Jawaban nomer 1
Indonesia merupakan negara Demokrasi dari awal tahun 1945 indonesia masih
belum bisa terlepas dari yang namanya krisis politik. Era globalisasi membawa dampak positif pada
perubahan di bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya, serta pada sistem
perekonomian dunia yang telah berubah secara signifikan. Kendala-kendala
tersebut datang seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi
(IPTEK), seperti terbatasnya sumber daya alam karena terus – menerus di
eksploitasi, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki potensi unggul,
persaingan yang semakin ketat, dan penghasilan demand yang lebih besar dari
supply.
Menghadapi masalah seperti ini, tidak
hanya diperlukan sistem modal dan tidak hanya fokus pada biaya pengendalian terhadap
investasi masa depan, tetapi lebih dari itu dibutuhkan strategi serta inovasi.
Suatu dunia kerja, khususnya suatu organisasi diperlukan suatu sistem manajemen
yang kritis dalam membaca perubahan zaman. Dalam hal ini Inovasi merupakan
kunci penting sebab inovasi dalam produk, layanan, sistem manajemen, proses
produksi, nilai – nilai perusahaan dan aspek lain dari organisasi merupakan
faktor yang membuat perusahaan dapat tumbuh, berubah dan berhasil. Manajemen
adalah pencapaian tujuan – tujuan organisasional secara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya –
sumber daya organisasional. Definisi ini mempunyai dua pemikiran penting yaitu
(1) keempat fungsi perencanaan, pengolahan, kepemimpinan, dan pengendalian,(2)
pencapaian tujuan tujuan manajemen. Empat fungsi manajemen meliputi
perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya
organisasional. Perencanaan (planning) adalah proses
mengidentifikasikan berbagai tujuan untuk kinerja organisasi di masa mendatang
serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapainya. Pengelolaan (organizing) dilakukan setelah tahap
perencanaan, didalamnya terdapat kegiatan menentukan tugas, mengelompokkan
tugas, mendelegasikan otoritas, dan mengalikasikan sumber daya di seluruh
organisasi. Kepemimpinan (leading) merupakan fungsi
manajemen yang mencakup penggunaan pengaruh untuk memotivasu karyawan
guna mencapai tujuan – tujuan organisasional. Kepemimpinan berarti menciptakan nilai
– nilai dan budaya bersama, mengomunikasikan tujuan – tujuan kepada karyawan di
seluruh organisasi, menyuntikkan semangat untuk memperlihatkan kinerja
tertinggi kepada karyawan. Pengendalian (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang memonitor aktivitas karyawan, menentukan apakah
organisasi sejalan dengan tujuannya, dan membuat koreksi jika diperlukan.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep dasar organisasi adalah
- Suatu organisasi selalu mempunyai tujuan
- Adanya spesialisasi dan pembagian kerja
- Spesialisasi akan mempunyai manfaat apabila dikoordinasi
- Koordinasi adalah mengintegrasikan kegiatan-kegiatan serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
- Untuk meralisasi tujuan perlu ada prosedur kerja yang lebih rinci
- Kenyataan bahwa organisasi berada dalam suatu lingkungan yang dinamis karena yang menjadi odyek dan subyeknya adalah orang.
Kerangka Waktu
Perencanaan
1.
Rencana Jangka Panjang (long-range plan)
Suatu rencana jangka panjang meliputi banyak tahun, mungkin bahkan
beberapa dekade.
2.
Rencana jangka Menengah (medium-range plan)
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah
dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi
periode satu hingga lima tahun, terutama penting bagi manajer menengah dan
manajer lini.
3.
Rencana jangka Pendek (short-range plan)
Rencana yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana
jangka pendek sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari manajer. Terdapat dua
jenis rencana jangka pendek, yakni rencana tindakan (action plan) dan
rencana reaksi (reaction plan). Rencana tindakan merealisasikan semua
jenis rencana
Perencanaan
sangat penting adanya, hal tersebut karena:
1.
Perencanaan digunakan untuk mencapai protective
benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan.
2.
Perencanaan digunakan untuk mencapai positive
benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Cita-cita atau impian hari depan organisasi yaitu skala organisasi, visi organisasi atau organization visioning(John P. Kotter, 1996). Demikian juga dengan Visi Indonesia 2019 juga merupakan impian yang ingin dicapai bersama. Bagaimanapun, kita harus memiliki visi dan misi yang terukur dalam upaya menggapai cita-cita bangsa ini dalam jangka panjang, sementara apa yang tercantum dalam Pembukaan dan UUD 45 baru (perubahan 1 sampai dengan 4) tidak mencantumkan ukuran dalam pencapaian
1.
pembangunan, karena bersifat relatif. Pembangunan
nasional itu sendiri harus bisa terukur, sehingga kemajuan yang dicapai dapat
memiliki akuntabilitas, transparansi, dan akseptibilitas yang tinggi di mata
masyarakat dan juga di mata dunia.
Dari balik rongga gelap ketidakjelasan tahun 2050, seakan muncul kekuatan magnetik luar biasa yang menggerakkan pikiran, perhatian, perasaan, dan tindakan banyak bangsa. Banyak negara dan bangsa seolah dibuat gelisah, seolah tidak sabar menunggu datangnya era baru dalam satu generasi mendatang.
Bagaimanakah sesungguhnya realitas dunia tahun 2019, yang menggetarkan dan mengerakkan banyak bangsa? Lebih khusus lagi, bagaimanakah nasib bangsa Indonesia pada tahun itu? Tanda-tanda perkembangan tahun 2019 bagi banyak negara sudah mulai dirasakan sekarang ini. Tidaklah mengherankan, sejumlah negara tergerak memacu percepatan kemajuannya, berlari tunggang langgang, meraih kemajuan di dunia yang digambarkan semakin datar, the world is flat. Tanpa membiarkan mata terpejam sedikit pun, konsentrasi diarahkan ke depan untuk menatap tujuan hidup yang lebih baik, yang menjamin kesejahteraan hidup, kemerdekaan individu, perlindungan hak asasi dan demokrasi. Tidak sedikit bangsa gamang menghadapi tantangan dalam menggapai masa depan yang lebih baik, tetapi lebih rumit.
Dari balik rongga gelap ketidakjelasan tahun 2050, seakan muncul kekuatan magnetik luar biasa yang menggerakkan pikiran, perhatian, perasaan, dan tindakan banyak bangsa. Banyak negara dan bangsa seolah dibuat gelisah, seolah tidak sabar menunggu datangnya era baru dalam satu generasi mendatang.
Bagaimanakah sesungguhnya realitas dunia tahun 2019, yang menggetarkan dan mengerakkan banyak bangsa? Lebih khusus lagi, bagaimanakah nasib bangsa Indonesia pada tahun itu? Tanda-tanda perkembangan tahun 2019 bagi banyak negara sudah mulai dirasakan sekarang ini. Tidaklah mengherankan, sejumlah negara tergerak memacu percepatan kemajuannya, berlari tunggang langgang, meraih kemajuan di dunia yang digambarkan semakin datar, the world is flat. Tanpa membiarkan mata terpejam sedikit pun, konsentrasi diarahkan ke depan untuk menatap tujuan hidup yang lebih baik, yang menjamin kesejahteraan hidup, kemerdekaan individu, perlindungan hak asasi dan demokrasi. Tidak sedikit bangsa gamang menghadapi tantangan dalam menggapai masa depan yang lebih baik, tetapi lebih rumit.
2.
Pernyataan Visi Dalam konsep manajemen strategi,
pernyataan visi haruslah mengandung unsur “soft” yang bersifat appealing
(gambaran masa depan yang jelas kepada para stakholder, sehingga memberi
semangat dan spirit kebersamaan dalam partisipasi dan kontribusi) dan
meaningful (harus bisa memberi makna yang cerdas dalam menggugah emosi positif
stakeholder). Selain itu, maka visi juga harus mengandung unsur hard berupa
fisibilitas (menjadi dasar bagi tujuan yang bisa dicapai dengan resource,
energi, dan waktu yang ada) dan measurable (bisa diukur agar pencapaiannya
dapat dievaluasi). Memang pernyataan visi haruslah agak bombastis dan bersifat
out of the box, sehingga mampu menggugah otak bawah sadar kita untuk mempunyai
gairah dalam mencapainya secara kreatif. Dan visi tersebut haruslah diselami
dan dijiwai oleh semua stakeholder, sehingga gairah dan semangat mencapainya
akan tetap membara dalam jangka panjang, mengingat bahwa pernyataan visi adalah
merupakan trigger bagi perencanaan strategi jangka menengah hingga panjang.
3.
Faktor Pendukung Pencapaian Visi 2019 Mendeklarasikan
visi dan misi kebanyakan dimulai dengan analisis potensi diri dan perubahan
lingkungan, atau biasa dikenal dengan istilah SWOT. Analisis SWOT akan melihat
besarnya Peluang yang bisa diperoleh dari Potensi Kekuatan yang ada serta
besarnya Ancaman akibat Potensi Kelemahan yang tidak dapat ditanggulangi. Analisis
SWOT yang tepat terbukti mampu dilakukan Singapura, negara tetangga dekat kita
secara geografis. Tahun 1959, Lee Kwan Yew mengajak bangsa Singapura bangkit
dan bekerja keras agar pada tahun 1980 (20 tahun kemudian) bisa menyamai bangsa
Eropa, tapi tak seorangpun percaya. Mengapa demikian? Karena waktu itu GNP per
capita Singapura hanya USD 400. Ternyata 31 tahun kemudian saat Lee
mengundurkan diri sebagai Perdana menteri (1990), GNP percapita Singapura
meningkat 60 kali lipat (6000 persen) dari USD 400. Contoh lainnya adalah di
Finlandia, yang mampu bertransformasi dari negara dengan ekonomi SDA menjadi
negara produsen ICT terkemuka dunia (contohnya NOKIA) hanya dalam waktu 15
tahun. Jumlah penduduk yang besar disatu sisi bisa jadi peluang, tetapi disisi
lain bisa jadi ancaman. Singapura dan Finlandia adalah contoh pelaku sukses
visi negara dengan penduduk sedikit (sekitar +/- 5 juta jiwa), tetapi ternyata
China adalah salah satu contoh sukses negara bervisi dengan jumlah penduduk lebih
besar dari Indonesia.
4.
Peran Pendidikan Dalam Pencapaian Visi Diluar faktor
lainnya, ternyata kualitas pendidikan memainkan peranan besar dalam pecapaian
visi makmur suatu negara. Michael Porter, Professor Manajemen terkemuka
dunia, dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan formal berperan
strategis dalam pembangunan ekonomi. Tanpa pendidikan, maka akan ada penghalang
yang kokoh dalam upaya pembangunan ekonomi. Kesimpulan Porter ini terutama
diambil dari pengalaman Singapura dan Korea Selatan dalam awal membangun
kemajuan negaranya yang menyeimbangkan antara pembangunan fisik dengan
infrastruktur berupa sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. Kedua negara
tersebut dalam dua puluh tahun pertama dari proses pembangunannya mengutamakan
pembangunan infrastruktur termasuk pendidikannya.
Konsep pendidikan yang visioner mengungkap dua kalimat yang sangat menarik, yaitu : educate people to change, dan educate the future leader. Makna dari konsep tersebut adalah bahwa proses pendidikan harus merubah manusia untuk berkarakter pemenang, inovatif, kreatif, berwawasan dan berkekuatan untuk bersaing positif untuk mencapai visinya. Disamping itu, proses pendidikan harus mampu mencetak pemimpin yang mampu mengantar masa depan untuk pencapaian visi. Penelitian Porter di Singapura dan Korea Selatan tersebut ternyata juga didukung oleh fakta serupa dari pendidikan visioner di China, dimana yang pada tahun 1990-1991 hanya menghasilkan 200.000 sarjana IPA dan teknik, ternyata 15 tahun kemudian (2004) telah mampu menghasilkan output 2,5 kali lipat sebanyak 500.000 orang pertahun. Cerita sukses ini menunjukkan bahwa pendidikan, utamanya pendidikan tinggi adalah merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan negara, terutama ekonomi. Bila kita bandingkan, pernyataan pada Visi 2030 kurang mendudukkan peran pendidikan tinggi, sedangkan Visi menjelaskan lebih detail tentang peran intelektual capital dalam membawa Indonesia menjadi negara maju.
Konsep pendidikan yang visioner mengungkap dua kalimat yang sangat menarik, yaitu : educate people to change, dan educate the future leader. Makna dari konsep tersebut adalah bahwa proses pendidikan harus merubah manusia untuk berkarakter pemenang, inovatif, kreatif, berwawasan dan berkekuatan untuk bersaing positif untuk mencapai visinya. Disamping itu, proses pendidikan harus mampu mencetak pemimpin yang mampu mengantar masa depan untuk pencapaian visi. Penelitian Porter di Singapura dan Korea Selatan tersebut ternyata juga didukung oleh fakta serupa dari pendidikan visioner di China, dimana yang pada tahun 1990-1991 hanya menghasilkan 200.000 sarjana IPA dan teknik, ternyata 15 tahun kemudian (2004) telah mampu menghasilkan output 2,5 kali lipat sebanyak 500.000 orang pertahun. Cerita sukses ini menunjukkan bahwa pendidikan, utamanya pendidikan tinggi adalah merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan negara, terutama ekonomi. Bila kita bandingkan, pernyataan pada Visi 2030 kurang mendudukkan peran pendidikan tinggi, sedangkan Visi menjelaskan lebih detail tentang peran intelektual capital dalam membawa Indonesia menjadi negara maju.
5.
Redefinisi Visi Dan Misi Indonesia Untuk membangun visi dan misi Indonesia yang
terukur, kita dapat mengekstraknya dari Pembukaan dan UUD 45 baru dan
meredefinisi visi dan misi Indonesia menuju. Usulan atau proposisi terhadap
Visi Indonesia adalah “Indonesia yang Mandiri, Humanis, Modernis, Demokratis,
dan Kredibel.”
1.
Langkah-langkah bersama mewujudkan masyarakat yang
bermoral, berbudaya, dan beradab. Civilized disini menjadi sasaran pertama
berdasarkan Falsafah Pancasila, yang dituangkan dalam Undang-Undang .
2.
“freedom, rule of law and tolerance” itu harus duduk
bersama, kalau itu duduk bersama demokrasi yang akan mekar dan tumbuh tentu
adalah demokrasi yang mengandung harmoni di dalamnya.
3.
Indonesia yang aman, damai, dan bersatu.
4.
Indonesia yang asli dan lestari, maksudnya adalah yang
bisa memelihara kesinambungan, berkelanjutan, sustainability dari pembangunan
kita.
5.
Indonesia ingin menjadi negara ekonomi besar, big five
negara ekonomi besar dan dengan pendapatan disebutkan dengan 18 ribu perkapita.
6.
Pengelolaan kekayaan alam dilakukan dengan mempertahankan
keberlanjutannya, sustainability.
7.
Kualitas hidup modern yang merata, self growth.
Misi Indonesia dapat mencakup :
Misi Indonesia dapat mencakup :
·
Mentransformasi Indonesia menjadi bangsa yang
mandiri dalam ekonomi yang berbasis pada pengetahuan.
·
Mentransformasi kehidupan rakyat menuju kepada
kehidupan yang humanis dan berwawasan lingkungan.
·
Mentransformasi seluruh kegiatan ekonomi dengan
memaksimalkan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi tepat guna dan
modern yang berbasiskan pada kapabilitas domestik terbuka.
·
Mentransformasikan praktik kegiatan ideologi,
politik, ekonomi, sosial-budaya bangsa, dan lingkungan secara demokratis dengan
supremasi hukum.
·
Meningkatkan kredibilitas bangsa dan negara di
mata rakyat Indonesia sendiri dan pada lingkungan internasional.
6.
Indonesia akan
menjadi negara maju jika melakukan berbagai perubahan yang signifikan. Dengan
semua faktor yang dmiliki, akan sampai pada kondisi itu asalkan mampu melakukan
perubahan yang signifikan. Untuk mencapai cita-cita tersebut ada beberapa
langkah yang harus dilakukan antara lain :
1.
Membangun bangsa dan negara secara terpadu dengan
memberikan kelonggaran pada daerah untuk membangun dirinya.
2.
Memadukan sumber daya alam dengan sumber daya
pengetahuan.
3.
Menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai pertumbuhan yang
berkeadilan.
4.
Memperkokoh pertahanan dan kemandirian bangsa dan
meningkatkan kerjasama Internasional yang konstruktif serta mendorong peran dan
kontribusi semua elemen bangsa dalam pembangunan. ada beberapa target yang
harus dicapai dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yang lebih baik. Target tersebut yaitu :
·
Pengurangan kemiskinan secara tajam.
·
Pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan
berkelanjutan.
·
Peningkatan good governance seraya menegakkan
penerapan hukum.
·
Peningkatan sistem demokrasi yang harmonis serta
memenangkan kompetisi dalam globalisasi.
Dalam 5 tahun ke depan pengurangan kemiskinan menjadi prioritas utama
dengan meningkatkan penghasilan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya serta menciptakan lapangan kerja yang antara lain dilakukan
dengan meningkatkan hubungan baik antara pemerintah, dunia usaha dan pekerja. Selain
itu, peningkatan ketahanan pangan dan ketahanan energi juga menjadi sasaran
pemerintah serta mengajak pemerintah daerah dan masyarakat dalam membangun
pertahanan dan keamanan yang stabil. Untuk tetap bersikap optimis dalam
mengatasi segala masalah dalam rangka meningkatkan pembangunan nasional.Setiap
masalah ada jalan keluar atau solusinya. Jika mau maju harus menjadi bangsa
yang optimis. Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengatakan, upaya membangun
bangsa dan negara tidak hanya menghadapi tantangan dari domestik saja tetap
juga dari lingkungan global. Terus berusaha terlibat aktif dalam hubungan baik
secara kelembagaan maupun secara bilateral dengan berbagai negara lain.
7.
Nanoteknologi diperkirakan akan menguasai dunia mulai
tahun 2013.
Penggunaan teknologi berbasis nano akan memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan seperti dalam bidang kesehatan dan pangan. Bahkan diramalkan, persoalan pangan tidak akan menjadi masalah lagi. Orang boleh makan apa saja, tidak khawatir sakit. Penyakit turunan disembuhkan. Orang buta melihat, dan orang tuli mendengar.
Hanya bangsa dan negara yang memiliki kemampuan menguasai teknologi tinggi dan canggih akan mengambil manfaat. Bangsa-bangsa yang tidak mampu mengantisipasi akan terus terpuruk, tetap berada di pinggiran dari panggung dunia yang menghadirkan kemajuan.
Pada lapisan yang lebih dalam sangat diperlukan sumber daya manusia yang andal, yang mampu menguasai perkembangan dan kemajuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan manusia. Arah perkembangan kemajuan setiap bangsa akan sangat tergantung pada kemampuan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan andal. Maka bisa terjadi, negara yang sudah maju akan bertambah maju, atau sebaliknya. Negara yang tidak maju bisa menjadi maju, atau malah semakin terpuruk.
Dalam menghadapi tantangan masa depan itu, orang tidak cukup lagi hanya masuk ke dalam, melihat kemampuan diri, tetapi juga menengok ke luar dengan memerhatikan kekuatan bangsa-bangsa lain. Kompetisi tidak terhindarkan. Pergerakan ke depan akan berlangsung dalam semangat kompetisi tinggi. Pasti ada yang terempas dan tak sampai. Bangsa yang kehilangan gairah akan kehabisan tenaga dan akan tertinggal jauh di belakang. Bangsa-bangsa yang hidup dari oportunitas kekinian dan berpikiran pendek dengan mengandalkan the art of the possible belaka akan cepat kehilangan napas menghadapi perjalanan jauh ke depan. Maka, yang diperlukan imajinasi dan visi yang kuat ke masa depan, yang harus diikat dalam komitmen kerja sebagai agenda yang konkret dan jelas. Tidak kalah pentingnya peran pemimpin dan kepemimpinan, yang memberikan arahan dan kawalan terhadap proses perubahan agar masa depan lebih baik ketimbang masa kini. Namun, jelas pula, pilihan-pilihan besar dan strategis tidaklah muncul dari ketajaman pikiran para politisi, melainkan dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia dapat melangkah maju bersama bangsa-bangsa lain. Apa pun tantangannya, Indonesia tidak bisa melangkah mundur lagi atau kembali ke masa lampau karena harus menemukan solusi baru dalam mengatasi berbagai persoalan masa depan. Tentu saja Indonesia belum kehabisan seluruh potensinya untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Sejarah telah memberikan sejumlah tugas khusus kepada bangsa dan negara Indonesia untuk melakukan transformasi yang berjangkauan jauh ke depan.
Penggunaan teknologi berbasis nano akan memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan seperti dalam bidang kesehatan dan pangan. Bahkan diramalkan, persoalan pangan tidak akan menjadi masalah lagi. Orang boleh makan apa saja, tidak khawatir sakit. Penyakit turunan disembuhkan. Orang buta melihat, dan orang tuli mendengar.
Hanya bangsa dan negara yang memiliki kemampuan menguasai teknologi tinggi dan canggih akan mengambil manfaat. Bangsa-bangsa yang tidak mampu mengantisipasi akan terus terpuruk, tetap berada di pinggiran dari panggung dunia yang menghadirkan kemajuan.
Pada lapisan yang lebih dalam sangat diperlukan sumber daya manusia yang andal, yang mampu menguasai perkembangan dan kemajuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan manusia. Arah perkembangan kemajuan setiap bangsa akan sangat tergantung pada kemampuan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan andal. Maka bisa terjadi, negara yang sudah maju akan bertambah maju, atau sebaliknya. Negara yang tidak maju bisa menjadi maju, atau malah semakin terpuruk.
Dalam menghadapi tantangan masa depan itu, orang tidak cukup lagi hanya masuk ke dalam, melihat kemampuan diri, tetapi juga menengok ke luar dengan memerhatikan kekuatan bangsa-bangsa lain. Kompetisi tidak terhindarkan. Pergerakan ke depan akan berlangsung dalam semangat kompetisi tinggi. Pasti ada yang terempas dan tak sampai. Bangsa yang kehilangan gairah akan kehabisan tenaga dan akan tertinggal jauh di belakang. Bangsa-bangsa yang hidup dari oportunitas kekinian dan berpikiran pendek dengan mengandalkan the art of the possible belaka akan cepat kehilangan napas menghadapi perjalanan jauh ke depan. Maka, yang diperlukan imajinasi dan visi yang kuat ke masa depan, yang harus diikat dalam komitmen kerja sebagai agenda yang konkret dan jelas. Tidak kalah pentingnya peran pemimpin dan kepemimpinan, yang memberikan arahan dan kawalan terhadap proses perubahan agar masa depan lebih baik ketimbang masa kini. Namun, jelas pula, pilihan-pilihan besar dan strategis tidaklah muncul dari ketajaman pikiran para politisi, melainkan dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia dapat melangkah maju bersama bangsa-bangsa lain. Apa pun tantangannya, Indonesia tidak bisa melangkah mundur lagi atau kembali ke masa lampau karena harus menemukan solusi baru dalam mengatasi berbagai persoalan masa depan. Tentu saja Indonesia belum kehabisan seluruh potensinya untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Sejarah telah memberikan sejumlah tugas khusus kepada bangsa dan negara Indonesia untuk melakukan transformasi yang berjangkauan jauh ke depan.
8.
Kesimpulan Bangsa Indonesia tidak akan memiliki masa
depan yang cerah jika tidak memiliki cita-cita dan idealisme. Hidup dalam
pragmatisme dan keseharian. Sebagai bangsa janganlah kering dari cita-cita,
pemikiran besar, serta gagasan-gagasan dan idealisme itu. Mengubah mimpi
menjadi kenyataan. Kita juga tidak akan maju dan kalah, kalau kita tidak
memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Di atas segalanya, menyangkut Visi
Indonesia tahun 2050, kita juga tidak akan dapat mewujudkan cita-cita besar
itu, kalau kita tidak bersatu, tidak berjuang bersama untuk membangun hari esok
kita.
Jika semua warga negara
Indonesia bisa bernafas dengan lega. Maka pemimpin itu berhasil melakukan suatu
perubahan. Tak perlu perubahan besar yang harus di dahulukan “kecil tai
menghasilkan” itulah yang diahrapkan rakyat – rakyat yang merindukan sesosok
pemimpin yang memang berjiwa patriotisme. Demokrasi Indonesia tidak terlepas
dari sila – sila pancasila. Semua pengemalan butir – butir sila itu harus benar
– benar di pahami oleh semua warga negaranya terutama untuk seorang pemimpin. Perubahan
pertama yang harus dilakukan salah satunya adalah bahwa pembangunan itu harus
diutamakan di daerah pedesaan. Sebabnya adalah semua hal yang ada di perkotaan
atau kota besar segala sesuatunya adalah dari desa. Contohnya untuk pengiriman
bahan mentah ke kota . jika transportasinya kurang memadai maka pengiriman
tersebut akan terhambat. Dan produksi di kota akan tertunda.
Pendidikan adalah kunci
keberhasilan suatu negara jika SDMnya tidak berkualitas lalu bagaimana cara
mengelola SDA yang kita punya. Perubahan pendidikan itu yang harus lebih
diperhatikan adalah pendidikan di daerah perdesaan. Penduduk asli itu paling
banyak berada didesa. Dengan merubah sedikit menset pemikiran mereka tentang
tekhnologi maka mereka akan mengerti bagaimana arah pembangunan itu berawal dan
apa tujuan dari pembangunan itu. Penduduk desa meminta hal yang nyata dalam
suatu berubahan bukan sekedar gambaran yang tidak jelas.
Jawaban nomer 1
Indonesia merupakan negara Demokrasi dari awal tahun 1945 indonesia masih
belum bisa terlepas dari yang namanya krisis politik. Era globalisasi membawa dampak positif pada
perubahan di bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya, serta pada sistem
perekonomian dunia yang telah berubah secara signifikan. Kendala-kendala
tersebut datang seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknonologi
(IPTEK), seperti terbatasnya sumber daya alam karena terus – menerus di
eksploitasi, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki potensi unggul,
persaingan yang semakin ketat, dan penghasilan demand yang lebih besar dari
supply.
Menghadapi masalah seperti ini, tidak
hanya diperlukan sistem modal dan tidak hanya fokus pada biaya pengendalian terhadap
investasi masa depan, tetapi lebih dari itu dibutuhkan strategi serta inovasi.
Suatu dunia kerja, khususnya suatu organisasi diperlukan suatu sistem manajemen
yang kritis dalam membaca perubahan zaman. Dalam hal ini Inovasi merupakan
kunci penting sebab inovasi dalam produk, layanan, sistem manajemen, proses
produksi, nilai – nilai perusahaan dan aspek lain dari organisasi merupakan
faktor yang membuat perusahaan dapat tumbuh, berubah dan berhasil. Manajemen
adalah pencapaian tujuan – tujuan organisasional secara efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya –
sumber daya organisasional. Definisi ini mempunyai dua pemikiran penting yaitu
(1) keempat fungsi perencanaan, pengolahan, kepemimpinan, dan pengendalian,(2)
pencapaian tujuan tujuan manajemen. Empat fungsi manajemen meliputi
perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya
organisasional. Perencanaan (planning) adalah proses
mengidentifikasikan berbagai tujuan untuk kinerja organisasi di masa mendatang
serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapainya. Pengelolaan (organizing) dilakukan setelah tahap
perencanaan, didalamnya terdapat kegiatan menentukan tugas, mengelompokkan
tugas, mendelegasikan otoritas, dan mengalikasikan sumber daya di seluruh
organisasi. Kepemimpinan (leading) merupakan fungsi
manajemen yang mencakup penggunaan pengaruh untuk memotivasu karyawan
guna mencapai tujuan – tujuan organisasional. Kepemimpinan berarti menciptakan nilai
– nilai dan budaya bersama, mengomunikasikan tujuan – tujuan kepada karyawan di
seluruh organisasi, menyuntikkan semangat untuk memperlihatkan kinerja
tertinggi kepada karyawan. Pengendalian (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang memonitor aktivitas karyawan, menentukan apakah
organisasi sejalan dengan tujuannya, dan membuat koreksi jika diperlukan.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep dasar organisasi adalah
- Suatu organisasi selalu mempunyai tujuan
- Adanya spesialisasi dan pembagian kerja
- Spesialisasi akan mempunyai manfaat apabila dikoordinasi
- Koordinasi adalah mengintegrasikan kegiatan-kegiatan serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
- Untuk meralisasi tujuan perlu ada prosedur kerja yang lebih rinci
- Kenyataan bahwa organisasi berada dalam suatu lingkungan yang dinamis karena yang menjadi odyek dan subyeknya adalah orang.
Kerangka Waktu
Perencanaan
1.
Rencana Jangka Panjang (long-range plan)
Suatu rencana jangka panjang meliputi banyak tahun, mungkin bahkan
beberapa dekade.
2.
Rencana jangka Menengah (medium-range plan)
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah
dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi
periode satu hingga lima tahun, terutama penting bagi manajer menengah dan
manajer lini.
3.
Rencana jangka Pendek (short-range plan)
Rencana yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana
jangka pendek sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari manajer. Terdapat dua
jenis rencana jangka pendek, yakni rencana tindakan (action plan) dan
rencana reaksi (reaction plan). Rencana tindakan merealisasikan semua
jenis rencana
Perencanaan
sangat penting adanya, hal tersebut karena:
1.
Perencanaan digunakan untuk mencapai protective
benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan.
2.
Perencanaan digunakan untuk mencapai positive
benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Cita-cita atau impian hari depan organisasi yaitu skala organisasi, visi organisasi atau organization visioning(John P. Kotter, 1996). Demikian juga dengan Visi Indonesia 2019 juga merupakan impian yang ingin dicapai bersama. Bagaimanapun, kita harus memiliki visi dan misi yang terukur dalam upaya menggapai cita-cita bangsa ini dalam jangka panjang, sementara apa yang tercantum dalam Pembukaan dan UUD 45 baru (perubahan 1 sampai dengan 4) tidak mencantumkan ukuran dalam pencapaian
1.
pembangunan, karena bersifat relatif. Pembangunan
nasional itu sendiri harus bisa terukur, sehingga kemajuan yang dicapai dapat
memiliki akuntabilitas, transparansi, dan akseptibilitas yang tinggi di mata
masyarakat dan juga di mata dunia.
Dari balik rongga gelap ketidakjelasan tahun 2050, seakan muncul kekuatan magnetik luar biasa yang menggerakkan pikiran, perhatian, perasaan, dan tindakan banyak bangsa. Banyak negara dan bangsa seolah dibuat gelisah, seolah tidak sabar menunggu datangnya era baru dalam satu generasi mendatang.
Bagaimanakah sesungguhnya realitas dunia tahun 2019, yang menggetarkan dan mengerakkan banyak bangsa? Lebih khusus lagi, bagaimanakah nasib bangsa Indonesia pada tahun itu? Tanda-tanda perkembangan tahun 2019 bagi banyak negara sudah mulai dirasakan sekarang ini. Tidaklah mengherankan, sejumlah negara tergerak memacu percepatan kemajuannya, berlari tunggang langgang, meraih kemajuan di dunia yang digambarkan semakin datar, the world is flat. Tanpa membiarkan mata terpejam sedikit pun, konsentrasi diarahkan ke depan untuk menatap tujuan hidup yang lebih baik, yang menjamin kesejahteraan hidup, kemerdekaan individu, perlindungan hak asasi dan demokrasi. Tidak sedikit bangsa gamang menghadapi tantangan dalam menggapai masa depan yang lebih baik, tetapi lebih rumit.
Dari balik rongga gelap ketidakjelasan tahun 2050, seakan muncul kekuatan magnetik luar biasa yang menggerakkan pikiran, perhatian, perasaan, dan tindakan banyak bangsa. Banyak negara dan bangsa seolah dibuat gelisah, seolah tidak sabar menunggu datangnya era baru dalam satu generasi mendatang.
Bagaimanakah sesungguhnya realitas dunia tahun 2019, yang menggetarkan dan mengerakkan banyak bangsa? Lebih khusus lagi, bagaimanakah nasib bangsa Indonesia pada tahun itu? Tanda-tanda perkembangan tahun 2019 bagi banyak negara sudah mulai dirasakan sekarang ini. Tidaklah mengherankan, sejumlah negara tergerak memacu percepatan kemajuannya, berlari tunggang langgang, meraih kemajuan di dunia yang digambarkan semakin datar, the world is flat. Tanpa membiarkan mata terpejam sedikit pun, konsentrasi diarahkan ke depan untuk menatap tujuan hidup yang lebih baik, yang menjamin kesejahteraan hidup, kemerdekaan individu, perlindungan hak asasi dan demokrasi. Tidak sedikit bangsa gamang menghadapi tantangan dalam menggapai masa depan yang lebih baik, tetapi lebih rumit.
2.
Pernyataan Visi Dalam konsep manajemen strategi,
pernyataan visi haruslah mengandung unsur “soft” yang bersifat appealing
(gambaran masa depan yang jelas kepada para stakholder, sehingga memberi
semangat dan spirit kebersamaan dalam partisipasi dan kontribusi) dan
meaningful (harus bisa memberi makna yang cerdas dalam menggugah emosi positif
stakeholder). Selain itu, maka visi juga harus mengandung unsur hard berupa
fisibilitas (menjadi dasar bagi tujuan yang bisa dicapai dengan resource,
energi, dan waktu yang ada) dan measurable (bisa diukur agar pencapaiannya
dapat dievaluasi). Memang pernyataan visi haruslah agak bombastis dan bersifat
out of the box, sehingga mampu menggugah otak bawah sadar kita untuk mempunyai
gairah dalam mencapainya secara kreatif. Dan visi tersebut haruslah diselami
dan dijiwai oleh semua stakeholder, sehingga gairah dan semangat mencapainya
akan tetap membara dalam jangka panjang, mengingat bahwa pernyataan visi adalah
merupakan trigger bagi perencanaan strategi jangka menengah hingga panjang.
3.
Faktor Pendukung Pencapaian Visi 2019 Mendeklarasikan
visi dan misi kebanyakan dimulai dengan analisis potensi diri dan perubahan
lingkungan, atau biasa dikenal dengan istilah SWOT. Analisis SWOT akan melihat
besarnya Peluang yang bisa diperoleh dari Potensi Kekuatan yang ada serta
besarnya Ancaman akibat Potensi Kelemahan yang tidak dapat ditanggulangi. Analisis
SWOT yang tepat terbukti mampu dilakukan Singapura, negara tetangga dekat kita
secara geografis. Tahun 1959, Lee Kwan Yew mengajak bangsa Singapura bangkit
dan bekerja keras agar pada tahun 1980 (20 tahun kemudian) bisa menyamai bangsa
Eropa, tapi tak seorangpun percaya. Mengapa demikian? Karena waktu itu GNP per
capita Singapura hanya USD 400. Ternyata 31 tahun kemudian saat Lee
mengundurkan diri sebagai Perdana menteri (1990), GNP percapita Singapura
meningkat 60 kali lipat (6000 persen) dari USD 400. Contoh lainnya adalah di
Finlandia, yang mampu bertransformasi dari negara dengan ekonomi SDA menjadi
negara produsen ICT terkemuka dunia (contohnya NOKIA) hanya dalam waktu 15
tahun. Jumlah penduduk yang besar disatu sisi bisa jadi peluang, tetapi disisi
lain bisa jadi ancaman. Singapura dan Finlandia adalah contoh pelaku sukses
visi negara dengan penduduk sedikit (sekitar +/- 5 juta jiwa), tetapi ternyata
China adalah salah satu contoh sukses negara bervisi dengan jumlah penduduk lebih
besar dari Indonesia.
4.
Peran Pendidikan Dalam Pencapaian Visi Diluar faktor
lainnya, ternyata kualitas pendidikan memainkan peranan besar dalam pecapaian
visi makmur suatu negara. Michael Porter, Professor Manajemen terkemuka
dunia, dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan formal berperan
strategis dalam pembangunan ekonomi. Tanpa pendidikan, maka akan ada penghalang
yang kokoh dalam upaya pembangunan ekonomi. Kesimpulan Porter ini terutama
diambil dari pengalaman Singapura dan Korea Selatan dalam awal membangun
kemajuan negaranya yang menyeimbangkan antara pembangunan fisik dengan
infrastruktur berupa sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja. Kedua negara
tersebut dalam dua puluh tahun pertama dari proses pembangunannya mengutamakan
pembangunan infrastruktur termasuk pendidikannya.
Konsep pendidikan yang visioner mengungkap dua kalimat yang sangat menarik, yaitu : educate people to change, dan educate the future leader. Makna dari konsep tersebut adalah bahwa proses pendidikan harus merubah manusia untuk berkarakter pemenang, inovatif, kreatif, berwawasan dan berkekuatan untuk bersaing positif untuk mencapai visinya. Disamping itu, proses pendidikan harus mampu mencetak pemimpin yang mampu mengantar masa depan untuk pencapaian visi. Penelitian Porter di Singapura dan Korea Selatan tersebut ternyata juga didukung oleh fakta serupa dari pendidikan visioner di China, dimana yang pada tahun 1990-1991 hanya menghasilkan 200.000 sarjana IPA dan teknik, ternyata 15 tahun kemudian (2004) telah mampu menghasilkan output 2,5 kali lipat sebanyak 500.000 orang pertahun. Cerita sukses ini menunjukkan bahwa pendidikan, utamanya pendidikan tinggi adalah merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan negara, terutama ekonomi. Bila kita bandingkan, pernyataan pada Visi 2030 kurang mendudukkan peran pendidikan tinggi, sedangkan Visi menjelaskan lebih detail tentang peran intelektual capital dalam membawa Indonesia menjadi negara maju.
Konsep pendidikan yang visioner mengungkap dua kalimat yang sangat menarik, yaitu : educate people to change, dan educate the future leader. Makna dari konsep tersebut adalah bahwa proses pendidikan harus merubah manusia untuk berkarakter pemenang, inovatif, kreatif, berwawasan dan berkekuatan untuk bersaing positif untuk mencapai visinya. Disamping itu, proses pendidikan harus mampu mencetak pemimpin yang mampu mengantar masa depan untuk pencapaian visi. Penelitian Porter di Singapura dan Korea Selatan tersebut ternyata juga didukung oleh fakta serupa dari pendidikan visioner di China, dimana yang pada tahun 1990-1991 hanya menghasilkan 200.000 sarjana IPA dan teknik, ternyata 15 tahun kemudian (2004) telah mampu menghasilkan output 2,5 kali lipat sebanyak 500.000 orang pertahun. Cerita sukses ini menunjukkan bahwa pendidikan, utamanya pendidikan tinggi adalah merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan negara, terutama ekonomi. Bila kita bandingkan, pernyataan pada Visi 2030 kurang mendudukkan peran pendidikan tinggi, sedangkan Visi menjelaskan lebih detail tentang peran intelektual capital dalam membawa Indonesia menjadi negara maju.
5.
Redefinisi Visi Dan Misi Indonesia Untuk membangun visi dan misi Indonesia yang
terukur, kita dapat mengekstraknya dari Pembukaan dan UUD 45 baru dan
meredefinisi visi dan misi Indonesia menuju. Usulan atau proposisi terhadap
Visi Indonesia adalah “Indonesia yang Mandiri, Humanis, Modernis, Demokratis,
dan Kredibel.”
1.
Langkah-langkah bersama mewujudkan masyarakat yang
bermoral, berbudaya, dan beradab. Civilized disini menjadi sasaran pertama
berdasarkan Falsafah Pancasila, yang dituangkan dalam Undang-Undang .
2.
“freedom, rule of law and tolerance” itu harus duduk
bersama, kalau itu duduk bersama demokrasi yang akan mekar dan tumbuh tentu
adalah demokrasi yang mengandung harmoni di dalamnya.
3.
Indonesia yang aman, damai, dan bersatu.
4.
Indonesia yang asli dan lestari, maksudnya adalah yang
bisa memelihara kesinambungan, berkelanjutan, sustainability dari pembangunan
kita.
5.
Indonesia ingin menjadi negara ekonomi besar, big five
negara ekonomi besar dan dengan pendapatan disebutkan dengan 18 ribu perkapita.
6.
Pengelolaan kekayaan alam dilakukan dengan mempertahankan
keberlanjutannya, sustainability.
7.
Kualitas hidup modern yang merata, self growth.
Misi Indonesia dapat mencakup :
Misi Indonesia dapat mencakup :
·
Mentransformasi Indonesia menjadi bangsa yang
mandiri dalam ekonomi yang berbasis pada pengetahuan.
·
Mentransformasi kehidupan rakyat menuju kepada
kehidupan yang humanis dan berwawasan lingkungan.
·
Mentransformasi seluruh kegiatan ekonomi dengan
memaksimalkan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi tepat guna dan
modern yang berbasiskan pada kapabilitas domestik terbuka.
·
Mentransformasikan praktik kegiatan ideologi,
politik, ekonomi, sosial-budaya bangsa, dan lingkungan secara demokratis dengan
supremasi hukum.
·
Meningkatkan kredibilitas bangsa dan negara di
mata rakyat Indonesia sendiri dan pada lingkungan internasional.
6.
Indonesia akan
menjadi negara maju jika melakukan berbagai perubahan yang signifikan. Dengan
semua faktor yang dmiliki, akan sampai pada kondisi itu asalkan mampu melakukan
perubahan yang signifikan. Untuk mencapai cita-cita tersebut ada beberapa
langkah yang harus dilakukan antara lain :
1.
Membangun bangsa dan negara secara terpadu dengan
memberikan kelonggaran pada daerah untuk membangun dirinya.
2.
Memadukan sumber daya alam dengan sumber daya
pengetahuan.
3.
Menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai pertumbuhan yang
berkeadilan.
4.
Memperkokoh pertahanan dan kemandirian bangsa dan
meningkatkan kerjasama Internasional yang konstruktif serta mendorong peran dan
kontribusi semua elemen bangsa dalam pembangunan. ada beberapa target yang
harus dicapai dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yang lebih baik. Target tersebut yaitu :
·
Pengurangan kemiskinan secara tajam.
·
Pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dan
berkelanjutan.
·
Peningkatan good governance seraya menegakkan
penerapan hukum.
·
Peningkatan sistem demokrasi yang harmonis serta
memenangkan kompetisi dalam globalisasi.
Dalam 5 tahun ke depan pengurangan kemiskinan menjadi prioritas utama
dengan meningkatkan penghasilan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya serta menciptakan lapangan kerja yang antara lain dilakukan
dengan meningkatkan hubungan baik antara pemerintah, dunia usaha dan pekerja. Selain
itu, peningkatan ketahanan pangan dan ketahanan energi juga menjadi sasaran
pemerintah serta mengajak pemerintah daerah dan masyarakat dalam membangun
pertahanan dan keamanan yang stabil. Untuk tetap bersikap optimis dalam
mengatasi segala masalah dalam rangka meningkatkan pembangunan nasional.Setiap
masalah ada jalan keluar atau solusinya. Jika mau maju harus menjadi bangsa
yang optimis. Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengatakan, upaya membangun
bangsa dan negara tidak hanya menghadapi tantangan dari domestik saja tetap
juga dari lingkungan global. Terus berusaha terlibat aktif dalam hubungan baik
secara kelembagaan maupun secara bilateral dengan berbagai negara lain.
7.
Nanoteknologi diperkirakan akan menguasai dunia mulai
tahun 2013.
Penggunaan teknologi berbasis nano akan memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan seperti dalam bidang kesehatan dan pangan. Bahkan diramalkan, persoalan pangan tidak akan menjadi masalah lagi. Orang boleh makan apa saja, tidak khawatir sakit. Penyakit turunan disembuhkan. Orang buta melihat, dan orang tuli mendengar.
Hanya bangsa dan negara yang memiliki kemampuan menguasai teknologi tinggi dan canggih akan mengambil manfaat. Bangsa-bangsa yang tidak mampu mengantisipasi akan terus terpuruk, tetap berada di pinggiran dari panggung dunia yang menghadirkan kemajuan.
Pada lapisan yang lebih dalam sangat diperlukan sumber daya manusia yang andal, yang mampu menguasai perkembangan dan kemajuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan manusia. Arah perkembangan kemajuan setiap bangsa akan sangat tergantung pada kemampuan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan andal. Maka bisa terjadi, negara yang sudah maju akan bertambah maju, atau sebaliknya. Negara yang tidak maju bisa menjadi maju, atau malah semakin terpuruk.
Dalam menghadapi tantangan masa depan itu, orang tidak cukup lagi hanya masuk ke dalam, melihat kemampuan diri, tetapi juga menengok ke luar dengan memerhatikan kekuatan bangsa-bangsa lain. Kompetisi tidak terhindarkan. Pergerakan ke depan akan berlangsung dalam semangat kompetisi tinggi. Pasti ada yang terempas dan tak sampai. Bangsa yang kehilangan gairah akan kehabisan tenaga dan akan tertinggal jauh di belakang. Bangsa-bangsa yang hidup dari oportunitas kekinian dan berpikiran pendek dengan mengandalkan the art of the possible belaka akan cepat kehilangan napas menghadapi perjalanan jauh ke depan. Maka, yang diperlukan imajinasi dan visi yang kuat ke masa depan, yang harus diikat dalam komitmen kerja sebagai agenda yang konkret dan jelas. Tidak kalah pentingnya peran pemimpin dan kepemimpinan, yang memberikan arahan dan kawalan terhadap proses perubahan agar masa depan lebih baik ketimbang masa kini. Namun, jelas pula, pilihan-pilihan besar dan strategis tidaklah muncul dari ketajaman pikiran para politisi, melainkan dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia dapat melangkah maju bersama bangsa-bangsa lain. Apa pun tantangannya, Indonesia tidak bisa melangkah mundur lagi atau kembali ke masa lampau karena harus menemukan solusi baru dalam mengatasi berbagai persoalan masa depan. Tentu saja Indonesia belum kehabisan seluruh potensinya untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Sejarah telah memberikan sejumlah tugas khusus kepada bangsa dan negara Indonesia untuk melakukan transformasi yang berjangkauan jauh ke depan.
Penggunaan teknologi berbasis nano akan memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan seperti dalam bidang kesehatan dan pangan. Bahkan diramalkan, persoalan pangan tidak akan menjadi masalah lagi. Orang boleh makan apa saja, tidak khawatir sakit. Penyakit turunan disembuhkan. Orang buta melihat, dan orang tuli mendengar.
Hanya bangsa dan negara yang memiliki kemampuan menguasai teknologi tinggi dan canggih akan mengambil manfaat. Bangsa-bangsa yang tidak mampu mengantisipasi akan terus terpuruk, tetap berada di pinggiran dari panggung dunia yang menghadirkan kemajuan.
Pada lapisan yang lebih dalam sangat diperlukan sumber daya manusia yang andal, yang mampu menguasai perkembangan dan kemajuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan manusia. Arah perkembangan kemajuan setiap bangsa akan sangat tergantung pada kemampuan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan andal. Maka bisa terjadi, negara yang sudah maju akan bertambah maju, atau sebaliknya. Negara yang tidak maju bisa menjadi maju, atau malah semakin terpuruk.
Dalam menghadapi tantangan masa depan itu, orang tidak cukup lagi hanya masuk ke dalam, melihat kemampuan diri, tetapi juga menengok ke luar dengan memerhatikan kekuatan bangsa-bangsa lain. Kompetisi tidak terhindarkan. Pergerakan ke depan akan berlangsung dalam semangat kompetisi tinggi. Pasti ada yang terempas dan tak sampai. Bangsa yang kehilangan gairah akan kehabisan tenaga dan akan tertinggal jauh di belakang. Bangsa-bangsa yang hidup dari oportunitas kekinian dan berpikiran pendek dengan mengandalkan the art of the possible belaka akan cepat kehilangan napas menghadapi perjalanan jauh ke depan. Maka, yang diperlukan imajinasi dan visi yang kuat ke masa depan, yang harus diikat dalam komitmen kerja sebagai agenda yang konkret dan jelas. Tidak kalah pentingnya peran pemimpin dan kepemimpinan, yang memberikan arahan dan kawalan terhadap proses perubahan agar masa depan lebih baik ketimbang masa kini. Namun, jelas pula, pilihan-pilihan besar dan strategis tidaklah muncul dari ketajaman pikiran para politisi, melainkan dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan menguasai pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia dapat melangkah maju bersama bangsa-bangsa lain. Apa pun tantangannya, Indonesia tidak bisa melangkah mundur lagi atau kembali ke masa lampau karena harus menemukan solusi baru dalam mengatasi berbagai persoalan masa depan. Tentu saja Indonesia belum kehabisan seluruh potensinya untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Sejarah telah memberikan sejumlah tugas khusus kepada bangsa dan negara Indonesia untuk melakukan transformasi yang berjangkauan jauh ke depan.
8.
Kesimpulan Bangsa Indonesia tidak akan memiliki masa
depan yang cerah jika tidak memiliki cita-cita dan idealisme. Hidup dalam
pragmatisme dan keseharian. Sebagai bangsa janganlah kering dari cita-cita,
pemikiran besar, serta gagasan-gagasan dan idealisme itu. Mengubah mimpi
menjadi kenyataan. Kita juga tidak akan maju dan kalah, kalau kita tidak
memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Di atas segalanya, menyangkut Visi
Indonesia tahun 2050, kita juga tidak akan dapat mewujudkan cita-cita besar
itu, kalau kita tidak bersatu, tidak berjuang bersama untuk membangun hari esok
kita.
Jika semua warga negara
Indonesia bisa bernafas dengan lega. Maka pemimpin itu berhasil melakukan suatu
perubahan. Tak perlu perubahan besar yang harus di dahulukan “kecil tai
menghasilkan” itulah yang diahrapkan rakyat – rakyat yang merindukan sesosok
pemimpin yang memang berjiwa patriotisme. Demokrasi Indonesia tidak terlepas
dari sila – sila pancasila. Semua pengemalan butir – butir sila itu harus benar
– benar di pahami oleh semua warga negaranya terutama untuk seorang pemimpin. Perubahan
pertama yang harus dilakukan salah satunya adalah bahwa pembangunan itu harus
diutamakan di daerah pedesaan. Sebabnya adalah semua hal yang ada di perkotaan
atau kota besar segala sesuatunya adalah dari desa. Contohnya untuk pengiriman
bahan mentah ke kota . jika transportasinya kurang memadai maka pengiriman
tersebut akan terhambat. Dan produksi di kota akan tertunda.
Pendidikan adalah kunci
keberhasilan suatu negara jika SDMnya tidak berkualitas lalu bagaimana cara
mengelola SDA yang kita punya. Perubahan pendidikan itu yang harus lebih
diperhatikan adalah pendidikan di daerah perdesaan. Penduduk asli itu paling
banyak berada didesa. Dengan merubah sedikit menset pemikiran mereka tentang
tekhnologi maka mereka akan mengerti bagaimana arah pembangunan itu berawal dan
apa tujuan dari pembangunan itu. Penduduk desa meminta hal yang nyata dalam
suatu berubahan bukan sekedar gambaran yang tidak jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar