang di mulai pada akhir tahun 1920-an di Amerika Serikat dan melanda dunia pada permulaan tahun 1930-an, merupakan bukti dari ketidakbenaran pandangan tersebut. Maka dalam teori makroekonomi analisis lebih ditekankan kepada menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat dalam perekonomian.

Penentu Kegiatan Ekonomi : Perbelanjaan Agregat

Apabila permintaan dalam perekonomian bertambah para pengusaha akan menambah produksi mereka. Sebaliknya, apabila permintaan berkurang, maka para pengusaha akan mengurangi kegiatan mereka. Apabila permintaan sangat tinggi, semua pengusaha akan menambah produksi mereka yang selanjutnya akan mempertinggi pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja.
Berdasarkan pada sifat – sifatnya, pengeluaran seluruh masyarakat dibedakana dalam lima golongan :
1.     Pengeluaran seluruh rumah tangga
2.    Penanaman modal oleh para pengusaha
3.    Pengeluaran pemerintah
4.    Ekspor luar negeri
5.    Dan impor luar negeri

Pengeluaran rumah tangga menimbulkan akibat yang berbeda daripada pengeluaran impor terhadap pendapatan nasiona. Sedangkan kalau impor bertambah, pendapatan nasional akan semakin berkurang karena pembelanjaan masyarakat dilakukan pada barang yang diproduksi diluar negeri.
Ketiga faktor lainnya, yaitu penanaman modal oleh perusahaan – perusahaan, pengeluaran pemerintah , dan ekspor ditentukan oleh faktor – faktor lain di luar pendapatan masyarakat. Tingkat penanaman modal terutama ditentukan oleh suku bunga; penegeluaran pemerintah ditentukan oleh pertimbangan politik dan usaha untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh yang diikuti oleh stabilitas harga ( full employment without inflation ) ; dan ekspor ditentukan oleh keadaan permintaan di luar negeri serta daya saing produksi negara di pasaran dunia.

Perubahan Perbelanjaan Agregat dan Multipliner

Apabila terjadi kenaikan harga dalam pengeluaran, maka akan tercipta tambahan pendapatan masyarakat, dan pendapatan nasional akan mengalami kenaika. Kenaikan pendapatan masyarakat ini akam menambah pengeluaran pada masa berikutnya. Tambahan pengeluaran ini akan menciptakan pertambahan baru dalam pendapatan masyarakat dan epada pendapatan nasional; dan tambahan pendapatan baru ini kemudian akan menyebabkan pula pertambahan pengeluaran lebih lanjut.
Untuk mengetahui besarnya pertambahan pendapatan nasional yang diakibatkan oleh pertambahan sejumlah tertentu pengeluaran dalam proses multipliner yang timbul sesudahnya, digunakan persamaan multipliner berikut :

Bentuk Kebijakan Pemerintah

Fungsi pemerintahan dalam melakuakn campur tangan dalam perekonomian adalah untuk mengatasi kedua masalah tersebut, yaitu pemerintah harus berusaha menciptakan tingkat kesempatan kerja penuh tanpa menimbulkan inflasi. Dua alat kebijakan dapat digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut : kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dengan adanya dua kebijakan tersebut pemerintah haruslah berusaha untuk : (i) menyesuaikan tingkat pengeluaran sehingga keseluruhan pengeluaran dalam perekonomia akan mencapai atau mendekati tingkat pendapatana nasional pada tingkat kesempatan kerja penuh ; (ii) mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat agar sesuai atau pada tingkat yang menjamin tercapainya tingkat kesempatan kerja penuh.

PROSES MULTIPLINER DI NEGARA BERKEMBANG

Yang Diramalkan dalam Proses Multipliner

 Besarnya pertambahan pengeluaran yang perlu dilakukan agar tingkat kesempatan kerja penuh dapat dicapai tergantung kepada dua faktor : besarnya kecondongan konsumsi marjinal dan besarnya jurang di antara pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan pendapatan nasional yang sekarang tercapai. Makin tinggi kecondongan konsumsi marjinal, makin besar multipliner yang akan diciptakan oleh sejumlah pertambahan dalam pengeluaran.Teori makroekonomi didasarkan kepada pandangan bahwa perubahan dalam tingkat pendapatan nasional beruhubungan erat dengan perubahan dalam tingkat kesempatan kerja.

Proses Multipliner dalam Kenyataan

Di negara berkembang pengeluaran yang berlebihan mungkkin akan mengakibatkan inflasi walupun dalam pereokonomian tersebut masih terdapat banyak pengangguran. Menurut teori multipliner, pertambahan pengeluaran yang dilakukan masyarakat akan menambah pendapatan segolongan masyarakat lainnya. Golongan masyarakat yang belakangan ini akan menggunakan sebagian  besar dari pendapatan tersebut untuk konsumsi. Pengeluaran ini akan menyebabkan segolongan masyarakat lainnya menerima pendapatan dan mereka juga akan menggunkan sebagian besar dari pendaptan tersebut untuk membeli barang – barang keperluan mereka.
Dalam analisis makroekonomi selanjutnya juga dianggap bahwa sektor perusahaan bersifat responsif terhadpat rangsangan – rangsangan yang terjadi di pasar. Di samping itu berbagai faktor sosial, ekonomi, dan politik adakalanya sangat menghambat terwujudnya responsif yang sama sifatnya dengan di negara maju apabila terjadi pertambahan yang besar dalam permintaan.
Terbatasnya respons para petani terhadap rangsangan – rangsangan yang terdapat di pasar disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor – faktor  yang terpenting antara lain adalah, pertama, harga – harga hasil pertanian pada umumnya jauh lebih baik tidak stabil apanila dibandingkan dengan harga – harga barang industri. Kedua , tenaga kerja disektor pertanian mempunya pengetahuan yang lebih terbatas apabila dibandingkan pengusaha – pengusaha di sektor moderen.
Di sektor industri, para pengusaha mempunya reaksi yang lebih sensitif terhadap perubahan – perubahan di dalam pasar kalau dibandingkan denga para produsen di sektor pertanian. Tetapi respons mereka tingkatnya tidaklah seperti yang berlaku di negara maju. Beberapa faktor dapat menimbulkan keadaan demikian, seperti ; kesukaran untuk memperoleh tenaga ahli yang dapat menjalankan alat – alat produksi produsen moderen dengan efisien, kesukaran untuk memperoleh tenaga pimpinan perusahaan yang dapat memimpin perusahaan dengan menguntungkan ; lebih terbatasnya kesanggupa untuk mengembangakan teknologi yang akan memperbaiki efisiensi dan mutu produksi, dan adakalanya juga terdapat kesukaran untuk meperoleh valuta asing yang diperlukan untuk mengimpor bahan mentah dan barang – barang modal untuk mengembangkan industri – industri.

Syarat agar Proses Multipliner Berjalan dengan Baik

  1. Dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran dan para pengangguran ini bukan saja terdiri dari tenaga kerja yang biasa, tetapi juga tenaga kerja terdidik, tenaga usahawan dan tenag kerja yang berpengalaman di bidang industri.
  2. Berbagai jenis industri, terutama industri barang – barang konsumsi, masih mempunyai kelebihan kapasitas dan dapat dengan mudah memperbesar tingkat produksinya.
  3. Bahan – bahan mentah yang diperlukan oleh industri – industri terssebut dapat diperoleh dengan mudah, sehingga tidak akan menjadi hambatan dalam usaha menaikkan produksi.
  4. Barang – barang yang diproduksika di dalam negeri mempunya kualitas yang sama baiknya dengan barang – barang yang diimpor dari luar negeri.

KELEMAHAN – KELEMAHAN LAIN ANALISIS MAKROEKONOMI

        Salah satu alasan lain  yang menyebabkan analisis makroekonomi digunakan lebih berhati-hati di Negara berkembang adalah analisis lebih menekan kepada menelaah masalah-masalah ekonomi yang digunakan dalam jangka pendek.ini berbeda dengan corak analisis yang di gunakan di Negara berkembang.analisi yang di gunakan pada Negara berkembang lebih menekankan kepada analisis kepada masalah-masalah pembangunan.




Analisis merupkan analisis jangka pendek

        Bahwa analisis makroekonomi pada dasarnya merupakan analisis jangka pendek,dapat di buktikan kepada pemisalan yang di buat dalam teori tersebut.dari sifat-sifat analisis dapat di simpulkan antaralain memisalakan antaralainmemisalkan dapat keadaan-keadaan berikut;kapasitas alat-alat produksi tetap,jumlah tenaga kerja tidak berubah,dan tidak terdapat perbaikan dalam tingkat teknologi yang digunakan.

Tidak menganalisis factor non-ekonomi

        Tidak terdapt analisi mengenai pengruh keadaan social,struktur social,suasana politik,nilai-nilai hidup,corak pandangan masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap kegiatan masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap  kegiatan ekonomi meruapakan kelemahan lain dari makroekonomi.

Kurang memperhatikan sector luar negri

        Dalam analisis makroekonomi penanaman modal oleh pengusaha di pandang sebagai sector penting menentukan tingkat kegiata ekonomi. Sedangkan factor luar negri tidak memegang peranan sperti penanaman modal.

KEBIJAKAN EKONOMI MONETER DI NEGARA BERKEMBANG
    
Sebagai akibat dari kurang sempurnya analisis makroekonomi dalam menggambarkan corak kegiatan ekonomi di Negara berkemabang, maka kebijakan yang dikemukakan dalam teori makroekonomi mempunyai kemampuan yang lebih terbatas dalam mengatasi masalah – masalah ekonomi yang dihadapi.

Kelemahan Instusi Keuangan di Negara Berkembang

Satu pemisalan penting lain yang digunakan sebagai titik tolak dalam analisis makroekonomi adalah perekonomian merupakan suatu kegiatan masyarakat yang menjalankana kegiatan tukar – menukar secara efisien. Dilam perekonomian yang mempunyai sifat – sifat demikian tingkat pengeluaran masyrakat yang di ataur dengan mempengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau dengan mempengaruhi suku bunga. Kebijakan pemerintah tujuan demikian dinamakan kebijakan moneter. Ia dapat membedakan dalam beberapa jenis kebijakan : (i) mengubah tingkat cadangan minimal bank – bank komersil; (ii) mengubah suku bunga dari pinjaman bang sentral kepada bank – bank komersil; (iii) mengadakan operasi pasar terbuka;  dan (iv) menentukan prioritas jari jenis – jenis pinjaman yang dapat diberikan oleh bank – bank komersil kepada para langganan mereka (selective credit control ).
     Kebijakan moneter yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah menguragi tingkat cadangan minimum, menurunkan suku bunga dan membeli surat – surat berharga dari masyarakat.
Di Negara berkembang kebijakan moneter yang demikian mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mempengaruhhi perubahan penawaran uang dan pengeluaran masyarakat. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan keadaan ini, yaitu :
1.      Bank – bank komersil pada umumnya memiliki cadangan yang berlebihan.
2.      Kelebihan dalam cadangan menyebabkan bank – bank komersil jarang sekali meminjam dari bank sentral.
3.      Pasar uang dan pasar modal masih belum sempurna keadaannya di Negara berkembang.
4.      Sistem bank belum mencapai tingkat perkembangan yang tinggi.

Peranan  kebijakan Moneter di Negara Berkembang

Kebijakna moneter masih tidak besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Pertambahan penduduk dan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari usaha dan kegitan pembangunan menyebabkan dari tahun – ketahun penawaran uang harus bertambah. Tugas kebijakan moneter pada umumnya jauh lebih berat dan rumit di bandingkan d Negara maju. Ada beberapa faktor.  Pertama, tugas untuk menciptakan penawaran uang yang cukup sehingga pertambahan dapat selalu selaras dengan jalannya pembangunan yang memerlukan disiplin kuat di kalangan pungusaha moneter dan  juga pemerintah. Kedua,  bank sentral di Negara berkembang harus secara lebih teliti dan berhati – hati mengawasi perkembangan penerimaan valuta asing dn mengawasi kegiatan dalam sektor luar negeri ( ekspor dan impor ).
     Akhirnya tugas kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepat proses pembangunan dalam pengembangan lebih lanjut badan – badan keuangan yang telah ada di Negara berkembang. Pembangunan ekonomi memerlukan modal, dan modal tersebut antara lain berasal dari masryarakat. Badan – badan keuangan dapat membantu mempertinggi pembentukan modal dari suatu masyarakat, yaitu denga mendorong masyarakat melakukan tabungan di dalam badan – badan keuanga, dan selanjutnya mengalirkan tabungan  ini kepada para pengusaha. Di samping itu kebijakan moneter harus menjalakan langkaaahhh – langkah yaaaggg menjamin agar modal atau tabungan yang dikupulkan dapat diarahkan penggunaannya kepada kegiatan – kegiatan yang lebih prduktif.





KEBIJAKAN FISKAL DI NEGARA BERKEMBANG

Kebijakan makroekonomi yang kedua adalah kebijakan fiskal, kebijakan pemerintah dalam bidang pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi. Tingkat produksi yang paling maksimum yang dapat diciptakan tersebut dinamakan  pendapatan nasional pada tingkat kesempatan kerja penuh atau pada kapasitas penuh. Dalam keadaan di mana seluruh pegeluaran suatu perekonomian adalah lebih besar dari kesanggupan maksimal perekonomian itu memproduksi barang – barang, inflasi akan berlaku. Untuk mencegah terjadinya kenaikan harga – harga ini, tingkat pengeluaran masyarakat perlu di turunkan.

Bentuk Fiskal Kebijakan dan Kesesuaiannya di Negara Berkembang

Dalam merealisasikan tujuan itu pemerintah dapat melaksanakan salah satu atau gabungan dari dua jenis kebijakan fiskal yang dapat dijalankan. Yang pertama adalah menaikan pajak pendapatan rumah tangga. Kebijakan fiskal yang kedua adalah menguragi pengeluaran pemerintah itu sendiri.
     Di Negara berkembang, masalah pengangguran tidak dapat diatasi dengan penurunan tingkat pajak yang dikenakan kepada masyarakat dan dengan menaikkan pengeluaran pemerintah. Di negra berkembang jumlah tenaga kerja sangat berlebihan kalau dibandingkan dengan faktor – faktor lainnya. Di Negara maju sering kali pemerintah harus menjalankan kebijakan anggaran belanja defirit untuk mengatsi masalah pengangguran. Kebijakan fiskal yang biasanya dilakukan di Negara maju harus di laksanakan dengan lebih berhati – hati di Negara berkembang. Oleh sebab itu perubahan – perubahan dalam struktur perpajakan di Negara berkembang tidak akan menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap perubahan tingkt pengeluaran masyarakat. Pengaruh pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak dapat menguragi gairah sektor industri untuk memperluas tingkat kegiatannya dan mendorong mereka untuk membatalkan rencana – rencana penanaman modal yang baru.

Peranan Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang

Kebijakn fiskal yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber daya dalam perekonomian adalah dengan memberikan perangsangan fiskal ( fiscal incentive ) kepada perusahaan – peruahaan yang akan berusaha dalam beberapa bidang kegiatan tertentu atau di daerah – daerah tertentu. Pendapatan pemerintah yang lebih tinggi ini memungkinkannya untuk melakukan pembentukan modal yang banyak.




MEKANISME PASAR DI NEGARA BERKEMBANG

Dalam bentuk yang lebih spesifik analisis tersebut menilai pula kesesuaian berbagai aspek teori mikroekonomi apabila digunakan untuk menganalisis tingkahlaku berbagai kegiatan ekonomi di Negara berkembang.

Mekanisme Pasar dan Efisiensi Kegiatan Ekonomi di Negara Berkembang
Menurut Boeke penduduk di Negara berkembang memiliki sifat – sifat seperti di bawah ini :
1.      Penduduk mempunyai permintaan yang terbatas.
2.      Usaha dan kegiatan mereka lebih di tekankan untuk memenuhi keperluan social dan bukan untuk memenihi keperluan ekonomi.
3.      Masyarakat di Negara berkembang kurang kurang mempunyai disiplin di dalam pekerjaan.
Adanya mobbilitas dan faktor – faktor produksi mennyebabkan teori produktivitas majinal tidak dapat digunakan untuk menjelaskan tentang alokasi sumber daya yang berlaku.
Penelitian sesudah masa perang dunia  II menunjukkan bahwa apabila ; (i) keuntungan yang diperoleh oleh para petani cukup besar; (ii) resiko untuk melaksanakan usaha tersebut tidak terlalu besar; (iii) para petani mengetahui bagaiman cara mengerjakan cara yang baru tersebut.

Relevansi Teori Mikroekonomi dan Sistem Pasar Bebas

Perkembangan anlasis mengenai pembanguna ekonomi dalam merumuskan kebijakan  pembangunan, adalah kritik – kritik yang dinamakan oleh Myint sebagai : kritik terhadap relevansi teori mikro ekonomi dan mekanisme pasar untuk menganalisis persoalan – persoalan pembangunan di Negara berkembang. Mynit membedakan beberapa krtik mengenai relevansi mekanisme pasar di Negara berkembang dalam empat golongan:
  1. Kritik yang pertama menekankan bahwa terdapat perbedaan di antara tingkat kesempurnaan mekanisme pasar di Negara maju dan Negara berkembang.
  2. Kritik yang kedua didasarkan kepada pandangan bahwa masalah paling penting yang dihadapi negaa berkembang adalah kelebihan tengan kerja dan kekurangan sumber daya lain, terutama modal dan kekayaan alam.
  3. Kritik yang ketiga adalah didasarkan kepada pendangan bahwa Negara berkembang terperagkap dalam suatu keadaan seimbang yang sangat stabil pada tingakt pendapatn yang rendah.
  4. Kritik yang terakhir didasarkan kepada pandangan bahwa kekuatan – kekuatan dalam pasar bebas mempunyai kecenderungan untuk mengekalkan atau memperburuk keadaan ketidakseimbangan yang sekarang terdapat dalam pasar.  


KESIMPULAN

Pada sektor pemerintah, kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan RumahTangga dimana pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan. Dan untuk hubungan dengan Perusahaan, pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha dan
Pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada. Pada sektor Dunia Internasional / Luar Negeri, dimana Hubungan dengan RumahTangga adalah dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga. dan untuk Hubungan dengan Perusahaan, dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan.
Negara Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Dimana Tingginya tingkat krisis yang dialami negeri kita ini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang tidak di gunakan.


DAFTAR PUSTAKA
EKONOMI PEMBANGUNAN EDISI KEDUA 
SADONO SUKIRNO 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar