Koneksi Prancis : Laissez Faire Avance
Ekonom
klasik Prancis Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat mengembangkan model
klasik Adam Smith dan mempromosikannya sebagai model kemakmuran universal. Say
dan Bastiat mengemukakan banyak kemungkinan ekonomi industri yang bebas, yang
dipimpin oleh para wiraswastawan. Hukum pasar Say menjadi prinsip dasar makro
ekonomi klasik dan ketelitiannya sangat terkenal dalam ilmu ekonomi dan tetap
tak tertandingi sampai munculnya revolusi Keynesian pada abad selanjutnya. Dan
belum pernah ada eksponen perdagangan bebas yang paling terang- terangan
ketimbang Frederic Bastiat.
Selain
itu, para ekonom Prancis mengklarifikasi dan mendukung banyak konsep yang
dijelaskan dalam The Wealth of Nations . Mereka juga menyusun prinsip-
prinsip ekonomi yang kuat berdasarkan karya Cantillon, Montesquieu, Turgot, dan
Condillac. Say dan Bastiat menolak gagasan teori nilai kerja dan eksploitas
buruh didalam kapitalisme pasar bebas.
Ekonom
Prancis sudah berkenalan dengan magnum opus Smith, sejak dia menghabiskan waktu
di Prancis menyiapkan bukunya dan berdiskusi dengan Quesnay, Turgot, dan
Voltair. Setelah The Wealth of Nations diterbitkan, orang- orang Prancis
berhasil mempopulerkan model usaha bebas dan perdagangan bebas ala Smith
keseluruh dunia Barat. Banyak prinsip Smithian diadopsi oleh Alexis de
Tocqueville dalam karyanya yang berjudul Democracy in America.
Jean-
Baptiste Say
Tokoh
terpenting dalam drama Prancis adalah ekonom yang lahir Sembilan tahun sebelum The
Wealth of Nations dicetak. Menurut salah satu biografi (Palmer
1997, dalam buku Mark Skousen.2005:59), dalam usia 65 tahun Jean- Baptiste
Say (1767-1832) dikenal sebagai “ekonom yang hidup dimasa masa sulit”. Dia
menyaksikan Revolusi Amerika dan Prancis, kekuasaan politik Napoleon, dan hidup
diawal Revolusi industri. Dia menciptakan istilah “entrepreneur” yang
kini menjadi kata modern dalam ekonomi dan bisnis, dan Say sendiri juga seorang
entrepreneur. Dia diangkat menjadi Profesor ekonomi politik di Prancis,
menulis textbook yang sangat popular, dan kini dia terkenal berkat
“hukum pasar” nya sebuah teori ekonomi makro klasik yang menitikberatkan pada
produksi, perdagangan dan tabungan sebagai kunci- kunci bagi pertumbuhan
ekonomi dan konsumsi yang lebih tinggi.
Jean-
Baptiste Say dilahirkan di Lyon Prancis. Dia berasal dari keluarga Protestan di
Prancis Selatan, yang pindah ke Jenewa dan akhirnya menetap di Paris. Pada usia
15 tahun, pada masa puncak revolusi Prancis, dia sangat dipengaruhi oleh Autobiaography
Benjamin Franklin dan dia memuji Franklin sebagai model warga Negara
dan memuji prinsip penghematan, pendidikan dan kehidupan moral yang
diajarkannya.
BEBERAPA SUMBANGAN PENTING SAY
Jean-
Baptiste Say adalah pendukung utama Adam Smith tentang system persaingan
ekonomi, kebebasan ilmiah, dan pembatasan campur tangan pemerintah. Dia juga
pembela kapitalisme Laissez Faire yang gigih. Analisisnya bahkan lebih
dalam ketimbang analisis Adam Smith dan David Ricardo dan ia membangun landasan
baru dalam ekonomi klasik di empat bidang.
Empat kontribusi ini adalah :
1. Menyusun pengujian teori dengan
fakta dan observasi
2. Menyusun teori utilitas subjektif
sebagai pengganti teori nilai kerja
3. Gagasan tentang peran vital
entrepreneur
4. Hukum pasar Say yang menjadi landasa
model makro dalam fluktuasi bisnis dan pertumbuhan ekonomi.
Pembahasan setiap kontribusi Say :
Say Mengkritik Teorisasi Abstrak
Jean-
Baptiste Say sangat prihatin dengan teorisasi ekonomi yang seperti berada di
menara gading, jauh dari kenyataan. Say mengatakan bahwa dia juga lebih memilih
model yang tidak berbeda dengan geometri, dimulai dengan “deduksi yang ketat
dan fakta umum yang tak terbantahkan…beberapa prinsip dasar, dan sejumlah
akibat atau kesimpulan yang ditarik dari prinsip- prinsip tersebut” (Say
1971 [1880] : xx,xxvi, dalam Mark Skousen.2005 : 61). Tetapi menurutnya
model ini harus selalu diuji dengan uji observasi untuk mengetahui apakah model
itu realistic dan benar atau tidak. Menurut Say, semua teori dan model perlu
terus menerus diuji dihadapan fakta dan observasi.
Dia
sangat mencemaskan pengaruh dari sahabatnya, David Ricardo- salah satu tokoh
utama ekonomi klasik karena dalam buku On The Principles of Political
Economy and Taxation ( 1817 ). Tanpa menyebut- nyebut namanya, Say menuduh
Ricardo telah menciptakan model yang penuh dengan “penilaian yang serampangan”
dan menyusun “system sebelum fakta ditentukan” (halaman xvii). Akibatnya ilmu
ekonomi terseret kejalan yang berbahaya, termasuk teori nilai kerja. (
Metodologi abstrak ini sering disebut “Kejahatan Ricaardian”)
Say
mengatakan “ Tidak ada yang lebih sia sia ketimbang ketidaksesuaian antara
teori dan praktek!”. Dalam tulisannya untuk Robert Malthus, Say mengatakan,
“Lebih baik berpegang pada fakta dan konsekuensinya disbanding pada silogisme”.
Dia memuji Adam Smith karena telah menyusun “prinsip ekonomi politik yang
paling masuk akal, didukung dengan ilustrasi yang jelas” dan dia menambahkan
bahwa ekonom seperti Ricardo yang tidak mendukung teorinya dengan fakta- fakta
adalah “pemimpi belaka yang teorinya paling banter hanya memenuhi keingintahuan
literer,dan tidak dapat diterapkan dalam praktek”
CATATAN DALAM EKONOMI MATEMATIKA
Dengan
cara yang sama, Say mencemaskan ekonomi matematika dan statistika. Dia
menyatakan kecemasannya bahwa “kita selalu disesatkan dalam ekonomi politik
apabila kita memandang fenomena berdasarkan perhitungan matematika” (Sowell
1987:249, dalam Mark Skousen.2005 : 62)
Say
menunjukkan sifat subjektif dari penawaran dan permintaan dan bagaimana harga
dan elastisitas permintaan tidak pernah bisa diprediksi secara pasti. Dengan
kata lain, ekonomi adalah ilmu kualitatif, bukan kuantitatif dan karenanya
tidak tunduk pada kalkulasi matematika. Penawaran baru akan tergantung pada
perubahan kekayaan, kualitasnya, kuantitas persediaan yang masih ada, pasar
capital, tingkat bunga, pasar ekspor dan stabilitas hukum dan pemerintahan.
Disisi permintaan , jumlah yang diminta akan tergantung kepada perubahan
“selera dan gaya hidup konsumen”, kondisi ekonomi secara umum, minuman
pengganti dan sebagainya. Ringkasnya, harga anggur tahun depan tidak akan
pernah bisa dikalkulasikan secara tepat. ( Say: 1971:xxvi-xxvii, dalam Mark
Skousen.2005 : 63)
Dia
juga mencemaskan empirisme buta dan pengumpulan fakta statistic yang tidak
dikaitkan denga teori: “Tetapi pengetahuan tentang fakta- fakta, tanpa
mengetahui relasi mutualnya, tanpa menunjukkan mengapa yang satu adalah
penyebab dan yang satunya lagi adalah akibat, jelas tidak lebih baik ketimbang
informasi mentah dari seorang petugas klerek ” (Say 1971: xxi, dalam Mark
Skousen.2005 : 63 )
SAY MEMPERKENALKAN TEORI NILAI
ALTERNATIF
Say
berbeda pendapat dengan David Ricardo, salah seorang tokoh Inggris klasik,
dalam soal besar lainnya yaitu Teori Nilai Kerja. Ricardo yang dipengaruhi oleh
Adam Smith, mencari standard nilai yang tetap dan menemukannya dalam
kerja. Tetapi Say menuliskan dalam terjemahan Principles Ricardo “
ukuran nilai yang tetap adalah tak masuk akal” ( Rothbard 1995: 19, dalam
Mark Skousen.2005: 63).
Sebaliknya,
Say mengambil pendekatan yang lebih positif dengan mengemukakan teori nilai
utilitas yang subjektif. Utilitas (utility), atau cara konsumen menilai
suatu barang atau jasa, menentukan produksinya.
Peran Entrepreneur ( Pengusaha )
Say
menciptakan istilah entrepreneur. Secara harfiah kata ini berarti “orang yang
mengurus kuburan”. Tetapi karena mengandung makna ambivalen, entrepreneur
diterjemahkan menjadi “petualang” yang menunjukkan citra petualang komersial
atau petualang kapitalis, yakni orang yang mengkombinasikan input capital,
pengetahuan, dan tenaga kerja untuk menghasilkan dan mengelola bisnis demi
mendapatkan profit (laba).
Dalam
Bab 7 buku II “tentang distribusi” Say memperkenalkan konsep entrepreneur,
“master agen” atau “adventurer” sebagai agen ekonomi yang berbeda dengan
tuan tanah, buruh dan bahkan kapitalis. Entrepreneur bukan berarti dia sudah
kaya sebab dia mungkin bekerja dengan meminjam modal. Untuk sukses, kata Say,
seorang entrepreneur harus mempunyai “penilaian, ketabahan dan pengetahuan
tentang duania”. Dia harus mau “mengambil resiko” dan harus sadar bahwa selalu
ada “ kemungkinan gagal”. Tetapi jika sukses, “kelompok produsen macam ini…
akan mengumpulkan kekayaan yang sangat banyak” ( Say 1971: 329-32, dalam
Mark Skousen.2005 : 64 ).
Say
mencatat bahwa entrepreneur “menggeser sumber daya ekonomi dari area
produktivitas yang rendah menuju ke area produktivitas yang tinggi dan lebih
besar hasilnya” ( Drucker 1985:21, dalam Mark Skousen : 64 ).
Entrepreneur adalah pencari profit maksimal dengan mencari peluang yang besar.
Oh Say Tahukah Engkau?
Kewirausahaan Masuk Kembali Dalam
Textbooks
Baru belakangan ini “entrepreneur” Say
kembali bermunculan dalam textbooks. Selama bertahun tahun, konsep ini
hampir lenyap dalam buku ajar ekonomi terutama dalam model “persaingan
sempurna” yang mendominasi profesi ekonomi di abad 20 ( terutama dibawah
pengaruh model keseimbangan umum dari ekonom Prancis Leon Waras ).
Jelas, dalam model keseimbangan umum
semacam ini tidak banyak dibutuhkan entrepreneur untuk menciptakan produk
baru atau beriklan. Inovasi, fisik, kreativitas, dan pengambilan resiko tidak
dibutuhkan. Menurut penulis Edwin Dolan dan David Lindsey, “ tidak ada cara
untuk menggambarkan perilaku kewirausahaaan (entrepreneurship) secara persis
dalam bentuk persamaan atau grafis, karena gagasan kewirausahaan itu sendiri
adalah gagasan tentang perubahan, ketidakpastian dan inovasi” (1988:603).
Sejarawan
ekonomi Mark Blaug menulis, “ dewasa ini mahasiswa yang menghabiskan waktu
beberapa tahun mempelajari ekonomi tapi tidak mengenal istilah entrepreneur
adalah memalukan” (1986:229, dalam Mark Skousen.2005: 65).
Economics
History karya Mark Blaug diterbitkan pada 1986, dan sejak itu
buku ajar ekonmi yang terbit banyak mengalami perubahan.
Penyelamatan Aliran Austria
Konsep
entrepreneur Say diselamatkan oleh aliran Austria dan karenanya kini banyak
bermunculan dalam buku ajar ekonomi. Joseph Schumpeter, seorang Profesor Harvad
kelahiran Austria terkenal karena membahas entrepreneur sebagai figure sentral
dalam meningkatkan kekayaan bangsa dan menciptakan ketidakseimbangan
(disequilibrium) dinamis dalm ekonmi global. Melalui proses “ destruksi
kreatif”, entrepreneur terus menerus mengubah lanskap perekonomian menjadi
lebih baik. Schumpeter menolak “abad emas persaingan sempurna imajiner” dan
mengatakan bahwa persaingan sempurna adalah “mustahil dan buruk, dan tidak
layak dijadikan sebagai model efisiensi yang ideal” ( Schumpeter 1950:106,
dalam Mark Skousen.2005 : 65). Menghilangkan entrepreneur dalam proses
kompetitif adalah samadengan menghilangkan tokoh pangeran Denmark dari kisah
Hamlet karya Shakespeare (1950:86).
Israel
kirzner, ekonom Austri kelahiran Amrika yang mengajar di New York University,
telah menghabiskan sebagian besar kariernya untuk mempelajari entrepreneurship
dan peran pentingnya dalam ekonomi. Seperti Schumpeter, Kirzner mengkritik
teori perusahaan modern dengan mengatakan, “model persaingan sempurna gagal
membantu kita memahami proses pasar” (Kirzner 1973:8). Scunpeter menekankan
bagaimana entrepreneur bergerak menjauh dari equilibrium, sedangkan Kirzner
memfokuskan pada “proses penemuan” yang denganya entrepreneur menemukan
kesalahan dan peluang baru yang menguntungkan dank arena out menggerakan psaar
menuju ke keseimbangan. (1973: 72-75)
Terakhir,
Peter F Drucker, guru manajemen kelahiran Austria, telah menulis banyak
tentang entrepreneurship dalam dunia bisnis. Drucker memperluas pandanag
Schumpeter tentang entrepreneur sebagai pengganggu dalam perusahaan dan
ekonomi, orang yang mencoba produk baru dan proses baru membuat kesalahan dan
belajar dari kesalahan kesalahan. Seperti Say, Drucker melihat entrepreneur
sebagai investor disekto ekonomi yang memperlihatkan potensi diatas rata-rata.
Entrepreneur adalah “pencari peluang” ( Drucker 1985, dalam Mark
Skousen.2005 : 66).
Tetapi,
meskipun telah banyak yang membahas entrepreneurship, buku buku teks ekonomi
masih menggunakan model keseimbangan ekonomi, yang menganggap perusahaan
inovatif yang berusaha memonopoli pasar sebagai tidak efisien.
Hukum Pasar Say
Selain memperkenalkan
entrepreneurship sebagai actor penting dari produksi, Say juga sangat terkenal
karena mengembangkan model klasik ekonomi makro, yang dikenal sebagai hukum
pasar Say.
Hukum Say sering dikutip sebagai “
Penawaran menciptakan permintaannya sendiri”, sebuah frase yang membuat banyak
mahasiswa ekonomi yang terpengaruh oleh pemikiran Keynes memandangnya
bersifat paradox dan kontra-intuitif “ Apakah bukan sebaliknya?” Tanya mereka “
bukankah permintaanlah yang menciptakan penawaran?”
Sebenarnya bukan Say sendiri, tetapi
John Maynard Keynes-lah yang mendefinisikan hukum Say sebagai “ Penawaran yang
menciptakan permintaannya sendiri” dalam The General Theory (1973:18).
Dewasa ini banyak ekonom setuju bahwa Keynes telah mendistorsi makna dan
implikasi dari hukum Say. Seperti dikatakan oleh ekonom Austria Steven Kates
yang telah menulis buku tentang soal ini, “Keynes… menyalahpahami dan
menyalahartikan hukum Say… ini adalah warisan Keynes yang paling awet dan
warisan ini telah merusak teori ekonomi sampai hari ini ”. ( Kates 1998: 1,
dalam Mark Skousen.2005 : 66).
SAY MENGUNGKAPKAN KESALAHAN DAN
MENEMUKAN HUKUM BARU
Hukum Say lebih mendalam ketimbang
pernyataan “penawaran menciptakan permintaanya sendiri”.
Untuk memahami makna luas dari hukum
Say, kita pertama- tama harus memeriksa asal usul dari prinsip ini. Salah sati
isu utama diabad 18 (seperti dkhususkan dalam Bab 1) adalah doktrin merkantilis
bahwa uang, terutama penemuan emas dan perak, serta keseimbangan perdagangan,
menghasilkan kekayaan dan pertumbuhan ekonomi. Selama system ekonomi periodic
dan depresi, orang orang secara konstan mengeluhkan kurangnya uang. Solusi
untuk mengatasi kesulitan ekonnomi itu tampaknya sederhana yaitu mencari lebih
banyak uang dan membelanjakanya, dan ekonomi akan pulih kembali.
Dalam Bab 15 dari bukunya, Say
menyerang doktrin kelangkaan uang ini dengan menunjukkan bahwa yang menciptakan
permintaan bukan uang melainkan produk barang dan jasa. Uang hanyalah mekanisme
pertukaran, dan penyebab ril dari depresi ekonomi bukanlah kekurangan uang,
tetapi kurangnya penjualan oleh petani, pengusaha pabrik, dan produsen barang
dan jasa lainnya. Seperti dikatakan oleh Say, “penjualan tidak bisa dikatakan
sepi karena uang langka, tetapi karena produk lainnya menurun… atau,
menggunakan kalimat yang lebih usang, orang lebih sedikit membeli karena mereka
hanya mendpat keuntungan sedikit ” ( Say 1971: 134). Dalam edisi sebelumnya
saya mengatakan bahwa “yang memfasilitasi penjualan bukanlah melimpahya uang,
melainkan banyaknya produk lain pada umumnya… uang berperan tidak lebih dari
saluran dalam pertukaran ganda ini. Ketika pertukaran selesai, yang terjadi
adalah seseorang membayar suatu produk dengan produk” ( Kates 1998: 23,
dalam buku Mark Skousen.2005 : 67).
Say menyangkal bahwa Say ada “kelebihan
produksi” atau “kelebihan persediaan” dalam penurunan ekonomi, tetapi dia
mengatakan bahwa (Dalam kondisi penurunan itu) produksi telah “salah
diarahakn”. Menurut Say, konsumen akan mulai membeli sampai buruh bekerja
kembali dan produsen mulai menuai profit.
Analisis ini membuat Say berhasil
membuat penemuan penting : produksi adalah penyebab konsumsi atau dengan kata
lain, output yang meningkat akan memperbesar pengeluaran konsumen. Dalam
kalimat asli Say, “ a product is no sooner created, thain it, from that
instant, affords a market for other products to the full extent of its own
value” (Say 1971:134). Ketika seorang penjual memproduksi dan menjual
sebuah produk, penjual itu segera menjadi pembeli yang mempunyai pendapatan
untuk dibalanjakkan. Untuk membeli, seseorang harus menjual dulu.
Ringkasnya hukum Say adalah sebagai
berikut (Kusnendi .2002 : 45) :
·
Penawaran
X menciptakan permintaan Y. Say mengilustrasikan hukum ini dengan kasus panen
petani “ Semakin besat panennya, semakin besar jumlah pembelian yang dilakukan
petani. Sebaliknya, panen yang buruk akan mengurangi penjualan komoditas pada
umumnya” (1971: 135). Contoh lainnya: ketika muncul sebuah bisnis yang
menguntungkan , maka bisnis yang menguntungkan, maka bisnis ini menciptakan
pekerjaan dan permintaan barang dan jasa. Konsumsi yang meningkat pada akhirnya
berasal dari penaawaran baru yakni usaha yang baru muncul tersebut.
SAY MEMPERLUAS ARGUMENNYA KE
PERTUMBUHAN EKONOMI
Say memperluas argumennya ke
pertumbuhan ekonomi. Kunci untuk kinerja ekonomi yang baik adalah mendororng
produk baru yang lebih baik bukan sekedar meningkatkan konsumsi.
Kita bisa melihat kebenaran
pandangan ini berdasarkan kasus individual. Kunci untuk menuju standard hidup
yang lebih tinggi pertama- tama adalah menaikkan pendapatan anda ( yakni
produktivitas anda) dengan mencari tambahan, pindah kerja, kembali kesekolah
atau mulai menjalankan usaha. Cara menaikkan standard hidup dengan
membelanjakan uang untuk membeli rumah yang lebih besar atau mobil baru, entah
itu dengan mengambil dari tabungan anda atau berhutang, sebelum pendapatan anda
meningkat adalah cara yang sungguh bodoh. Anda mungkin bisa menikmati
standard hidup yang tinggi untuk sementara, tetapi pada akhirnya anda harus
menanggung akibatnya.
Menurut Say prinsip yang sama
berlaku pada suatu bangsa. Penciptaan produk baru yang yang lebih baik akan
membuka pasar baru dan menaikkan konsumsi. Oleh karena itu “mendorong konsumsi
belaka tidak bermanfaat bagi perdagangan, karena kesulitannya terletak didalam
penyediaan sarana, bukan menstimulasi keinginan untuk mengonsumsi dan kita
telah melihat bahwa produksi akan memperbaiki sarana itu”. Kemudian dia
menambahkan, “jadi, pemerintah yang baik akan menstimulasi produksi, sedangkan
pemerintah yang buruk akan menstimulasi konsumsi” (1971:139).
Menabung adalah berkah bukan kutukan
Akibat dari hukum Say bahwa tabungan
bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Dia menyangkal bahwa “ penghematan” bisa
menurunkan pengeluaran dan output. Karena konsumsi berdasarkan definisinya
adalah menggunakan utilitas, maka tabungan adalah cara pengeluaran yang lebih
baik, karena ia dipakai dalam produksi barang capital dalam proses produksi
selanjutnya. Jelas Say terpengaruh oleh gagasan pembelaan terhadap penghematan
oleh Benjamin Franklin seperti yang tercermin dalam adagium semisal “satu penny
yang ditabung sama dengan pendaptan satu penny”. Dan “uang melahirkan uang”.
Ekonomi yang berkembang selalu akan
menghasilkan lebih banyak kekayaan ketimbang konsumsi. Sisanya adalah tabungan,
yang akan dipakai untuk memproduksi barang investasi. Ingat, ada dua jenis
produksi barang konsumen (konsumsi) dan produksi barang investasi (tabungan).
Ringkasan Hukum Say
Kates meringkaskan kesimpulan hukum
pasar Say sebagai berikut (Kates 1998: 29) :
- Sebuah Negara tidak bisa punya terlalu banyak capital.
- Investasi adalah basis bagi pertumbuhan ekonomi.
- Konsumsi bukan hanya hanya tidak menambah kekayaan tetapi bahkan juga menghambat penambahan kekayaan
- Permintaan disebabkan oleh produksi
- Kekurangan permintaan (yakni over produksi) bukan penyebab gangguan perekonomian. Gangguan dalam perekonomian muncul hanya jika barang tidak diproduksi dalam proporsi yang tepat satu sama lain.
FREDERIC BASTIAT, PENDUKUNG
LAISSEZ FAIRE
Frederic Bastiat adalah pendukung
kuat kebijakan perdagangan bebas dan laissez faire, penentang
sosilisme yang gigih, dan seorang ahli debat dan negarawan. Dia sering
dibandingkan dengan Voltaire dan Franklin dalam hal integritas dan
kejujurannya, dan dalam hal keanggunan pesan- pesannya.
Dengan menggunakan fabel yang
menghibur, esais prancis ini menyerang segala macam bentuk statism- sosialisme,
komunisme, utopianisme, dan merkantilisme. Dua esainya yang paling terkenal “ Petition
of the Candle makers” dan “The Broken Window ”, masih dicetak ulang
dan dijadikan acuan sampai saat ini. ( Bastiat 1995:1-50; Roche 19971:
51-53, dalam Mark Skousen. 2005: 73).
The New Palagrave menganggap Bastiat adalah “tak
tertandingi dalam hal mengungkapkan kepalsuan” (Hebert 1987: 205, dalam Mark
Skousen.2005 : 73).
BASTIANT MELAWAN ZAMAN
Perjuangan demi kebebasan ekonomi
dan politik masih menjadi perjuangan utama bagi Bastiat dan pengikut Say. Untuk
menjaga warisan Say, Bastiat mulai menulis tentang perdagangan bebas. Pada 1846
dia pindah ke Paris dan mulai membentuk asosiasi perdagangan bebas di seluruh
Negara, dengan meniru kaum reformis perdagangan di Inggris. Dia mempublikasikan
libre echange, sebuah jurnal perdagangan bebas. Pada tahun yang sama dia
menulis fabelnya yang paling terkenal “Petition of the Candle makers ”
sebuah satire bagi kaum proteksionis
REVOLUSI 1848 DAN REPUBLIK PRANCIS
KEDUA
Titik balik penting terjadi pada
tahun 1848 ketika para petani Prancis memberontak melawan monarki Prancis,
mengibarkan bendera merah tanda pembangkangan, dan melakukan pertempuran
berdarah melawan Pasukan Pengawal Nasional. Massa menginginkan sosialisme,
tetapi Bastiat menolak hal ini dan mengeluh : “ kita telah mencoba banyak hal;
kapan kita mencoba hal yang paling sederhana: kebebasan?” ( Roche 1971:79,
dalam Mark Skousen.2005 : 74).
BASTIAT DUDUK DISEBELAH KIRI DALAM
MAJELIS NASIONAL
Hasil dari revolusi 1848 adalah
Republik Prancis kedua dan pemilihan umum yang demokratis. Bastiat terpilih
menjadi anggota Majelis Nasional dan menjadi wakil Presiden komite keuangan
majelis. Dia dikenang sebagai sosok kurus dan bungkuk yang duduk disebelah
kiri, tempat kaum liberal dan radikal berada, sedangkan kaum konservatif berada
disebelah kanan (inilah istilah khusus kiri dan kanan dalam politik ). Dia
dengan penuh semangat menentang kebijakan sosialis dan komunis, dan dia merasa
lebih nyaman duduk disebelah kiri. Dia membantah kaum sosialis yang tertutup,
menentang pembubaran serikat perdagangan, atau deklarasi undang- undang
darurat.
Bastiat
update:ekonomi dalam satu pelajaran
Salah
satu kisah kiasan Bastiat adalah “ The Broken Window” yang dimuat dalam
sebuah pamphlet yang berjudul “ what is Seen What is no Seen” yang
ditulis pada 1850. Isinya tentang Jacques Bonhomme seorang warga yang gigih.
Putranya yang kurang ajar memecahkan sebuah kaca jendela. Pada mulanya
orang-orang yang menyaksikannya merasa simpati kepada Jacques yang harus
membayar enam franc untuk mengganti kaca jendela itu.
Tetapi
kemudian mereka mulai berpikir bahwa barangkali kaca jendela yang pecah adalah
baik untuk bisnis. Bagaimanapun juga, “ apa jadinya nasib pembuat kaca jendela
jika tak seorang pun memecahkan kaca jendela? ”. Orang-orang mulai
bertanya-tanya apakah memecahkan kaca jendele itu “ akan melancarkan sirkulasi
uang dan akibatnya mendorong produksi secara umum” ( Bastiat 1995: 2,).
Bastiat
menulis “ itulah yang terlihat”. Pengrusakkan itu mendorong peningkatan bisnis
kaca jendela. Tetapi kemudian Bastiat bertanya, “ Apa yang tak terlihat?”.
Dalam analisis tiga tingkat ini Bastiat menunjukkan bahwa Jacques Bonhomme tak
lagi punya enam franc untuk membeli sepatu sendiri atau membeli buku untuk
perpustakaannya.
Bastiat
menyimpulkan “ mari kita pertimbangkan industry secara umum. Kaca jendela baru
saja pecah, industry gelas mengalami peningkatan sebesar enam franc; itulah
yang kelihatan. Jika jendela tidak pecah, industry sepatu atau industry lainnya
akan mendapatkan peningkatan senilai enam franc, itulah yang tidak kelihatan”.
Pelajaran
dari cerita ini adalah “ Pengrusakan tidaklah menguntungkan” (Bastiat 1995 :
2-3,). Secara umum Bastiat membuat generalisasi tentang peran ekonomi dalam
mengungkapkan kesalahan: “ hanya ada satu perbedaan antara seorang ekonom yang
buruk dan ekonom yang baik: ekonom yang buruk hanya membatasi pada efek yang
terlihat; ekonom yang baik mempertimbangkan baik itu efek yang terlihat maupun
efek yang harus diperkirakan” ( Bastiat 1995: 1,).
BASTIAT MEMPERLUAS PERJUANGAN MENUJU
KEBEBASAN
Bastiat bukan sekedar jurnalis
ekonomi. Dia juga seorang filsuf hukum yang banyak menulis tentang organisasi
social yang paling sesuai untuk masyarakat dan pasar yang bebas. Karya utamanya
adalah The Law, sebuah pamphlet yang terbit pada bulan Juni 1850 (1996).
Pada masa akhir hidupnya dia sangat produktif dalam menulis karena tahu bahwa
usianya tidak akan lama lagi.
Menurut Bastiat, hukum adalah
pembelaan negative yang sah untuk “kehidupan, kebebasan dan properti”. Peran
pemerintah yang tepat adalah membela “ hak asasi yang diberikan oleh tuhan”
yakni hak untuk hidup, bebas dan memiliki kekayaan, dan mencegah “ketidakadilan
kekuasaan” ( Bastiat 1996:2, dalam Mark Skousen.2005 : 78).
Kebebasan manusia harus diperluas seluas mungkin. “ setiap manusia berhak untuk
menggunakan seluruh kemampuannya sepanjang dia tidak membahayakan atau
mengganggu orang lain pada saat menggunakan kemampuannya itu” (1996:51).
Kebebasan mencakup kebebasan mendapatkan pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,
berdagang, dan berserikat (Halaman 62).
Apabila hak- hak ini dibela dengan
benar, maka tidak ada batas untuk kemajuan dan kebahagiaan masyarakat. “ Ini
adalah prinsip keadilan, perdamaian keetertiban, stabilitas, harmoni, dan
logika… Dan jika setiap orang menikmati kebebasan untuk memanfaatkan
kemampuannya dan keinginannya untuk bekerja, maka kemajuan social akan terus
terjadi tanpa henti, tanpa hambatan dan tanpa kemunduran” (halaman 20, halaman
5). Lebih jauh “ setiap orang akan memperoleh harkat dan martabatnya yang
sejati”. Kata Bastiat ( halaman 73 ). Dia bertanya “ Negara manakah yang
penduduknya paling damai, paling bermoral, dan paling bahagia?” Jawabannya
adalah Negara yang paling sedikit mencampuri urusan pribadi warganya, yang
meminimalkan pajak, tariff dan regulasi, dan tidak merintangi kebebasan
berbicara, bepergian, dan berserikat. ( Halaman 74 ).
BASTIAT MEMPERINGATKAN BAHAYA
PERAMPASAN YANG LEGAL
Menurut Bastiat bahwa hukum
telah dirusak oleh dua sebab “ keserakahan bodoh ” dan “ kedermawanan
palsu”. Keserakahan menyebabkan public merampas hasil orang lain : “ Hukum
mengambil property dari satu orang dan memberikannya kepada orang lain : hukum
mengambil kekayaan semua orang dan memberikannya kepada segelintir orang” (
Halaman 13 ). Ringkasnya , hukum bukannya melindungi property tetapi justru
merampasnya. Bastiat secara spesifik menyebut perbudakan dan tariff di Amerika
Serikat sebagai contoh dari perampasan legal. “ Hukum telah menjadi instrument
ketidakadilan” ( Halaman 15)
Menurut Bastiat, perampasan legal ,
“ Daya tarik sosialisme yang memikat”, muncul dalam banyak bentuk : “ tariff,
proteksi, kepentingan, subsidi, dorongan, pajak progresif, sekolah umum,
jaminan kerja, jaminan prifit, upah minimum, hak untuk istirahat, hak untuk
mendapatkan alat kerja, kredit dan sebagainya” ( Halaman 18)
Bastiat juga memperingatkan adanya “
kedermawanan palsu”, yakni “sumbangan yang tidak sukarela”. Dia menentang
segala bentuk pemaksaan sumbangan, pemaksaan pendidikan dan pemaksaan agama.
”kami tak mengakui bentuk asosiasi yang dipaksakan kepada kami, karena itu
bukan asosiasi bebas”. Bastiat membedakan antara “pemerintah” , system yang dipaksakan,
dan “masyarakat” sebuah jaringan sukarela. Dalam nada polemic, Bastiat
mengatakan : “ kami tidak menyetujui pendidikan Negara. Karena itu orang
sosialis mengatakan bahwa kami menentang semua pendidikan. Kami menentang agama
Negara. Dan karena itu kaum sosialis mengatakan bahwa kami tidak menginginkan
agama. Kami juga keberatan dengan kesetaraan yang dipaksakan oleh Negara. Dan
karenanya mereka mengatakan bahwa kami menentang kesetaraan… kaum sosialis itu
sepertinya menuduh bahwa kami tidak ingin orang- orang bisa makan karena kami
tidak ingin Negara menanam gandum” ( Halaman 29).
Bastiat keberatan terhadap arogansi
“ orang yang selalu ingin memperbaiki” tatanan social dengan memaksa semua
orang patuh pada aturan dan regulasi yang berjubel-jubel, dan melemahkan
kebebasan individu. Karena takut warga Negara yang bebas akan melemahkan
mereka., “maka para legislator itu harus memmbuat rencana untuk menyelamatkan
mereka dari diri mereka sendiri” (Halaman 63). Bastiat menulis kepada
legislator yang bernafsu untuk menguasai semua orang: “ Ingatlah bahwa
terkadang tanah,pasir ini dan pupuk yang kalian atur sesuka hati adalah
manusia! Mereka seperti kalian! Mereka adalah manusia yang berakal dan bebas
seperti diri kalian juga! Mereka juga diberi kemampuan oleh tuhan
kemampuan untuk melihat, menyusun rencana kedepan, berpikir dan menilai diri
mereka sendiri !” ( Halaman 48).
Bastiat mengakhiri pamphlet ini
dengan seruan untuk memperjuangkan kebebasan: “ Semoga mereka menolak system
dan memperjuangkan kebebasan; sebab kebebasan adalah sama dengan beriman kepada
Tuhan dan Karya-Nya”
EKONOMI MENCAPAI PUNCAKNYA, LALU
TURUN KEMBALI
Visi Adam Smith tidak pernah dibela
oleh tokoh- tokoh Prancis yang lebih cerdas ketimbang pengikutnya, Turgot,
Condillac, Say, Bastiat dan de Tocqueville dan Montequieu sebelum Smith. Mereka
membawa doktrin tangan tak terlihat dan harmoni natural system pasar ke titik
puncaknya. Tetapi, kisah ilmu ekonomi adalah kisah tentang pergeseran yang tak
terduga dari dunia Adam Smith menuju kejalan gelap yang panjang. Yang
menakjubkan , perjalanan pergeseran menjauh dari visi Adam Smith diawali oleh
tulisan dua muridnya sendiri dinegerinya sendiri.
KESIMPULAN
Ekonom klasik Prancis Jean- Baptiste
Say dan Frederic Bastiat mengembangkan model klasik Adam Smith dan
mempromosikannya sebagai model kemakmuran universal.Say dan Bastiat
mengemukakan banyak kemungkinan ekonomi industri yang bebas, yang dipimpin oleh
para wiraswastawan.
Hukum pasar Say menjadi prinsip
dasar makro ekonomi klasik dan ketelitiannya sangat terkenal dalam ilmu ekonomi
dan tetap tak tertandingi sampai munculnya revolusi Keynesian pada abad
selanjutnya.Belum pernah ada eksponen perdagangan bebas yang paling terang-
terangan ketimbang Frederic Bastiat. Jean Baptiste Say seorang ahli ekonomi
berkebangsaan prancis yang mengembangkan teori Adam Smith tentang pasar dalam
bukunya yang berjudul “Traite d’economic politique”.Say menyatakan bahwa
selama setiap produk dapat ditukarkan dengan produk lain, maka setiap produk
yang dipasarkan akan menciptakan penawarannya sendiri.
Pernyataan tentang adanya saling
ketergantungan dalam sebuah perekonomian pertukaran sering juga disebut Hukum
Say ( Say’s law). Prinsip tersebut telah digunakan untuk menyangkal
kemungkinan krisis ekonomi sebagai akibat dari produksi yang berlebihan dari
barang dan jasa secara umum, dan menyatakan bahwa perekonomian nasional secara
otomatis akan mendekati posisi kesempatan kerja penuh.
Frederic Bastiat adalah pendukung
kuat kebijakan perdagangan bebas dan laissez faire, penentang
sosilisme yang gigih, dan seorang ahli debat dan negarawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar