Dalam
bab satu telah dijelskan bahwa secara kasar pembangunan ekonmi dapat diartikan
sebagai suatu proses yang enyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat
termenerus bertambah terus – menerus bertambah dalam jangka panjang dalam bab 2
akan diternagkan proses pembanguna ekonomi dunia semenjak permulan abadke – 19.
Analisis tersebut menunjukkan bahwa data pendapatan per kapita bisa digunakan
untuk tiga tujuan berkut
i.
Menentukna
tingkat kesejahteraan yang dicapai suatu Negara pada suatu tahun tertentu
ii.
Menggambarkan
tingkat kelajuaan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia dan diberbagai
Negara
iii.
Menunjukkan
jurang pembangunan di antara berbagai Negara
Tanpa mengecilka
besarnya sumbangan yang diberikan oleh data pendapatan per kapita dalam
menunjukkan hal – hal yang dinyatakan di atas, perlu juga hendaknya disadari
bahwa penadaptan per kapita sebagai indicator tingkat kemakmuran dan pembanguna
mempunyai beberapa kelemahan. Ketidaksempurnaan dapat di bedakan kepada dua
aspek:
Ø
Kelemahan
yang bersumber dari ketidaksesuaian penggunaan pendapatan per kapita utnuk
menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat pembanguna (ekonomi)
Ø
Kelemahan
yang bersifat statistic dan metedologi dalam menghitung pendapatan per kapita.
Dalam bab ini akan meneliti pula perubahan
pemikiran ahli – ahli ekonomi dalam mengartikan konsep pembangunana ekonomi .
proses pembangunan ekonomi yang telah berlaku di Negara berkembang semenjak
akhir perang dunia II menunjukkan bahwa mengamati prestasi pembangunan - kesuksesan maupun kegagalannya, dari sudut
tingkat / pertumbuhan GDP (PDB) danpendapatan per kapita saja merupak
pendekatan ynag kurang sempurna. Banyak faktor lainperlu diperhatikan dalam
menilai prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai.
KELEMAHAM
PENDAPATAN PER KAPITA SEBAGAI INDEKS TINGKAT KESEJAHTERAAN
Apadila
kita membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa Negara berdasarkan
pada tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara sadar atau tidak
sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
ditentukan oleh besarnya pendapatan per kapita mayarakat tersebut. Salah satu
kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat
kesejahteraan bersumber dari anggapan ini
Beberapa
Faktor Non Ekonomi Yang Menentukan Kesejahteraan
1. Pengaruh adat istiadat dalam
kehidupan masyarakat ,
2. Keadaan iklim dan alam sekitar ,
dan
3. ada tidaknya kebebasan bertindak
danmengeluarkan pendapat
Dari beberapa contoh diatas
merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang
mempunyai pendapatan per kapita yang tidak banyak berbeda. Hal ini dapat
dilihat jelas dari beberapa contoh dibawah ini.
Walaupun penduduk
yang dipengunungan mempunyai pendapatan yang sama dengan penduduk yang hidup
didataran rendah, berdasarkan kepada perbedaan keadaan alamnya kita dapat dapat
mengatkan bahwa tingkat kesajahteraan pendudukan didatran rendah adalah lebih
tinggi. Keyakinan seperti ini didasarkan kepada kenyataan bahwa pada umumnya
penduduk dataran rendah menghadapi tantangan alam yang sedikit. Didataran
rendah iklimnya tidak terlalu dingin, pekerjaan disektor pertaniaan lebih mudah
dilaksanakan , dan tenaga yang dikeluarkan untuk bergerak dari suatu tempat
ketempat yang lain rlatif lebih sedikit.
Demikian pula , ketiadaaan kebebasan untuk bertindak danmengemukskan pendapat
di beberapa Negara seperti Myanmar dan China mengakibatkan kesejahteraan
masyarakat selalu dipandang lebih rendah
dari yang dicerminkan oleh tingkat perkembangan ekonominya. Dan akhirnya, satu
contoh lain, suatu masyarakat yang masih sangat terkait pada kebiasaan dan adat
istiadat yang tradisional, misalnya penduduk Bali, teropaksa mengerjakan
berbagai kegiatan yang bersifat lebih memenuhi kebutuhan sosialnya dan
mengurangi daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuha ekonomi. Dalam
masyarakt sperti ini adalah kekurangan tepat untuk dinilai tingkat
kesejahteraan masyarakatnya berdasrkan kepada nilai dari hasil – hasil kegiatan ekonominya.
Dikatakan pula bahwa
kesejahteraan masyarakat bersifat subjektif. Artinya , tiap orang mempunyai
pandanagan hidup, tujuan hidup dan cara hidup yang berbeda, dan dengan demikian
memberikan nilai – nilai yang berbeda terhadap faktor – faktor yang menentukan
kesejahteraan mereka. Segolongan orang menekankan kepada pengumpulan kekayaan
dan memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai unsur penting untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan
mereka. Tetapi segolongan orang lainnya menekankan kepada kehidupan keagamaan sebagai
unsure penting untuk mencapai kepuasan hidup – yang dapat kita artikan sebagai
tingkat kesejahterannya – yang lebih tinggi . dan ada pula segolongan orang
yang lebih suka memperoleh masa lapang (leisure)
yang lebih banyak dan enggan untuk bekerja lebih keras untuk memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. Kenyataan – kenyataan bahwa ada orang yang lebih
suka tinggal di kota besar walaupun memperoleh gaji yang lebih rendah dari pada
harus tinggal di kota kecil, dan lebih suka mengerjakan sesuatu pekerjaan yang
disukainya walaupun gajinya lebih rendah dari suatu pekerjaan yang mungkin
diperolehnya, merupakan bukiti bahwa penentuan tingkat kesejahteraan merupakan
suatu hal yang bersifat subjektif.
Perlu diingat pula
bahwa pembangunan ekonomi akan mengubah kebiasaan – kebiasaan dalam kehidupan
masyarakat tradisional, seperti masyarakat menjadi lebih ersifat
individualistis, hubungan antar anggota masyarakat menjadi lebih formal,
berbagai pekerjaanharus dilaksanakan menurut aturan – aturan disiplin tertentu,
dan sebagainya. Dengan demikian, bertambah tingginya tingkat kesejahteraan
masyarakat bisa di ikuti pula dengan prngorbanan moril dan daya usaha yang
lebih banyak oleh masyarakat tersebut. Disatu pihak pembanguna ekonomi akan
mempertinggi kesejahteraan masyarakat, tetapi di lain pihak tingkat
kesejahteran yang lebih tinggi ini harus dibayar dengan sejumlah pengorbanan
pada cara – cara hidup masyarakt.
Beberapa
Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Dalam bentuk yang lebih spesifik , nilai pendapatan
per kapita sebagai indeks untuk menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan
dan jurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian
mengabaikan adanya perbedaan – perbedaan dalam hal – hal berikut






BEBERAPA
KELEMAHAN CARA PENGHITUNGAN PENDAPATAN PER KAPITA
Kelemahan
metodelogi dan stratistis dalam penetuan tingkat per kapita, dalam nilai mata
unag sendiri maupun mata uang Amerik Serikat, merupak faktor yang lebih
fundamental dalam menerangkan kelemahan pendapatan per kapita sebagai alat
perbandingan tingkat kesejahteraan berbagi masyarakat perrbandingan tingkat
pendapatan per kapita diantara Negara maju dan Negara miskin selalu
mencerminkan perbedaan dalam tingkat kesejahteraan yang jauh lebih besar dari
sebagian dari dua golongan bagian tersebut. Terjadinya perhitungan yang salah,
atau lebih tepat penafsiran yang terlalu rendah dari, pendapatan per kapita di
Negara miskin di timbulkan oleh beberapa ketidak sempurnaan perhitungan
pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri. Sepanjang proses
pembanguan , tingkatan spesialisasi kegiatan ekonomi masyarakat dan proposi
kegiatan ekonomi yang dipasarkan akan menjadi betambah tinggi. Keadaan ini
mengakibatkan pertambahan dalam pendapatan nasional akan lebih besar dari
perubahan kegiatan ekonomi yang terjadi karena hasil kegiatan produktif yang pada umumnya tidak termasuk dalam
pendapatan nasional sekarang telah menjadi bagian dari padanya .
Kesalahan
dalam menaksir pendapatan petani merupakan sumber penting kekeliruan lainya
dalam menghitung nilai pendapatan nasional dan pendapatan per kapita. Pada
umumnya hasil kegiatan sector pertanian merupakan sumbangan tebesar dari suatu
sector peekonomian Negara berkembang yang relative miskin. Disamping faktor –
faktor ini, usaha untuk menaksir nilai produksi di sector pertanian lebih
dipersulit oleh pengaruh iklim, seperti musim kiering dan banjir , dan pengaruh
serangan musuh – musuh tanaman seperti serangan hama, tikus, dan berbagai
penyakit tanaman. Faktor – faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian
mengalami perubahan cukup besar dari tahun ke tahun.
Hal ini yang menyebabkan penaksiran yang
kurang tepat terhadap pendapatan per kapita suatu Negara timbul dalam menukar
nilai pendaptan per kapita dalam mata uang Negara yang bersangkutan kedalam
mata uang dolar Amerika Serikat. Cara ini merupakan cara yang kurang sempurna
untuk menciptakan indeks tingkat kesejahteraan suatu Negara , dan ini
disebabkan oleh beberapa factor.
Pertama,
pada umumnya nilai tukar resmi mata uang suatu dengan Negara lain tidak
mencerminkan perbandingan harga di kedua Negara tersebut . dalam teori prinsip
yang sebaikya di ikuti dalam menetukan nilai tukar suatu mata uang dengan mata
uang Negara – Negara lain adalah mengusahakan agar nilai tukar yag di tentukan
dapat mengamankan harga – harga barang di Negara itu dengan negara – negara
lain.
NEGARA A
|
NEGARA B
|
|||||||
jumlah
|
Harga /unit
|
nilai
|
jumlah
|
Harga/unit
|
nilai
|
|||
1
|
makanan
|
200
|
50 peso
|
10.000 peso
|
200
|
200 dollar
|
4.000 dolar
|
|
2
|
pakaian
|
100
|
100 peso
|
10.000 peso
|
100
|
25 dollar
|
2.500 dolar
|
|
Produksi nasional
|
20.000 peso
|
6.500 dollar
|
||||||
(a)
|
Dalam nilai mata uang sendiri
|
|||||||
(b)
|
Dalam nilai mata uang lain
|
5.000 peso
|
26.000 peso
|
|||||
DISTRIBUSI
PENDAPATAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Badan riset dari bang
dunia dan institude of development study dari universitas Sussex telah
mengadakan usaha bersama untuk mengadakan serentetan anlisis distribusi
pendapatan dalam pembangunan ekonomi Negara berkembang. Analisis ahluwalia yang
memberikan gambaran yang mengenai keadaan distribusi pendapatan dibeberapa
Negara pada beberapa tahun yang lalu, dan pengaruh pembangunan ekonomi terhadap
distribusi pendapatan berikut ini diringkaskan hasil – hasil studynya mengenai
keadaan distribusi pendapatan dibeberapa Negara, analisis memberikan gambaran
mengenai distribusi pendapatan relative maupun distribusi pendapatan mutlak
Dalam analisis
Ahluwalia menunjukkan keadaan distribusi pendapatan mutlak diberbagai Negara
berkembang dengan melihat jumlah penduduk yang menerima pendapat dibawah garis
kemiskinan ( poferty line). Secara
umum dikatakan bahwa makin tinggi pendapatan
per kapita suatu masyarakat , akan kecil proporsi penduduknya yang
berpendaptan di bawah garis kemiskinan. Akan tetapi perlu juga di ingat bahwa,
disamping tergantung kepada pendapatan per kapita, besarnya presentase penduduk
yang berada dibawah garis kemiskinan tergantung pula kepada corak distribusi
pendapatan. Makin tidak merata distribusinaya makin besar persentasinya
penduduk yang pendapatannya dibawah garis kemiskinan.
Pendapatan
ekonomi dan pendapatan golongan miskin
Dalam ananlisis pembangunan ekonomi gambaran penting
yang perlu di peroleh mengenai keadaan distribusi pendapatan adalah cirri –ciri
keterkaitan antara pembangunan ekonomi dan corak perubahan distribusi
pendapatan. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan ekonomi yang sangat tinggi
dapat pula di ikuti oleh distribusi pendapatan yang lebih merata. Namun
demikian, di kebanyakan Negara
berkembang., pembanguan menimbulkan kenaikan pendapatan yang lebih pesat hanya
kepada golongan kaya apabila di bandingkan dengan pertumbuhan pendapatan 40 %
penduduk yang berpendapatan terendah. Di antaranya terdapat Negara yang tingkat
pembangunanya lebih lambat daripada Negara yang distribusi pendapatannya
menjadi lebih baik pada taraf pembangunan yang lebih tinggi. Keadaan ini
selanjutnya membuktikan pula bahwa pembagngunan ekonomi yang lambat tidak
selalu di ikuti oleh perubahan distribusi pendapatan yang lebih menguntungkan
kepada penduduk yang berpendapatan paling rendah.
Perubahan
pola distribusi pendapatan dalam pembangunan
Analisis Ahluwalia juga menunjukan hubungan antara
tingkat pendapatan per kapita dengan distribusi pendapatan. Dapat disimpulkan
bahwa tahap-tahap permulaan proses pembangunan, distribusi pendapatan akan
menjadi bertambah tidak merata. Dapat dilihat pada table berikut:
MASALAH PENGGANGURAN DI NEGARA
BERKEMBANG
Dalam pembangunan ekonomi di
Negara berkembang pengganguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan
masalah yang lebih rumit dan lebih serius dari masalah perubahan dalam
distribusi pendapatan yang kurang mengguntungkan penduduk yang terendah. Oleh
karenya masalah pengganguran yang di hadapi dari tahun ke tahun semakin lama
semakin serius. Hal ini disebabkankarena adanya kesungkaran untuk memperoleh
data pengganguran yang terdapat di Negara berkembang dan juga karena kekaburan
dari arti pengganguran itu sendiri. Di daerah-daerah pedesaan pengganguran yang
terjadi biasanya dibedakan menjadi 2 pengertian yaitu pengganguran terselubung (atau tersembunyi) dan pengganguran musiman.
BEBERAPA
USAHA UNTUK MENYEMPURNALAN CARA MEMBANDINGKAN KESEJAHTERAAN
Beckerman telah membuat suatu
survey mengenai usaha – usaha yang telah dilakukan beberapa pihak untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan di berbagai Negara.berdasarkan kepada sifat
dan cara – cara untutk membandingkan tingkat kesejahteraan yang dilakukan, Beckerman
berbagi penelitian tersebut dalam tiga golongan. Namun dari berbagai golongan
tersebut Beckerman menilai, cara yang paling sempurna adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis.
Dengan cara Beckerman ini, indeks
tingkat kesejahteraan dari masing-masing Negara ditentukan kepada tingkat
konsumsi atau stock barang dari beberapa jenis barang tertentu yang datanya dapat
mudah diperoleh di Negara berkembang. Data
tersebut adalah :
- Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun dan dinyatakan kilogram.
- Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 dan dinyatakan dalam ton.
- Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
- Jumlah stock pesawat radio dikalikan 10.
- Jumlah stock telepon dikalikan 10.
- Jumlah stock berbagai jenis kendaraan.
- Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun dinyatakan dalam kilogram.
Jelas dapat dilihat bahwa apabila
yang digunakan sebagai alat pengukur perbedaan tingkat kesejahteraan adalah
indeks pembangunan yang dihitung berdasarkan keadaan dari 18 jenis data , maka
perbedaan tingkat pembangunan antara Negara maju dan Negara berkembang tidaklah
terlalu besar. Dari 58 negara yang dihitung indeks taraf pembagunannya, Thailand
merupakan Negara yang indeks pembagunannya adalah terendah 10. Sedangkan Amerika
Serikat indeks pembangunannya adalah tertinggi yaitu 111. Juga di antara Negara
maju sendiri perbedaan tingkat pembangunan yang di gambarkan oleh indeks taraf
pembangunan tersebut adalah lebih kecil dari yang di gambarkan oleh perbandingan pendapatan per kapita mereka.
KESIMPULAN
Mengenai pengertian
pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya
perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan
Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan
merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).
Dalam bab ini akan
meneliti pula perubahan pemikiran ahli – ahli ekonomi dalam mengartikan konsep
pembangunana ekonomi . proses pembangunan ekonomi yang telah berlaku di Negara
berkembang semenjak akhir perang dunia II menunjukkan bahwa mengamati prestasi pembangunan - kesuksesan maupun kegagalannya, dari sudut
tingkat / pertumbuhan GDP (PDB) danpendapatan per kapita saja merupak
pendekatan ynag kurang sempurna. Banyak faktor lainperlu diperhatikan dalam
menilai prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai.
Dalam membandingkan
indeks tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa Negara. berdasarkan pada
tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara sadar atau tidak sebenarnya
kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh
besarnya pendapatan per kapita mayarakat tersebut. Apabila di bandingkan dengan
keadaan kehidupan masyarakat dalam suatu Negara ada beberapa factor non ekonomi
yang menentukan kesejahteraan seperti adat istiadat. Selain itu ada beberapa factor
lain yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan yaitu :






Dalam bab ini juga
dijelaskan cara menghitung pendapatan per kapita yaitu dengan cara
membandingkan tingkat pendapatan per kapita dan tingkat kesejahteraan
masyarakat dengan dengan Negara maju dengan Negara miskin.
Kemudian ada beberapa
distribusi pendapatan dalam pembangunan ekonomi yaitu :
Distribusi pendapatan
relative
Pembangunan ekonomi
dan pendapatan golongan miskin
Perubahan pola
distribusi dalam pembangunan
Masalah pengangguran
di Negara berkembang di bedakan menjadi dua yaitu penganguran terselebung dan
penganguran musiman
Beberapa usaha untuk menyempurnakan
cara membandingkan kesejahteraan yaitu dengan membandingkan tingkat
kesejahteraan di berbagai Negara dengan menciptakan indeks tingkat
kesejahteraan dari tiap- tiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat
moneter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar