1. Laporan perubahan ekuitas
Laporan
perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang secara slistematis menyediakan
informasi mengenai perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan
transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu. Laporan
perubahan ekuitas merupakan pelengkap dari laporan laba rugi. Meskipun pada
penjelasan berikut laporan perubahan ekuitas terpisah dari laporan laba – rugi,
sebenaranya dua laporan itu dapat digabung menjadi satu. Seandainya digabung
menjadi satu, maka yang harus diperhatikan adalah tetap dilakukannya pemisahan
elemen – elemen yang membentuk laba – rugi dan elemen – elemen pada perubahan
ekuitas itu sendiri.
Laporan perubahan ekuitas perusahaan
perseorangan
Pemilik
perusahaan perseorangan adalah individu tertentu. Pada saat pertama kali
perusahaan didirikan dan mulai beroperasi, ekuitas perusahaan merupakan
kontribusi dari pemiliknya. Tambahan ekuitas dapat diperoleh dari dua sumber
berikut.
a) Laba
bersih yang diperoleh
b)
Setoran tambahan dari pemilik
Sementara
itu, penggunaan sumber ekonomi perusahaan untuk membelanjai kepentingan pribadi
pemilik (prive) merupakan pengurang ekuitas.
Berikut ini disajikan contoh laporan
perubahan ekuitas perusahaan Beringin Jaya.
Perusahan Beringin Jaya
Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2013
Modal Nona Waringin per 1 January ……………………………………………………………………. Rp 10.965
Diatambah :
Setoran Tambahan
…………………………………………………….... Rp
2.500
Laba Bersih …………………………………………………………..……… Rp 6.735 Rp 9.235 Rp
20. 200
Dikurangi:
Prive ………………………………………………………………………………………………………. 300
Modal Nona Wiringin per 31 Desember…………………………………………………………… Rp 19. 900
Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Persekutuan
Pemilik
perusahaan persekutuan adalah dua orang atau lebih. Dengan demikian harus
diikuti dengan seksama setoran modal dan prive para sekutu. Selain itu perlu
diperhatikan secara intens tata cara pembagian laba – rugi yang disepakati.
Sekalipun begitu, laporan perubahan ekuitas perusahaan persekutuan pada
prinsipnya tidak berbeda dari laporan perubahan ekuitas perusahaanperseorangan.
Perbedaan bentuk hanyalah karena pemiliknya persekutua yang menyangkut dua
orang atau lebih.
Berikut
ini disajikan laporan perubahan ekuitas perusahaan persekutua ASTRINI. Perusahaan tersebut didirikan adalah
perusahaan milik ibu Astrid an ibu Rini. Persekutuan tersebut didirikan pada 1
Januari 2013. Modal awal masing – masing sekutu adalah Rp 600.000 dan Rp
400.000; dan kesepakatan mereka mengenai perbangian laba – rugi adalah sesuai
dengan perbandingan modal awal mereka. Apabila pada tahun operasi 2013
perusahaan tersebut:
a)
Memperoleh
laba bersih (sesudah pajak) Rp 350.000
b)
Mendapat
setoran tambahan dari pemilik:
-
Astri
= Rp 100.000
-
Rini
= Rp 100.000
c)
Pengambilan
prive:
-
Astri = Rp 75.000
-
Rini
= Rp 60.000
Maka
laporan perubahan ekuitas persekutuan tersebut akan tampak sebagai berikut:
Perusahaan
Astri Rini Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk
Tahun Yang Berikut Pada 31 Desember 2013
ASTRI
|
RINI
|
JUMLAH
|
|
Modal 1 Januari
|
600.000
|
400.000
|
1000.000
|
ditambah:
|
|||
Setoran Tambahan
|
100.000
|
100.000
|
200.000
|
Pembagian laba rugi
|
210.000
|
140.000
|
350.000
|
310.000
|
240.000
|
550.000
|
|
910.000
|
640.000
|
1550.000
|
|
dikurangi
|
|||
Prive
|
75.000
|
60.000
|
135.000
|
modal 31 Desember
|
835.000
|
580.000
|
1415.000
|
Dari laporan perubahan ekuitas di
atas tampak bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan yang esensial antara laporan
perubahan ekuitas perusahaan persekutuan dan laporan perubahan ekuitas
perusahaan perseorangan. Mengenai pembagian laba dapat diikuti melalui
perhitungan berikut.
Modal awal Astri
|
=
|
600.000
|
60%
|
|
|
Modal awal Rini
|
=
|
400.000
|
40%
|
|
|
|
|
|
|
|
|
jumlah modal
|
=
|
1000.000
|
|
|
|
pembagian laba
|
=
|
(1) Astri
|
=
|
60%xRp 350.000
|
|
|
|
|
|
=
|
Rp 210.000
|
|
|
|
(2) Rini
|
=
|
40%xRp 350.000
|
|
|
|
|
=
|
Rp 140.000
|
Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseoran
Pemilikan dalam perusahaan perseoran
ditandai dengan pemilikan saham. Laba perusahaan perseroan dialokasikan
menjadi:
1) Dividen, yakni laba yang dibagikan
kepada para pemegang saham, dan
2) Saldo laba, yaitu yang tidak dibagi
dan tetap berada di perusahaan.
Dalam
perusahaan perseroan, laporan ekuitas lebih ditujukan untuk perusahaan saldo
laba. Saldo laba adalah istilah yang digunakan oleh SAK ETAP 2009 untuk menyebut
laba ditahan. Contoh laporan perubahan saldo laba adalah sebagai berikut.
PT Cahaya Mentari
|
|
Laporan Perubahan Saldo Laba
|
|
untuk Tahun yang berakhir Pada
31 Desember 2013
|
|
Saldo laba, 1 Januari
|
100.000.000
|
ditambah:
|
|
Laba Bersih Sesudah Pajak
|
18.900.000
|
|
118.900.000
|
dikurangi:
|
|
Pembagian Diividen
|
40.000.000
|
Saldo Laba, 31 Desember
|
78.000.000
|
2.
LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus
kas (Aliran) Kas menyajikan secara sistematis informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Dalam laporan aliran kas,
pernerimaan, pengeluaran, dan kegiatan investasi (SAK ETAP 2009, par. 7.3).
berikut adalah contoh laporan arus kas.
Perusahaan Beringin Jaya
|
|||||||
Laporan Arus Kas
|
|||||||
Untuk Tahun yang Berakhir 31
Desember 2013
|
|||||||
1
|
Kegiatan Operassi
|
|
|||||
|
dari penjualan jasa kepada
pelanggan
|
Rp 30.000
|
|||||
|
dari pendapatan bunga
|
50.000
|
|||||
|
untuk membayar bahan bakar
|
-10.000
|
|||||
|
untuk membayar sewa garasi dan
kantor
|
-5000
|
|||||
|
untuk membayar retribusi dan parkir
|
-200
|
|||||
|
untuk membayar premi asuransi
|
-450
|
|||||
|
untuk membayar bunga pinjaman
|
-55
|
|||||
|
untuk membayar reparasi dan
pemeliharaan
|
-1000
|
|||||
|
untuk membayar gaji dan upah
|
-7500
|
|||||
|
arus kas bersih dari kegiatan
opersai
|
Rp 5.845
|
|||||
|
|
||||||
2
|
kegiatan Investasi
|
|
|||||
|
dari pelepasan peralatan kantor
|
Rp. 485
|
|||||
|
dari pelepasan investasi saham
biasa
|
525
|
|||||
|
untuk membeli tanah
|
-900
|
|||||
|
untuk membagun gedung
|
-4000
|
|||||
|
untuk mebeli peralatan
|
-3000
|
|||||
|
untuk membeli investasi
|
-450
|
|||||
|
arus kas bersih untuk kegiatan investasi
|
Rp (7340)
|
|||||
|
|
||||||
3
|
Kegiatan Pendanaan
|
|
|||||
|
dari pinjaman bank
|
Rp 5.000
|
|||||
|
dari setiran tambahan Nona Waringin
|
2.500
|
|||||
|
untuk mengangsur pinjaman bank
|
-3000
|
|||||
|
untuk kepentingan pribadi Nona
Waringin
|
-300
|
|||||
|
arus kas bersih dari kegiatan
pendanaan
|
Rp 4.200
|
|||||
|
|||||||
|
kenaikan kas bersih 1+2+3
|
Rp 2.705
|
|||||
|
saldo kas awal
|
1.165
|
|||||
|
saldo kas akhir
|
Rp 3.870
|
Kegiatan operasi meliputi transaksi – transaksi yang
berakibat pada kas yang menjadi penghasil utama pendapatan perusahaan. Misalnya
penerimaan kas dari penjualan jasa dan pembayaran kas kepada pemasok (karyawan)
untuk memperoleh persedian (tenaga kerja). Kegiatan
investasi meliputi kegiatan membeli asset tetap untuk fasilitas produksi,
menjualnya kembali kalau sudah tak terpakai dan kegiatan member pinjaman uang
serta penerimaan dari hasil tagihan atas pinjaman tersebut. Kegiatan Pendapatan ( atau pembelajanan) meliputi kegiatan dengan
pemilik dan kreditor yang berpengaruh pada kas, seperti penyetoran modal dan
pengambilan prive ( pda perusahaan perorangan) atau pembagian dividen tunai
(pada perusahaan perseroan), dan penarikan uang bank serta pelunasannya.
3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Menurut SAK
ETAP ( 2009, par. 8.1), Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK):
a.Berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan
b.Memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak memenuhi
criteria pengakuan dalam laporan keuangan.
CALK mengungkapkan hal – hal berikut (SAK ETAP 2009, par. 8.2).
1.
Informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang
digunakan oleh perusahaan
2.
Informasi
yang diwajibkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dineraca,laporan laba
rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3.
Informasi
tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk
memahami laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar