Rabu, 15 Januari 2014

materi ekonomi pembangunan BAB 11 Teori Pertumbuhan Ekonomi: Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan_nisa



Teori Pertumbuhan Ekonomi:
Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan


Bab ini akan membahas teori-teori yang menerangkan faktor-faktor yuang menimbulkan dan menentukan lajunya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Kebanyakan dari teori-teori tersebut sudah dikemukakan sebelum para ahli ekonomi mulai tertarik kepada masalah-masalah pembangunan di Negara berkembang. Satu-satunya kecualian adalah teori Neo-Klasik. Teori tersebut baru mulai dikemukakan pada tahun 1950-an,jadi hamper bersamaan dengan berkembangnya perhatian ahli-ahli ekonomi terhadap masalah-masalah pembangunan di Negara berkembang. Teori-teori pertumbuhan utama yang sudah dikemukakan pada masa sebelumnya adalah teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi Klasik, teori Schumpeter mengenai pembangunan ekonomi,dan teori Harrod-Domar.
TEORI-TEORI  PERTUMBUHAN AHLI EKONOMI KLASIK
Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis pada bagia kedua abad ke 18 dan permulaan abad ke 20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik. Kaum klasik dibedakan menjadi dua golongan: (i) yang disebut golongan klasik saja-dan merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870;dan (ii) kaum Neo-Klasik yang merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sesudah  tahun tersebut. Termasuk golongan pertama adalah Adam Smith,David Ricardo,Robert Malthus,dan John Stuart Mill. Sedangkan golongan yang kedua adalah Carl Menger Wicksel. Dari kedua golongan ekonomi klasik tersebut,kaum Neo-Klasik merupakan ahli yang banyak mencurahkan perhatian kepada sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pensek dan sedikit sekali menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi. Dari pandangan ini selanjutnya mereka berpendapat bahwa pembangunan ekonomi,walaupun berjalan dengan lancer dan teratur.
            Ahli-ahli ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah pembangunan,terutama ingin mengetahui tentang sebab-sebab  perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Dalam membahas kedua persoalan ini mereka mempunyai pandangan yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.
Pandangan Adam Smith
Adam Smith ternyata bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakannya pentingnya kebijakan laissez-faire,tetapi juga merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatian  kepada  masalah pembangunan,seperti dapat dilihat dari judul bukunya, An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Mengenai factor yang menentukan pembangunan,Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah  akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut.  Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi,maka tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah tinggi.
            Mengenai corak proses perumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi,maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang,pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkrmbangan tersebut dan perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama  dengan kenaikan dalam pendapatan nasional,akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Maka perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan perkapita akan terus bertambah tinggi.


Pandangan Ricardo dan  Mill
Pandangan Smith mengenai pola proses pembangunan  yang sangat optimis di atas sangat bertentangan dengan pendapat Ricardo dan Malthus,yang mempunyai pandangan  yang lebih pesimis tentang akhir dari proses pembangunan dalam jangka panjang.  Kedua ahli ekonomi Klasik ini berpendapat bahwa dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai stationary state atau suatu keadaan dimana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali. Menurut Smith,yang belum menyadari  hukum hasil lebih yang makin berkurang,perkembangan penduduk akan  mendorong pembangunan ekonomi karena ia akan memperluas pasar. Sedangkan menurut Ricardo dan Malthus,perkembangan penduduk yang  berjalan dengan cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga menjadi dua kali lipat dalam waktu satu generasi,akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Menurut Ricardo,pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
1.      Pada permulaanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative cukup banyak.
2.      Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk.
3.      Sesudah tahap tersebut,tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal
BeberapaKesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum Klasik dalam garis besarnya mengemukakan pandangan berikut:
1.      Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat factor,yaitu jumlah penduduk,jumlah stock barang-barang modal,luas tanah,dan tingkat teknologi yang dicapai.
2.      Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis pendapatan,yaitu:upah para pekerja,keuntungan para pengusaha,dan sewa tanah yang diterima pemilik tanah.
3.      Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk.
4.      Tingkat keuntungan merupakan factor yang menentukan besarnya pembentukan modal;apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state.
5.      Hukum hasil yang lebih makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan,tanpa adanya kemajuan teknologi,pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah,menurunkan tingkat keuntungan,akan tetapi menaikan tingkat sewa tanah.

Gambaran Grafis Teori Pertumbuhan Klasik
Dengan menggunaka gambar teori pembangunan kaum Klasik di atas dapat ditunjukkan. Perhatikan Gambar 11.1 dan Gambar 11.2.
Tahap 1 merupakan thap dimana produksi marjinal menjadi bertambah besar apabila penduduk bertambah. Tahap II adalah tahap dimana produksi marjinal mencapainilai maksimal dan mulai menurun jika penduduk bertambah. Tahap III adalah tahap dimana produk marjinal besarnya lebih rendah dari  produksi perkapita. Batas antara tahap II dan III merupakan tingkat pembangunan di mana pendapatan atau  produksi perkapita mencapai nilai yang maksimal. Batas antara tahap III dan IV  adalah tingkat pertumbuhan di mana pendapatan nasional atau produksi nasional mencapai tingkat yang paling maksimal. Pada tahap IV produksi total mengalami penurunan dan makin lama makin kecil.
GAMBAR 11.1 Fungsi Produksi
GAMBAR 11.2 Proses Pertumbuhan dan Distribusi Pendapatan
Proses pembangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 11.1 dapat pula dilihatmenggunakan Gambar 11.2. dalam Gambar 11.2 garis MR menunjukan nilai produksi tambahan yang diciptakan oleh seorang pekerja yang baru. Berlakunya hukum hasil lebih yang makin berkurang menyebabkan nilai MR bertambah rendah apabila jumlah tenaga kerja yang digunakan bertambah besar. Garis AR menunjukan nilai pendapatan rata-rata.
Pandangan Ahli Ekonomi Klasik Lain
Ahli ekonomi Klasik lainnya yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah pembangunan adalah John Stuart Mill. Mill sependapat dengan Adam Smith bahwa spesialisasi atau pembagian pekerjaan akan meninggikan keahlian pekerja, memperbaiki organisasi produksi, dan mendorong dilakukannya inovasi sehingga akan meninggikan tingkat produktivitas dan memperlancar pembangunan ekonomi. Seperti Smith, Mill juga berpendapat bahwa luasnya spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar.
Salah satu dari beberapa sumbangan penting Mill pada analisis pembangunan ekonomi adalah analisisnya mengenai peranan faktor – faktoe bukan ekonomi terhadap pembangunan. Faktor – faktor tersebut adalah kepercayaan masyarakat, kebiasaan berfikir, adat istiadat, dan corak institusi yang ada. Mill beryakinan bahwa faktor – faktor tersebut merupakan faktor penting yang menyebabkan ketiadaan pembangunan di Asia dan meramalkan bahwa faktor – faktor tersebut akan mengundurkan permulaan pembangunan di daerah tersebut untuk beberapa generasi mendatang. Selanjutnya ia berpendapat, supaya pembangunan tercipta perlu ada golongan masyarakat yang kreatif, yang akan bertindak sebagai pencita perubahan – perubahan. Tetapi, walaupun ia menyadari pentingnya peranan para pengusaha dalam mengembangkan kegiatan ekonminya, Mill tidak menekankan peranan golongan pengusaha yang inovaif dalam pembangunan.
Tingkat pengetahuan suatu masyarakat merupakan faktor lain yang  mempengaruhi pembangunan ekonomi. Menurut Mill tingkat perkembangan pengetahuan pada suatu masa tertentu berfungsi sebagai faktor yang menentukan taraf kemajuan kegiatan industri pada waktu tersebut. Berkaitan dengan pendangan – pandangan di  atas, selanjutnya Mill berpendapat bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan: perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang menghapuskan hambatan – hambatan pembangunan yang diciptakan manusia.
TEORI SCUHMPETER: PERANAN PENGUSAHA DALAM PEMBANGUNAN
Jadi pendapat Scuhmpeter tidak berbeda dengan pandangan kebanyakan ahli ekonomi Klasik, yang  juaga meramalkan bahwa dalam jangaka panjang proses pembangunan ekonomi akan mengalami keadaan yang demikian. Bagaimana, menurut Scumhpeter, tingkat stagnasi itu akan terjadi akan dibahas lebih lanjut kemudian. Terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa pendapat yang Scumhpeter yang menjadi titik tolak analaisisnya mengenai pembangunan dan naik turunnya tingkat kegiatan ekonomi.
Sumber Pertumbuhan   Ekonomi
Scuhmpeter tidak sependapat dengan pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang menganggap bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual da berjalan secara harmonis. Menurt pendapatnya, pertambahan pendapatan Negara dari masa ke masa, perkembangananya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan oleh besarnaya kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang menguntukngkan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Pandangan Scumhpeter ini sangat sama dengan Marx, yang juga berpendapat bahwa perkembangan ekonomi tidak selalu harmonis dan lancar, melaikan selalu mengalami kemunduran – kemunduran ditengah – tengah kemajuan yang dicapai.
Pembaharuan – pembaharuan yang dapat diciptakan oleh para pengusaha dapat di bedakan alam beberapa bentuk:
1.      Memperkenalkan suatu barabg baru
2.      Penggunaan cara baru dalam memproduksi barang
3.      Memperluas pasar sesuatu barang kedaerah – daerah baru
4.      Mengembangkan sumber bahan  mentah baru
5.      Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri
Proses Pembanguna  yang Berlaku
Sekarang tibalah masanya untuk membahas pandangan Scumhpeter mengenai jalanya proses pembangunan ekonomi. Menuurt Scumhpeter, penanaman modal dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi dua golongan: penanman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh.
Sesudah proses perkembangan pada masa berikutnya akan muncul kekuatan – kekuatan yang akan menimbulkan depresi dalam perekonomian tersebut. Kekuataan – kekuatan tersebut antara lain adalah, pertama, bersumber dari kegagalan beberapa pengusaha lama untuk bersaing danag perusahan – perusahan yang mengadakan pembaruan, dan menyebabkan mereka kehilangan pasaran.
Proses Pertumbuhan Dalam Jangka Panjang
Alasan yang dikemukakan oleh Scuhmpetr untuk menjelaskan terjadinya keadaan tersebut dapat dibedakan dalam dua aspek.dalam bukunya business Cycle , ia sependapat dengan pandangan Hansen yang berkenyakina bahwa:
1.      Adalah tidak terbukanya kesempatan untuk menanam modal yang menguntuk ngakan sebagai akibat perkembangan penduduk yang lambat
2.      Makin terbatsanya daerah fromtiers
3.      Berkembangnya pembaharuan – pemabaharuan yang  bersifat menghemat modal, merupakan actor – faktor penting yang menimbulkan keadaan  stagnasi dalam perekonomian   
Perubahan – perubahan yang sangat mengurangi peranan para pengusaha dapat dibedakan: dalam tiga golongan.
1.      Perkembangan ekonomi akan menyebabkan kegiatan pembaharuan dan pengembangan teknologi menjadi peristiwa yang rutin
2.      Pembangunan ekonomi yang akan menghancurkan rangka dasar institusional system kapitalisme yaitu mordenisasi akan menciptakan perusahaan raksaa yang dipimpin oleh pimpinan perusahaan professional
3.      Pembangunan ekonomi akan menyebabkan system politik dan pemerintah yang menjadi dasar system kapitalisme yaitu system kerajaan dan tuan tanah mengalami kehancuran dan digantiakan oleh system pemerintahan dan politik yang dikuasai oleh saudagar, pemilik modal, dan industrialis.
TEORI HARROD-DOMAR: SYARAT UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN MANTAP ( STEADY GROWTH)
Teori tersebut pada intinya menganalisis persoalan berikut syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta daalm perekonomian untuk menjamin agar dari tahun  ketahun kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.
Peranan Investasi Dalam Perekonomian
Menurut pendapat kaum Klasik, pembentukan modal merupakan suatu pengeluaran yang akan menanbah kesanggupan suatu masayarakat untuk meningkatkan produksi. Keadaan yang sebaliknya terdapat dalam analis Keynes, yaitu ia mengabaikan sama sekali peranan pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi kesanggupan sektor perusahaan untuk menghasilkan barang – barang yang diperlukana masyarakat. Teori  Harrod-Donar memperhatiakn kedua fungsi dari pembentukan modal tersebut dalam kegiatan ekonomi. Sesuaia dengan pendapat Keynes teori Harrod-Domar menganggap pula bahwa pertambahan dalam kesanggupan memperodukasi ini tidak secara sendiriya akan menciptakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapata nasional.
Pemisalan – Pemisalan Yang Digunakan
Teori Harrod-Domar menggunakan beberapa pemisalan:
1.      Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tinggkat kesempatan kerja penuh dan barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
2.      Perekonomian tersebut terdiri dari dua sektor yaitu, sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
3.      Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, dan  keadaan ini berarti bahwa fungsi tabuangan dimulai dari titik nol.
4.      Kecondongan menabung marjianl besarnya tetap, dan begitu juga perbandingan antara modal dengan jumlah produksi.
Syarat Untuk Mencapai Steady Growth
Penanaman modal yang dilakuakan masyarakat dalam suatu waktu tertentu digunakan untuk dua tujuan: untuk mengangti barang – barang modal yang tidak dapat digunakan lagi dan untuk memperbesar jumlah barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat. Dalam memperbandingkan jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang dilakukan, akan diperoleh dua macam nilai. Nilai pertama adalah perbandingan antara seluruh tambahan produksi yang diciptakan dalam suatu tahun tertentu oleh sejumlah penanaman modal. Nilai kedua dari perbandingan antara jumlah produksi dengan penanaman modal yang dilakuakan. Pertambahan kesanggupan barang – barang modal untuk menghasilkan barang – barang tidak secara otomatis mencipatakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional.akan terdapat jurang antara penanaman modal yang dilakukan dan penanaman modal yang diperlukan untuk menjamin terapainya tingkat kapasitas penuh dari barang -  barang modal. Dengan demikian pandangan lain dari teori Harrod-Domar dapat dirumuskan secara berikut:
1.      Apabila penanaman modal le bih rendah dari yang seharusnya, maka pereekonomian tersebut akan mengalami depresi, dan sebaliknya
2.      Apabila penanaman modal yang sebenarnya dilakukan adalah lebih besar dari pada penanaman yang diperlukan untuk menjamin tercapainya kapasitas penuh dalam penggunaan barang – barang modal yang tersedia.

Dapatkah Steady Growth Tetap Diwujudkan ?

Hipotesis terpenting yang menjelaskan mengenai sebab- sebab timbulnya stagnasi abadi dalam perekonomian yang usdah sangat maju juga dikemuakan oleh Hansen. Ia berpendapat bahwa tingkat penanaman modal yang selalu berada di bawah tingkat tabungan pada tingkat kapasitas barang – barang modal yang maksimal, timbul sebagai akibat dari beberapa faktor:
1.      Berlakunya perkembangan tekologi yang bersifat menghemat modal ( capital saving innovation)
2.      Pertambhan penduduk yang sangat lambat
3.      Berkurangnya “ forntiner spirit, yaitu keinginan untuk mengembangkan daerah dan kekayaan alam yang baru.
PERTUMBUHAN NEO-KLASIK: MENENTUKAN PERANAN BERBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN
 Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang serangkaian analisis mengenai pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan ahli – ahli ekonomi kalsik.
Perbedaan antara Teori Neo – Klasik dan Teori Harrod-Domar.
Dalam analisis Neo – Klasik, permintaan masyarakat tidak menentukan laju pertumbuhan. Sampai dimana perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor – faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi.
Salah satu perbedaan lain  antara teori Harrod-Damor dan teori pertumbuhan Neo-Klasik adalah pemisalannya mengenai rasio modal. Sedangkan dalam teori Neo-Klasik rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan.
Penemuan Teori Neo-Klasik
Teori Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi kepada kemungkinan menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dan menentukan peranan dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
BEBERAPA KESIMPULAN
Sumbangan Pemikiran Teori Pertumbuhan
Dari analisis faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa tingkat dan laju pertumbuhan suatu perekonomian ditentukan oleh empat faktor:
1.      luas tanah (termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya),
2.      jumlah dan perkembangan penduduk,
3.       jumlah stok modal dan perkembangannya dari tahun ke tahun,dan
4.      tingkat teknologi dan perbaikannya dari tahun ke tahun.
Relevansinya untuk Negara Berkembang
Di dalam hubungannya dengan memahami masalah pembangunan dan bentuk kebijakan pembangunan di negara berkembang, teori-teori pertumbuhan memberikan sumbangan berikut:
1.      Usaha-usaha untuk mempercepat pembangunan ekonomi di negara berkembang akan dihambat oleh adanya jumlah penduduk yang sangat banyak dan perkembangnnya yang sangat pesat.
2.      Perbaikan pada tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk dalam suatu negara memberikan berbagai sumbangan positif dalam menciptakan dan mengusahakan pembangunan ekonomi.
3.      Peningkatan dalam pembentukan modal akan dapat mempercepat proses pembangunan. Begitu juga kemajuan teknologi yang digunakan dapat mempercepat pembangunan ekonomi.
4.      Perbaikan teknologi yang digunakan biasanya hanya dapat dilakukan dengan mengadakan penanaman modal.
5.      Teori pertumbuhan klasik menyadari bahwa tanah dan kekayaan alam dapat juga menentukan tingkat dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
6.      Para pengusaha yang inovatif sangat penting peranannya dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.


1 komentar: