Selasa, 15 Oktober 2013

materi ekonomi pembangunan BAB 3 menelusuri arti pembangunan_nisa




MENELUSUSI ARTI PEMBANGUNAN
            Dalam bab satu telah dijelskan bahwa secara kasar pembangunan ekonmi dapat diartikan sebagai suatu proses yang enyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat termenerus bertambah terus – menerus bertambah dalam jangka panjang dalam bab 2 akan diternagkan proses pembanguna ekonomi dunia semenjak permulan abadke – 19. Analisis tersebut menunjukkan bahwa data pendapatan per kapita bisa digunakan untuk tiga tujuan berkut
i.                    Menentukna tingkat kesejahteraan yang dicapai suatu Negara pada suatu tahun  tertentu
ii.                  Menggambarkan tingkat kelajuaan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia dan diberbagai Negara
iii.                Menunjukkan jurang pembangunan di antara berbagai Negara
Tanpa mengecilka besarnya sumbangan yang diberikan oleh data pendapatan per kapita dalam menunjukkan hal – hal yang dinyatakan di atas, perlu juga hendaknya disadari bahwa penadaptan per kapita sebagai indicator tingkat kemakmuran dan pembanguna mempunyai beberapa kelemahan. Ketidaksempurnaan dapat di bedakan kepada dua aspek:
Ø  Kelemahan yang bersumber dari ketidaksesuaian penggunaan pendapatan per kapita utnuk menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat pembanguna (ekonomi)
Ø  Kelemahan yang bersifat statistic dan metedologi dalam menghitung pendapatan per kapita.
 Dalam bab ini akan meneliti pula perubahan pemikiran ahli – ahli ekonomi dalam mengartikan konsep pembangunana ekonomi . proses pembangunan ekonomi yang telah berlaku di Negara berkembang semenjak akhir perang dunia II menunjukkan bahwa mengamati prestasi pembangunan  - kesuksesan maupun kegagalannya, dari sudut tingkat / pertumbuhan GDP (PDB) danpendapatan per kapita saja merupak pendekatan ynag kurang sempurna. Banyak faktor lainperlu diperhatikan dalam menilai prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai.




KELEMAHAM PENDAPATAN PER KAPITA SEBAGAI INDEKS TINGKAT KESEJAHTERAAN
            Apadila kita membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa Negara berdasarkan pada tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara sadar atau tidak sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita mayarakat tersebut. Salah satu kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat kesejahteraan bersumber dari anggapan ini
Beberapa Faktor Non Ekonomi Yang Menentukan Kesejahteraan
1.      Pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat ,
2.      Keadaan iklim dan alam sekitar , dan
3.      ada tidaknya kebebasan bertindak danmengeluarkan pendapat
Dari beberapa contoh diatas merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat  dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tidak banyak berbeda. Hal ini dapat dilihat jelas dari beberapa contoh dibawah ini.
Walaupun penduduk yang dipengunungan mempunyai pendapatan yang sama dengan penduduk yang hidup didataran rendah, berdasarkan kepada perbedaan keadaan alamnya kita dapat dapat mengatkan bahwa tingkat kesajahteraan pendudukan didatran rendah adalah lebih tinggi. Keyakinan seperti ini didasarkan kepada kenyataan bahwa pada umumnya penduduk dataran rendah menghadapi tantangan alam yang sedikit. Didataran rendah iklimnya tidak terlalu dingin, pekerjaan disektor pertaniaan lebih mudah dilaksanakan , dan tenaga yang dikeluarkan untuk bergerak dari suatu tempat ketempat yang  lain rlatif lebih sedikit. Demikian pula , ketiadaaan kebebasan untuk bertindak danmengemukskan pendapat di beberapa Negara seperti Myanmar dan China mengakibatkan kesejahteraan masyarakat selalu dipandang  lebih rendah dari yang dicerminkan oleh tingkat perkembangan ekonominya. Dan akhirnya, satu contoh lain, suatu masyarakat yang masih sangat terkait pada kebiasaan dan adat istiadat yang tradisional, misalnya penduduk Bali, teropaksa mengerjakan berbagai kegiatan yang bersifat lebih memenuhi kebutuhan sosialnya dan mengurangi daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuha ekonomi. Dalam masyarakt sperti ini adalah kekurangan tepat untuk dinilai tingkat kesejahteraan masyarakatnya berdasrkan kepada nilai dari  hasil – hasil kegiatan ekonominya.
Dikatakan pula bahwa kesejahteraan masyarakat bersifat subjektif. Artinya , tiap orang mempunyai pandanagan hidup, tujuan hidup dan cara hidup yang berbeda, dan dengan demikian memberikan nilai – nilai yang berbeda terhadap faktor – faktor yang menentukan kesejahteraan mereka. Segolongan orang menekankan kepada pengumpulan kekayaan dan memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai unsur penting untuk  mencapai kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Tetapi segolongan orang lainnya menekankan kepada kehidupan keagamaan sebagai unsure penting untuk mencapai kepuasan hidup – yang dapat kita artikan sebagai tingkat kesejahterannya – yang lebih tinggi . dan ada pula segolongan orang yang lebih suka memperoleh masa lapang  (leisure) yang lebih banyak dan enggan untuk bekerja lebih keras untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Kenyataan – kenyataan bahwa ada orang yang lebih suka tinggal di kota besar walaupun memperoleh gaji yang lebih rendah dari pada harus tinggal di kota kecil, dan lebih suka mengerjakan sesuatu pekerjaan yang disukainya walaupun gajinya lebih rendah dari suatu pekerjaan yang mungkin diperolehnya, merupakan bukiti bahwa penentuan tingkat kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif.
Perlu diingat pula bahwa pembangunan ekonomi akan mengubah kebiasaan – kebiasaan dalam kehidupan masyarakat tradisional, seperti masyarakat menjadi lebih ersifat individualistis, hubungan antar anggota masyarakat menjadi lebih formal, berbagai pekerjaanharus dilaksanakan menurut aturan – aturan disiplin tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian, bertambah tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat bisa di ikuti pula dengan prngorbanan moril dan daya usaha yang lebih banyak oleh masyarakat tersebut. Disatu pihak pembanguna ekonomi akan mempertinggi kesejahteraan masyarakat, tetapi di lain pihak tingkat kesejahteran yang lebih tinggi ini harus dibayar dengan sejumlah pengorbanan pada cara – cara hidup masyarakt.   
Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
            Dalam bentuk yang lebih spesifik , nilai pendapatan per kapita sebagai indeks untuk menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya perbedaan – perbedaan dalam hal – hal berikut
*     Komposisi umur penduduk.
*     Distribusi pendapatan masyarakat.
*     Pola pengeluaran masyarakat.
*     Komposisis pendapatan nasional.
*     Jumlah masa lapanagan (leisure) yang dinikmati masyarakat.
*     Perubahan – perubahan dalam keadaan pengangguran.

BEBERAPA KELEMAHAN CARA PENGHITUNGAN PENDAPATAN PER KAPITA
            Kelemahan metodelogi dan stratistis dalam penetuan tingkat per kapita, dalam nilai mata unag sendiri maupun mata uang Amerik Serikat, merupak faktor yang lebih fundamental dalam menerangkan kelemahan pendapatan per kapita sebagai alat perbandingan tingkat kesejahteraan berbagi masyarakat perrbandingan tingkat pendapatan per kapita diantara Negara maju dan Negara miskin selalu mencerminkan perbedaan dalam tingkat kesejahteraan yang jauh lebih besar dari sebagian dari dua golongan bagian tersebut. Terjadinya perhitungan yang salah, atau lebih tepat penafsiran yang terlalu rendah dari, pendapatan per kapita di Negara miskin di timbulkan oleh beberapa ketidak sempurnaan perhitungan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri. Sepanjang proses pembanguan , tingkatan spesialisasi kegiatan ekonomi masyarakat dan proposi kegiatan ekonomi yang dipasarkan akan menjadi betambah tinggi. Keadaan ini mengakibatkan pertambahan dalam pendapatan nasional akan lebih besar dari perubahan kegiatan ekonomi yang terjadi karena hasil kegiatan produktif  yang pada umumnya tidak termasuk dalam pendapatan nasional sekarang   telah menjadi bagian dari padanya .
            Kesalahan dalam menaksir pendapatan petani merupakan sumber penting kekeliruan lainya dalam menghitung nilai pendapatan nasional dan pendapatan per kapita. Pada umumnya hasil kegiatan sector pertanian merupakan sumbangan tebesar dari suatu sector peekonomian Negara berkembang yang relative miskin. Disamping faktor – faktor ini, usaha untuk menaksir nilai produksi di sector pertanian lebih dipersulit oleh pengaruh iklim, seperti musim kiering dan banjir , dan pengaruh serangan musuh – musuh tanaman seperti serangan hama, tikus, dan berbagai penyakit tanaman. Faktor – faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian mengalami perubahan cukup besar dari tahun ke tahun.
             Hal ini yang menyebabkan penaksiran yang kurang tepat terhadap pendapatan per kapita suatu Negara timbul dalam menukar nilai pendaptan per kapita dalam mata uang Negara yang bersangkutan kedalam mata uang dolar Amerika Serikat. Cara ini merupakan cara yang kurang sempurna untuk menciptakan indeks tingkat kesejahteraan suatu Negara , dan ini disebabkan oleh beberapa factor.
            Pertama, pada umumnya nilai tukar resmi mata uang suatu dengan Negara lain tidak mencerminkan perbandingan harga di kedua Negara tersebut . dalam teori prinsip yang sebaikya di ikuti dalam menetukan nilai tukar suatu mata uang dengan mata uang Negara – Negara lain adalah mengusahakan agar nilai tukar yag di tentukan dapat mengamankan harga – harga barang di Negara itu dengan negara – negara lain.


NEGARA A
NEGARA B
jumlah
Harga /unit
nilai
jumlah
Harga/unit
nilai
1
makanan
200
50 peso
10.000 peso
200
200 dollar
4.000 dolar
2
pakaian
100
100 peso
10.000 peso
100
25 dollar
2.500 dolar
Produksi nasional



20.000 peso



6.500 dollar
(a)
Dalam nilai mata uang sendiri
(b)
Dalam nilai mata uang lain

5.000 peso

26.000 peso










DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Badan riset dari bang dunia dan institude of development study dari universitas Sussex telah mengadakan usaha bersama untuk mengadakan serentetan anlisis distribusi pendapatan dalam pembangunan ekonomi Negara berkembang. Analisis ahluwalia yang memberikan gambaran yang mengenai keadaan distribusi pendapatan dibeberapa Negara pada beberapa tahun yang lalu, dan pengaruh pembangunan ekonomi terhadap distribusi pendapatan berikut ini diringkaskan hasil – hasil studynya mengenai keadaan distribusi pendapatan dibeberapa Negara, analisis memberikan gambaran mengenai distribusi pendapatan relative maupun distribusi pendapatan mutlak
Dalam analisis Ahluwalia menunjukkan keadaan distribusi pendapatan mutlak diberbagai Negara berkembang dengan melihat jumlah penduduk yang menerima pendapat dibawah garis kemiskinan ( poferty line). Secara umum dikatakan bahwa makin tinggi pendapatan  per kapita suatu masyarakat , akan kecil proporsi penduduknya yang berpendaptan di bawah garis kemiskinan. Akan tetapi perlu juga di ingat bahwa, disamping tergantung kepada pendapatan per kapita, besarnya presentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan tergantung pula kepada corak distribusi pendapatan. Makin tidak merata distribusinaya makin besar persentasinya penduduk yang pendapatannya dibawah garis kemiskinan.
Pendapatan ekonomi dan pendapatan golongan miskin
            Dalam ananlisis pembangunan ekonomi gambaran penting yang perlu di peroleh mengenai keadaan distribusi pendapatan adalah cirri –ciri keterkaitan antara pembangunan ekonomi dan corak perubahan distribusi pendapatan. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan ekonomi yang sangat tinggi dapat pula di ikuti oleh distribusi pendapatan yang lebih merata. Namun demikian, di  kebanyakan Negara berkembang., pembanguan menimbulkan kenaikan pendapatan yang lebih pesat hanya kepada golongan kaya apabila di bandingkan dengan pertumbuhan pendapatan 40 % penduduk yang berpendapatan terendah. Di antaranya terdapat Negara yang tingkat pembangunanya lebih lambat daripada Negara yang distribusi pendapatannya menjadi lebih baik pada taraf pembangunan yang lebih tinggi. Keadaan ini selanjutnya membuktikan pula bahwa pembagngunan ekonomi yang lambat tidak selalu di ikuti oleh perubahan distribusi pendapatan yang lebih menguntungkan kepada penduduk yang berpendapatan paling rendah.
Perubahan pola distribusi pendapatan dalam pembangunan
            Analisis Ahluwalia juga menunjukan hubungan antara tingkat pendapatan per kapita dengan distribusi pendapatan. Dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap permulaan proses pembangunan, distribusi pendapatan akan menjadi bertambah tidak merata. Dapat dilihat pada table berikut:
MASALAH PENGGANGURAN DI NEGARA BERKEMBANG
Dalam pembangunan ekonomi di Negara berkembang pengganguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius dari masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang mengguntungkan penduduk yang terendah. Oleh karenya masalah pengganguran yang di hadapi dari tahun ke tahun semakin lama semakin serius. Hal ini disebabkankarena adanya kesungkaran untuk memperoleh data pengganguran yang terdapat di Negara berkembang dan juga karena kekaburan dari arti pengganguran itu sendiri. Di daerah-daerah pedesaan pengganguran yang terjadi biasanya dibedakan menjadi 2 pengertian yaitu pengganguran terselubung (atau tersembunyi) dan pengganguran musiman.
             
BEBERAPA USAHA UNTUK MENYEMPURNALAN CARA MEMBANDINGKAN KESEJAHTERAAN
Beckerman telah membuat suatu survey mengenai usaha – usaha yang telah dilakukan beberapa pihak untuk membandingkan tingkat kesejahteraan di berbagai Negara.berdasarkan kepada sifat dan cara – cara untutk membandingkan tingkat kesejahteraan yang dilakukan, Beckerman berbagi penelitian tersebut dalam tiga golongan. Namun dari berbagai golongan tersebut Beckerman menilai, cara yang paling sempurna adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis.
Dengan cara Beckerman ini, indeks tingkat kesejahteraan dari masing-masing Negara ditentukan kepada tingkat konsumsi atau stock barang dari beberapa jenis barang tertentu yang datanya dapat mudah diperoleh di  Negara berkembang. Data tersebut adalah :
  1. Jumlah konsumsi baja dalam satu  tahun dan dinyatakan kilogram.
  2. Jumlah konsumsi semen dalam satu  tahun dikalikan 10 dan dinyatakan dalam ton.
  3. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
  4. Jumlah stock pesawat radio dikalikan 10.
  5. Jumlah stock telepon dikalikan 10.
  6. Jumlah stock berbagai jenis kendaraan.
  7. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun dinyatakan dalam kilogram.
Jelas dapat dilihat bahwa apabila yang digunakan sebagai alat pengukur perbedaan tingkat kesejahteraan adalah indeks pembangunan yang dihitung berdasarkan keadaan dari 18 jenis data , maka perbedaan tingkat pembangunan antara Negara maju dan Negara berkembang tidaklah terlalu besar. Dari 58 negara yang dihitung indeks taraf pembagunannya, Thailand merupakan Negara yang indeks pembagunannya adalah terendah 10. Sedangkan Amerika Serikat indeks pembangunannya adalah tertinggi yaitu 111. Juga di antara Negara maju sendiri perbedaan tingkat pembangunan yang di gambarkan oleh indeks taraf pembangunan tersebut adalah lebih kecil dari yang di gambarkan oleh  perbandingan pendapatan per kapita mereka.




           



KESIMPULAN
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren­canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.  Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pemba­ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Dalam bab ini akan meneliti pula perubahan pemikiran ahli – ahli ekonomi dalam mengartikan konsep pembangunana ekonomi . proses pembangunan ekonomi yang telah berlaku di Negara berkembang semenjak akhir perang dunia II menunjukkan bahwa mengamati prestasi pembangunan  - kesuksesan maupun kegagalannya, dari sudut tingkat / pertumbuhan GDP (PDB) danpendapatan per kapita saja merupak pendekatan ynag kurang sempurna. Banyak faktor lainperlu diperhatikan dalam menilai prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai.
Dalam membandingkan indeks tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa Negara. berdasarkan pada tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara sadar atau tidak sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita mayarakat tersebut. Apabila di bandingkan dengan keadaan kehidupan masyarakat dalam suatu Negara ada beberapa factor non ekonomi yang menentukan kesejahteraan seperti adat istiadat. Selain itu ada beberapa factor lain yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan yaitu :
*     Komposisi umur penduduk.
*     Distribusi pendapatan masyarakat.
*     Pola pengeluaran masyarakat.
*     Komposisis pendapatan nasional.
*     Jumlah masa lapanagan (leisure) yang dinikmati masyarakat.
*     Perubahan – perubahan dalam keadaan pengangguran.
Dalam bab ini juga dijelaskan cara menghitung pendapatan per kapita yaitu dengan cara membandingkan tingkat pendapatan per kapita dan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan dengan Negara maju dengan Negara miskin.

Kemudian ada beberapa distribusi pendapatan dalam pembangunan ekonomi yaitu :
Distribusi pendapatan relative
Pembangunan ekonomi dan pendapatan golongan miskin
Perubahan pola distribusi dalam pembangunan
Masalah pengangguran di Negara berkembang di bedakan menjadi dua yaitu penganguran terselebung dan penganguran musiman

Beberapa usaha untuk menyempurnakan cara membandingkan kesejahteraan yaitu dengan membandingkan tingkat kesejahteraan di berbagai Negara dengan menciptakan indeks tingkat kesejahteraan dari tiap- tiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar