Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Faktor-faktor yang Menentukan
Pertumbuhan
Bab ini akan membahas teori-teori
yang menerangkan faktor-faktor yuang menimbulkan dan menentukan lajunya
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Kebanyakan dari teori-teori tersebut sudah
dikemukakan sebelum para ahli ekonomi mulai tertarik kepada masalah-masalah
pembangunan di Negara berkembang. Satu-satunya kecualian adalah teori
Neo-Klasik. Teori tersebut baru mulai dikemukakan pada tahun 1950-an,jadi
hamper bersamaan dengan berkembangnya perhatian ahli-ahli ekonomi terhadap
masalah-masalah pembangunan di Negara berkembang. Teori-teori pertumbuhan utama
yang sudah dikemukakan pada masa sebelumnya adalah teori pertumbuhan ahli-ahli
ekonomi Klasik, teori Schumpeter mengenai pembangunan ekonomi,dan teori
Harrod-Domar.
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN AHLI EKONOMI KLASIK
Dalam sejarah pemikiran ekonomi
para penulis pada bagia kedua abad ke 18 dan permulaan abad ke 20 lazim
digolongkan sebagai kaum Klasik. Kaum klasik dibedakan menjadi dua golongan:
(i) yang disebut golongan klasik saja-dan merupakan ahli-ahli ekonomi yang
mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870;dan (ii) kaum Neo-Klasik yang
merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sesudah tahun tersebut. Termasuk golongan pertama
adalah Adam Smith,David Ricardo,Robert Malthus,dan John Stuart Mill. Sedangkan
golongan yang kedua adalah Carl Menger Wicksel. Dari kedua golongan ekonomi
klasik tersebut,kaum Neo-Klasik merupakan ahli yang banyak mencurahkan
perhatian kepada sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pensek dan
sedikit sekali menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi. Dari pandangan ini
selanjutnya mereka berpendapat bahwa pembangunan ekonomi,walaupun berjalan
dengan lancer dan teratur.
Ahli-ahli
ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah pembangunan,terutama
ingin mengetahui tentang sebab-sebab
perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan corak proses
pertumbuhannya. Dalam membahas kedua persoalan ini mereka mempunyai pandangan
yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.
Pandangan
Adam Smith
Adam Smith ternyata bukan saja
terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali
mengemukakannya pentingnya kebijakan laissez-faire,tetapi
juga merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada
masalah pembangunan,seperti dapat dilihat dari judul bukunya, An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations. Mengenai factor yang menentukan pembangunan,Smith
berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperluas
pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam
perekonomian tersebut. Sebagai akibat
dari spesialisasi yang terjadi,maka tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah
tinggi.
Mengenai
corak proses perumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa apabila pembangunan
sudah terjadi,maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara
kumulatif. Apabila pasar berkembang,pembagian kerja dan spesialisasi akan
terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas.
Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkrmbangan tersebut dan
perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa, yang terjadi
bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan
nasional,akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Maka
perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke
masa pendapatan perkapita akan terus bertambah tinggi.
Pandangan
Ricardo dan Mill
Pandangan Smith mengenai pola
proses pembangunan yang sangat optimis
di atas sangat bertentangan dengan pendapat Ricardo dan Malthus,yang mempunyai
pandangan yang lebih pesimis tentang akhir
dari proses pembangunan dalam jangka panjang.
Kedua ahli ekonomi Klasik ini berpendapat bahwa dalam jangka panjang
perekonomian akan mencapai stationary
state atau suatu keadaan dimana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama
sekali. Menurut Smith,yang belum menyadari hukum
hasil lebih yang makin berkurang,perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena ia akan
memperluas pasar. Sedangkan menurut Ricardo dan Malthus,perkembangan penduduk
yang berjalan dengan cepat akan
memperbesar jumlah penduduk hingga menjadi dua kali lipat dalam waktu satu
generasi,akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih
rendah. Menurut Ricardo,pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.
Pada permulaanya jumlah penduduk rendah
dan kekayaan alam relative cukup banyak.
2. Sesudah
tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan bertambah, maka
upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk.
3. Sesudah
tahap tersebut,tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada
tingkat yang minimal
BeberapaKesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum Klasik dalam garis besarnya
mengemukakan pandangan berikut:
1. Tingkat
perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat factor,yaitu jumlah
penduduk,jumlah stock barang-barang modal,luas tanah,dan tingkat teknologi yang
dicapai.
2. Pendapatan
nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis
pendapatan,yaitu:upah para pekerja,keuntungan para pengusaha,dan sewa tanah
yang diterima pemilik tanah.
3. Kenaikan
upah akan menyebabkan pertambahan penduduk.
4. Tingkat
keuntungan merupakan factor yang menentukan besarnya pembentukan modal;apabila
tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan
perekonomian akan mencapai tingkat stationary
state.
5. Hukum
hasil yang lebih makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga
mengakibatkan,tanpa adanya kemajuan teknologi,pertambahan penduduk akan
menurunkan tingkat upah,menurunkan tingkat keuntungan,akan tetapi menaikan
tingkat sewa tanah.
Gambaran
Grafis Teori Pertumbuhan Klasik
Dengan
menggunaka gambar teori pembangunan kaum Klasik di atas dapat ditunjukkan.
Perhatikan Gambar 11.1 dan Gambar 11.2.
Tahap
1 merupakan thap dimana produksi marjinal menjadi bertambah besar apabila
penduduk bertambah. Tahap II adalah tahap dimana produksi marjinal
mencapainilai maksimal dan mulai menurun jika penduduk bertambah. Tahap III
adalah tahap dimana produk marjinal besarnya lebih rendah dari produksi perkapita. Batas antara tahap II dan
III merupakan tingkat pembangunan di mana pendapatan atau produksi perkapita mencapai nilai yang
maksimal. Batas antara tahap III dan IV
adalah tingkat pertumbuhan di mana pendapatan nasional atau produksi
nasional mencapai tingkat yang paling maksimal. Pada tahap IV produksi total
mengalami penurunan dan makin lama makin kecil.
GAMBAR 11.1 Fungsi Produksi
GAMBAR 11.2 Proses Pertumbuhan dan
Distribusi Pendapatan
Proses
pembangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 11.1 dapat pula
dilihatmenggunakan Gambar 11.2. dalam Gambar 11.2 garis MR menunjukan nilai
produksi tambahan yang diciptakan oleh seorang pekerja yang baru. Berlakunya
hukum hasil lebih yang makin berkurang menyebabkan nilai MR bertambah rendah
apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan bertambah besar. Garis AR menunjukan
nilai pendapatan rata-rata.
Pandangan Ahli Ekonomi Klasik Lain
Ahli
ekonomi Klasik lainnya yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah
pembangunan adalah John Stuart Mill. Mill sependapat dengan Adam Smith bahwa
spesialisasi atau pembagian pekerjaan akan meninggikan keahlian pekerja,
memperbaiki organisasi produksi, dan mendorong dilakukannya inovasi sehingga
akan meninggikan tingkat produktivitas dan memperlancar pembangunan ekonomi.
Seperti Smith, Mill juga berpendapat bahwa luasnya spesialisasi dibatasi oleh
luasnya pasar.
Salah
satu dari beberapa sumbangan penting Mill pada analisis pembangunan ekonomi
adalah analisisnya mengenai peranan faktor – faktoe bukan ekonomi terhadap
pembangunan. Faktor – faktor tersebut adalah kepercayaan masyarakat, kebiasaan
berfikir, adat istiadat, dan corak institusi yang ada. Mill beryakinan bahwa
faktor – faktor tersebut merupakan faktor penting yang menyebabkan ketiadaan
pembangunan di Asia dan meramalkan bahwa faktor – faktor tersebut akan
mengundurkan permulaan pembangunan di daerah tersebut untuk beberapa generasi
mendatang. Selanjutnya ia berpendapat, supaya pembangunan tercipta perlu ada
golongan masyarakat yang kreatif, yang akan bertindak sebagai pencita perubahan
– perubahan. Tetapi, walaupun ia menyadari pentingnya peranan para pengusaha
dalam mengembangkan kegiatan ekonminya, Mill tidak menekankan peranan golongan
pengusaha yang inovaif dalam pembangunan.
Tingkat
pengetahuan suatu masyarakat merupakan faktor lain yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Menurut Mill
tingkat perkembangan pengetahuan pada suatu masa tertentu berfungsi sebagai
faktor yang menentukan taraf kemajuan kegiatan industri pada waktu tersebut. Berkaitan
dengan pendangan – pandangan di atas,
selanjutnya Mill berpendapat bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua
jenis perbaikan: perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan
yang menghapuskan hambatan – hambatan pembangunan yang diciptakan manusia.
TEORI SCUHMPETER: PERANAN PENGUSAHA
DALAM PEMBANGUNAN
Jadi
pendapat Scuhmpeter tidak berbeda dengan pandangan kebanyakan ahli ekonomi
Klasik, yang juaga meramalkan bahwa
dalam jangaka panjang proses pembangunan ekonomi akan mengalami keadaan yang
demikian. Bagaimana, menurut Scumhpeter, tingkat stagnasi itu akan terjadi akan
dibahas lebih lanjut kemudian. Terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa
pendapat yang Scumhpeter yang menjadi titik tolak analaisisnya mengenai
pembangunan dan naik turunnya tingkat kegiatan ekonomi.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Scuhmpeter
tidak sependapat dengan pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang menganggap
bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual da
berjalan secara harmonis. Menurt pendapatnya, pertambahan pendapatan Negara dari
masa ke masa, perkembangananya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan
oleh besarnaya kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang
menguntukngkan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Pandangan Scumhpeter
ini sangat sama dengan Marx, yang juga berpendapat bahwa perkembangan ekonomi
tidak selalu harmonis dan lancar, melaikan selalu mengalami kemunduran –
kemunduran ditengah – tengah kemajuan yang dicapai.
Pembaharuan
– pembaharuan yang dapat diciptakan oleh para pengusaha dapat di bedakan alam
beberapa bentuk:
1. Memperkenalkan
suatu barabg baru
2. Penggunaan
cara baru dalam memproduksi barang
3. Memperluas
pasar sesuatu barang kedaerah – daerah baru
4. Mengembangkan
sumber bahan mentah baru
5.
Mengadakan reorganisasi dalam suatu
perusahaan atau industri
Proses
Pembanguna yang Berlaku
Sekarang tibalah masanya untuk
membahas pandangan Scumhpeter mengenai jalanya proses pembangunan ekonomi. Menuurt
Scumhpeter, penanaman modal dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi dua
golongan: penanman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh.
Sesudah proses perkembangan pada
masa berikutnya akan muncul kekuatan – kekuatan yang akan menimbulkan depresi
dalam perekonomian tersebut. Kekuataan – kekuatan tersebut antara lain adalah,
pertama, bersumber dari kegagalan beberapa pengusaha lama untuk bersaing danag
perusahan – perusahan yang mengadakan pembaruan, dan menyebabkan mereka
kehilangan pasaran.
Proses
Pertumbuhan Dalam Jangka Panjang
Alasan yang dikemukakan oleh
Scuhmpetr untuk menjelaskan terjadinya keadaan tersebut dapat dibedakan dalam
dua aspek.dalam bukunya business Cycle ,
ia sependapat dengan pandangan Hansen yang berkenyakina bahwa:
1. Adalah
tidak terbukanya kesempatan untuk menanam modal yang menguntuk ngakan sebagai
akibat perkembangan penduduk yang lambat
2. Makin
terbatsanya daerah fromtiers
3.
Berkembangnya pembaharuan – pemabaharuan
yang bersifat menghemat modal, merupakan
actor – faktor penting yang menimbulkan keadaan stagnasi dalam perekonomian
Perubahan – perubahan yang sangat
mengurangi peranan para pengusaha dapat dibedakan: dalam tiga golongan.
1. Perkembangan
ekonomi akan menyebabkan kegiatan pembaharuan dan pengembangan teknologi
menjadi peristiwa yang rutin
2. Pembangunan
ekonomi yang akan menghancurkan rangka dasar institusional system kapitalisme
yaitu mordenisasi akan menciptakan perusahaan raksaa yang dipimpin oleh
pimpinan perusahaan professional
3.
Pembangunan ekonomi akan menyebabkan system
politik dan pemerintah yang menjadi dasar system kapitalisme yaitu system kerajaan
dan tuan tanah mengalami kehancuran dan digantiakan oleh system pemerintahan
dan politik yang dikuasai oleh saudagar, pemilik modal, dan industrialis.
TEORI
HARROD-DOMAR: SYARAT UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN MANTAP ( STEADY GROWTH)
Teori tersebut pada intinya
menganalisis persoalan berikut syarat
apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta daalm perekonomian
untuk menjamin agar dari tahun ketahun
kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman
modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.
Peranan
Investasi Dalam Perekonomian
Menurut pendapat kaum Klasik,
pembentukan modal merupakan suatu pengeluaran yang akan menanbah kesanggupan
suatu masayarakat untuk meningkatkan produksi. Keadaan yang sebaliknya terdapat
dalam analis Keynes, yaitu ia mengabaikan sama sekali peranan pembentukan modal
sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi kesanggupan sektor perusahaan untuk
menghasilkan barang – barang yang diperlukana masyarakat. Teori Harrod-Donar memperhatiakn kedua fungsi dari
pembentukan modal tersebut dalam kegiatan ekonomi. Sesuaia dengan pendapat
Keynes teori Harrod-Domar menganggap pula bahwa pertambahan dalam kesanggupan
memperodukasi ini tidak secara sendiriya akan menciptakan pertambahan produksi dan
kenaikan pendapata nasional.
Pemisalan
– Pemisalan Yang Digunakan
Teori Harrod-Domar menggunakan
beberapa pemisalan:
1. Pada
taraf permulaan perekonomian telah mencapai tinggkat kesempatan kerja penuh dan
barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
2. Perekonomian
tersebut terdiri dari dua sektor yaitu, sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
3. Besarnya
tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,
dan keadaan ini berarti bahwa fungsi tabuangan
dimulai dari titik nol.
4.
Kecondongan menabung marjianl besarnya
tetap, dan begitu juga perbandingan antara modal dengan jumlah produksi.
Syarat
Untuk Mencapai Steady Growth
Penanaman modal yang dilakuakan
masyarakat dalam suatu waktu tertentu digunakan untuk dua tujuan: untuk
mengangti barang – barang modal yang tidak dapat digunakan lagi dan untuk
memperbesar jumlah barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat. Dalam memperbandingkan
jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang dilakukan, akan
diperoleh dua macam nilai. Nilai pertama adalah perbandingan antara seluruh
tambahan produksi yang diciptakan dalam suatu tahun tertentu oleh sejumlah
penanaman modal. Nilai kedua dari perbandingan antara jumlah produksi dengan
penanaman modal yang dilakuakan. Pertambahan kesanggupan barang – barang modal
untuk menghasilkan barang – barang tidak secara otomatis mencipatakan
pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional.akan terdapat jurang
antara penanaman modal yang dilakukan dan penanaman modal yang diperlukan untuk
menjamin terapainya tingkat kapasitas penuh dari barang - barang modal. Dengan demikian pandangan lain
dari teori Harrod-Domar dapat dirumuskan secara berikut:
1. Apabila
penanaman modal le bih rendah dari yang seharusnya, maka pereekonomian tersebut
akan mengalami depresi, dan sebaliknya
2. Apabila
penanaman modal yang sebenarnya dilakukan adalah lebih besar dari pada
penanaman yang diperlukan untuk menjamin tercapainya kapasitas penuh dalam
penggunaan barang – barang modal yang tersedia.
Dapatkah Steady Growth Tetap Diwujudkan
?
Hipotesis
terpenting yang menjelaskan mengenai sebab- sebab timbulnya stagnasi abadi
dalam perekonomian yang usdah sangat maju juga dikemuakan oleh Hansen. Ia berpendapat
bahwa tingkat penanaman modal yang selalu berada di bawah tingkat tabungan pada
tingkat kapasitas barang – barang modal yang maksimal, timbul sebagai akibat
dari beberapa faktor:
1. Berlakunya
perkembangan tekologi yang bersifat menghemat modal ( capital saving
innovation)
2. Pertambhan
penduduk yang sangat lambat
3.
Berkurangnya “ forntiner spirit, yaitu
keinginan untuk mengembangkan daerah dan kekayaan alam yang baru.
PERTUMBUHAN
NEO-KLASIK: MENENTUKAN PERANAN BERBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN
Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang
serangkaian analisis mengenai pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada
pandangan ahli – ahli ekonomi kalsik.
Perbedaan
antara Teori Neo – Klasik dan Teori Harrod-Domar.
Dalam analisis Neo – Klasik,
permintaan masyarakat tidak menentukan laju pertumbuhan. Sampai dimana
perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor – faktor produksi
dan tingkat kemajuan teknologi.
Salah satu perbedaan lain antara teori Harrod-Damor dan teori
pertumbuhan Neo-Klasik adalah pemisalannya mengenai rasio modal. Sedangkan
dalam teori Neo-Klasik rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami
perubahan.
Penemuan
Teori Neo-Klasik
Teori Neo-Klasik bukanlah dalam
menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi
kepada kemungkinan menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris
dan menentukan peranan dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan
ekonomi.
BEBERAPA
KESIMPULAN
Sumbangan
Pemikiran Teori Pertumbuhan
Dari analisis faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa tingkat dan laju pertumbuhan
suatu perekonomian ditentukan oleh empat faktor:
1.
luas tanah (termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya),
2. jumlah
dan perkembangan penduduk,
3. jumlah stok modal dan perkembangannya dari
tahun ke tahun,dan
4.
tingkat teknologi dan perbaikannya dari
tahun ke tahun.
Relevansinya
untuk Negara Berkembang
Di dalam
hubungannya dengan memahami masalah pembangunan dan bentuk kebijakan
pembangunan di negara berkembang, teori-teori pertumbuhan memberikan sumbangan
berikut:
1.
Usaha-usaha untuk mempercepat
pembangunan ekonomi di negara berkembang akan dihambat oleh adanya jumlah
penduduk yang sangat banyak dan perkembangnnya yang sangat pesat.
2. Perbaikan
pada tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk dalam suatu negara memberikan
berbagai sumbangan positif dalam menciptakan dan mengusahakan pembangunan
ekonomi.
3. Peningkatan
dalam pembentukan modal akan dapat mempercepat proses pembangunan. Begitu juga
kemajuan teknologi yang digunakan dapat mempercepat pembangunan ekonomi.
4. Perbaikan
teknologi yang digunakan biasanya hanya dapat dilakukan dengan mengadakan
penanaman modal.
5. Teori
pertumbuhan klasik menyadari bahwa tanah dan kekayaan alam dapat juga
menentukan tingkat dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
6.
Para pengusaha yang inovatif sangat
penting peranannya dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.
nama bukunya apa?
BalasHapus