RICARDO
YANG LICIN MEMBAWA ILMU EKONOMI KE JALUR YANG BERBAHAYA
David Ricardo adalah ekonominya ekonomi per excellence.
-
PAUL
A.SAMUELSON (1962:8)
David Ricardo, tokoh yang piawai tetapi keras kepala, membawa kendaraan
ilmu ekonomi ke jalur yang keliru jala yang bagaimana juga, diarahkan kea rah
yang membingungkan oelh pengagumnya yang pandai tetapi juga keras kepala, John Stuart Mill.
Ekonomi Inggris terkemuka David
Ricardo (1772 – 1823) terkenal karena banyak hal. Dia adalah ekonomi yang
paling kaya,. Dia sahabat terdekat Maltus. Dia memuji perdangan bebas, hard money, hokum keuntungan komperatif, dan prinsip ilmu
ekonomi klasik lainnya. Kebijakan laissez
faire_ nya sesuia dengan kebijakan Adam Smith.
RICARDO LAHIR DARI
KELUARGA YAHUDI
DAVID RICARDO adalah
anak ketiga dari sekitarnya 17 atau 23 bersaudara ( Sraffa 1995:24). Nama
ayahnya sangat berbau yahudi , Abraham Israel Ricardo. Abraham Israel Ricardo
adalah penganut Yahudi Sepharidic dari keturunan Spayol – Portugal yang menetap
di Belanda setelah diusir dari Spanyol pada akhir abad 15. Ayahnya adalah
pialang yang sukses dan berusaha membangun sebuah dinasti keluarga. Dia pindah
ke London pada tahun 1760. David lahir di London 12 tahun kemudian. Pada usia
14 tahun, setelah belajar di sekolah Yahudi di Amsterdam, David dipekerjakan
oleh ayahnya di London Stock Exchange.
RICARDO MENIKAH DAN
LANGSUNG KEHILANGAN WARISAN
Akan tetapi, segalanya
berubah pada tahun 1793 ketik pada usia 21 tahun David menikah seorang pengikut
Quaker. ( Dia kelak menjadi Unitarian dan sebagian besar saudaranya akan
mengikuti jejak David dan meninggalkan komunitas Yahudi ). Ibunya sangat
terpukul sehingga ia memaksa Abraham untuk mengusir David dari rumah dan
mencabut hak warisnya. Tetapi sang ayah
berdamai dengannya. Bagaimana juga David terpaksa pergi dan berbekal beberapa
ratus Pound.
Dengan mengendalkan
pengalaman saat berkerja pada ayahnya dan koneksinya pada Stock Exchange Coffee
House di Jalan Threadneedle, Ricardo berhasil mengumplkan banyak kekanyaan.
Melalui kegiatan perdagangan saham dan
kontraktor peminjaman pemerintah.
PENSIUN, POLITIK DAN
KEMATIAN
Pada 1814, di usianya
yang ke 42, Ricardo menjadi tuan rumah tanah desa, membeli tanah perkebunan
yang sangat luas yang bernama Gatcomb Park di Gloucestershire ( sekarang
dimiliki oleh putri Ann ). Ricardo menyukai Matematika, Kimia, Geologi,
Mineralogi sering mengadakan pertemuan intelektual di Gatcomb. Minat terhadap
ilmu ekonomi dimulai sejak 1799, ketika dia tinggal di Bath saat dia mulai
membaca wealth of nation (1776) Adam
Smith.
Setelah dia mendapat
keuntungan pada pertengahan tahun 1810-an, dia kehilang minat pada bursa saham
dan mulai menulis secara teratur tentang persoalan – persoalan ekonomi. Pada
tahun 1817 dia membulikasikan magnum opusnya, One the of Partilical Economy an Taxation, dan pada 1819 dia
membeli buku kursi di parlemen.
SUMBANGAN POSITIF RICARDO
Ricardo memberikan
beberapa sumbangan positif, meskipun dia tak pernah masuk ke perguruan tinggi.
RICARDO; SANG MONETARIS
Pertama,
sebagai mentor awal dari aliran mata uang, Ricardo mendukung kebijakan moneter
anti – inflasi yang kuat. Pada periode 1809-10, Inggris mengalami inflasi besar
karena biaya perang da Bank of England mencabut standar emas. Ricardo
menciptakan kontroversi dengan menulis studi ekonomi pertamanya, The High Price of Bullion ( 1811 )
dimana dia mengetakan inflasi negerinya di akibatkan karena Bank of England
menerbitkan Bank note berlebihan.
Ricardo percaya pada teori kuantitas uang yang ketat, yang juga dianut oleh
David Hume, yang menyatakan bahwa tingkat harga umum terkait erat dengan
perubahan jumlah uang beredar dan kredit.
Untuk memulihkan
situasi keuangan di Inggris, Ricardo menganjurkan pembukaan pembayaran oleh
Bank of England. Solusinya dinyatakan sebagai berikut: “pemecahan yang saya
tawarkan untuk menanggulagi persoalan dalam keuangan kita adalah Bank harus
pelan – pelan menurunkan jumlah uang yang beredar sampai sebanding dengan logam
( mulia ) yang direspresentasikannya , atau dengan kata lain, sampai harga emas
dan perak turun sampai senilai uanganya” ( Ricardo 1876: 287 ). Ricardo
mengakui kemungkinan munculnya “ konsekuensi paling buruk bagi perdagangan dan
komersial negara” sebagai akibat dari tindakan deflasioner ini, tetapi dia
mengatakan bahwa ini adalah “ satu – satunya cara untuk memulihkan keuangan
agar mencapai nilai yang tepay dan wajar.” Menurut Ricardo, hali ini tidak akan
banyak menggangu jika kebijakan tersebut dilaksanakan secara bertahap.
Ringkasnya, Ricardo memilih standar nilai tukar emas, yang bertujuan agar harga
emas tetap sama nilainya dengan uang kertas ( banknote). Bank sentral tidak boleh memiliki kekuasaan bebas
menentukan sendiri kebijakannya: “ Pihak yang mengeluarkan uang kertas mengatur
pengeluarannya itu berdasarkan kuantitas uang kertas yang beredar” ( 1876:
403).
Setelah Ricardo
meninggal, sekelompok bankir berpengaruh yang dikenalkan sebagai Currency
School berjuan mempertahankan nilai pound Inggris. Mereka mendukung standar
mata uang, dengan emas dan perak sebagai standar. Mereka menentang menajemen
diskresioner atas mata uang oleh bank sentral dan menganjurkan prinsip yang
menyatakan bahwa semua pengeluaran uang di masa depan harus di tambah atau di
kurangi berdasarkan cadangan emas.
HUKUM PENDAPATAN YANG
MENURUN
KEDUA ,
Ricardo ( bersama Maltus ) mengembangkan hukum pendapata yang menurun atau
berkurang. Ricardo mengembangkan hukum ini pada 1815 dalam bukunya yang
berjudul Essay on the Influence of Low
Price of Corn on the Profits of Stock. Pendekatan yang dipakai merupakan benih bagi
teorisasi abstrak yang dipakai dalam Principles
yang terbit pada 1817. Tesis utama Ricardo adalah kelangkaan tanah akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam mengembangkan
“model jagung” ini, Ricardo menggunakan sejumlah asumsi sederhana. Pertama: dia
mengasumsikan satu pertanian besar memproduksi
jagung ( corn ). Kedua, dia mengasumsikan upah tetap riil yang konstan
(setelah inflasi ) berada pada level subsisten, berdasarkan “hukum besi upah” yang dianut oleh Maltus dan Ricardo.
Ketiga, dia mengasumsikan kapital tetap, satu sekop per pekerja untuk
memproduksi hasil jagung.
Oleh karena itu, dalam
model jagung Ricardo ini, semua input ( tanah, tenaga kerja, dan kapital atau
modal ) dikaitkan dengan harga jagung. Saat tenaga kerja bertambah, di perlukan
pula tambahan tanah untuk mendapatka
tambahan hasil- sebab tanah yang dipakai berkurang kesuburan tanahnya atau produktivitasnya. Bahkan jika
ditambahkan lagi tenaga kerja dan modal kuantitas tanah yang sama, hasilnya
akan tetap sama atau tidak bertambah. Akibatnya output bersih akan menurun, dan
pertumbuhan ekonomi merosot.
Dalam karya utamanya, On the Prinsiples of Political Economy and
Taxation (1817) , Ricardo mengganti “ model jagung” satu sektor, tetapi
argumen dan hasilnya sama: menurunnya pendapatan per acre.
Untuk menunda atau
membalikkan hasil yang buruk ini, Ricardo mengecam Cron Law, yakni restriksi
dan tarif yang dikenalkan pada produk pertanian di Inggris. Dengan mengimpor
lebih banyak jagung (atau hasil pertanian lainya ) dan menurunnya harga, para
petani dapat menurunkan upah, menikmati keuntungan yang lebih banyak, memicu
lebih banyak investasi, dan karena itu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi. Konsekuensinya, Ricardo menjadi pendukung perdangan bebas dan
penemtang Cron Law.
RICARDO MENGURAIKAN
HUKUM YANG AKAN MEREVOLUSIONERKAN PERDANGAN DUNIA
KETIGA,
Ricardo mengemukakan salah satu hukum terbesar dalam ilmu ekonomi, keuntungan
koperatif, yang menjadi pukulan telak bagi proteksionisme.
Ricardo mendukung
perdangan bebas semasa perdebatan Cron Law pada 1813 – 1815, tetapi
kontribusinya yang terpenting perdangan bebas muncul beberapa tahun kemudian
ketika dia mengembangkan hukum keuntungan komparatif.
Hukum ini menyatakan
bahwa perdagangan bebas akan menguntungkan kedua belah pihak, dan yang paling
mengejutkan adalah perdagangan bebas akan membuat satu negara melakukan
spesialisasi meskipun suatu negara memiliki keuntungan absolut dalam produk
tertentu.
DOKTRIN YANG RUMIT
Doktrinnya yang
terkenal ini muncul setelah diskusi panjangan dengan kawannya sesama ekonom,
James Mill, ayah Jhon Stuart Mill. Bahkan ada beberapa pihak yang menganggap
James Mill dan Robert Torres sebagai pencipta hukum ini ( Rothbard 1995 : 96 –
98 . ( sejarawan selalu mempelajari anteseden yang menemukan prinsip yang
terkenal. Bagaimanapun juga mungkin
tidak ada yang baru dimuka bumi ini. Meskipun demikian Ricardo-lah yang
mempopulerkan konsep ini ).
RICARDO MENGGUNAKAN
CONTOH TERKENLA UNTUK MEMBUKTIKAN PENDAPATANYA
Ricardo
mengilustrasikan hukum keuntungan komparatif dengan contoh terkenal produk
pakaian Inggris dan anggur Portugal ( Ricardo 1951: 133 – 42 ). Sekali lagi
untuk menunjukkan poin ini, dia menggunakan contoh yang sangat sederhan .
misalkan untuk memproduksi satu pakaian Inggris memerlukan 50 pekerja
sedangakan Portugal 25 pekerja. Di lain pihak, untuk produk anggur Portugal
membutuhkan jumlah yang sama, yakni 25, sedangkan Inggris membutuhkan 200 (kita
sedikit mengubah angka Ricardo untuk memudahkan pemahaman – lihat de Vivo 1987
– 194 ).
Ricardo membuat hukum
keuntungan komperatif Ricardo dapat di aplikasikan dalam satu negara, bukan
hanya antarnegara. Seorang dokter mempunyai keuntungan absolut dalam hal
pengobatan dan kerja sekretariat, tetapi dokter harus melakukan spesialisasi
dalam pengobatan dan menyewa sekretaris jika dia ingin memaksimalkan
pemdapatannya. Hukum keuntungan komperatif bekerja pada setiap perdagangan dan
proses produksi.
Argumen klasik untuk
mendukung perdagangan bebas, yang dipimpin Adam Smith, David Ricardo dan
lainnya, telah dikemukakan sedemikian kuatnya sehingga hambatan perdaganga
perlahan – lahan berkurang sejak 1830-an.
Beberapa tahun kemudian
– pada 1846 – Corn Laws dicabut dan Inggris segera menjadi kekuatan industri
baru dengan mengimpor bahan pangan dan mengekspoe barang – barang manufaktur.
Seluruh dunia kemudian ikut melakukan pengurangan hambatan perdagangan mereka.
“BOOK OF HEADACHES”
RICARDO
Keempat, “model jagung”
yang dangkal menimbulakan kemacetan dalam perekonomian
Ricardo adalah sosok
yang penuh paradoks, seorang ekonomi yang berpengaruh baik sekaligus buruk
terhadap dunia : baik dalam topangan teoritisnya untuk uang yang sehat dan
perdagangan bebas, dan buruk dalam modl makro kepentingan kelas yang saling
bertentangan.
Pendekatan Ricardo
sangar berbeda dengan pendekatan Adam Simt. Wealth
of Nation Smith penuh dengan contoh dan hidup yang jelas, sedangkan principles Ricardo bersifat abstrak dan membosankan,
penuh dedukasi ala Euclidian, tanpa studi kasus historis. Para mahasiswa kerap
meyebutnya “Ricardo’s Book of Headaches” (St. Clair 1965; xxiii).
Di lain pihak, buku
Ricardo lebih memfokuskan pada hal – hal yang bukan menjadi titik perhatian Smith. Buku Ricardo menjadi
sebuah buku “ yang penuh antagonisme dan pertentangan” ( Chamberlian 1965:75).
RICARDO BERFOKUS PAD
DISTRIBUSI, BUKAN PERTUMBUHAN
Dalam sebuah suratnya
kepada Maltus, Ricardo menjelaskan, “ Ekonomi politik menurutmu adalah penelitian
tentang sifat dan penyebab kekayaan ( pandangan Adam Smith ); tetapi kupikri
sebaliknya ia dinamakan penelitian
tentang hukum – hukum yang menentukan pembangian produk industri di antara
kelas – kelas yang menyetujui dalam
rumusannya “ ( Rothbard 1995: 82)
HUKUM UPAH BESI DAN
PENURUNAN PROFIT MENURUT RICARDO
Sistem Ricardo
berkaitan tragis bagi semua orang kecuali pemilik tanah. Buruh dalam sistem
Ricardo adalah unit – unit yang seperti mesin dan hanya mendapatkan upah
subsistem dalam jangka panjang. Jika upah naik, pekerja akan punya lebih banyak
anak, yang pada gilirannya akan menaikkan pasokan (supply ) tenaga kerja, memaksa upah turun kembali. Jadi “hukum besi
upah” Ricardo mengadirkan gambaran tragis bagi pekerja atau buruh.
SERANGAN MEMATIKAN
RICARDO TERHADAP PEMILIK TANAH
Satu – satunya pihak
yang untung dalam gambaran buram Ricardo adalah pemilik tanah. Mereka
mendapatkan keuntungan dari rente lebih besar saat harga benih naik. Petani
penyewa tidak mendapat keuntungan dari harga yang tinggi itu karena mereka
harus membayar sewa yang lebih tinggi. Ricardo mempertahankan kata – kata Adam
Smith; “pemilik tanah senang memungut panen di tempat di mana mereka tak pernah
menanam” ( Smith 1965: (1776): 49).
Menurut sistem
fatalistik Ricardo, upah cenderung menuju ke level subsistem, dalam jangka
panjang profit menurun, dan pemilik tanah terus mengumpulkan pendapatan mereka
yang diperoleh secara tidak adil.
Marx dan kaum sosilas
mengambil pandangan Ricardo yang mengecam pemilik tanah yang ongkang – ongkang
ini. Kritik Ricardo juga mendorong Henry George untuk melakukan nasionalisasi
tanah dan menganjurkan gerakan pajak tunggal.
PENCARIAN RICARDO YANG
SIA – SIA TERHADAP NILAI INTRINSIK
Terakhir, Ricardo
bertekad menemukan sebuah “ukuran nilai yang tetap” dia tidak memfokuskan pada
emas sebagai unit nilai terbesar, tetapi pada
kuantitas unit kerja ( bukan upah ) sebagai numeraire. Dalam trasisi klasik, Ricardo menitikberatkan pada teori
nilai kosong produksi, yakni bahwa hanya harga umumnya ditentukan oleh ongkos (supply ) ketimbang kualitas (demand ).
Bahkan Robert Maltus
tidak setuju dengan temannya ini dan dia menulis “ entah itu kerja atau
komoditas tidak bisa menjadi ukuran nilai tukar yang akurat” (Ricardo
1951:461).
PENGARUH BAIKNYA
Ricardo memiliki momen
tersndiri dalam sejah, dan momen ini sangat penting. Dukkungannya terhadap uang
yang sehat membuat pemerintah Inggris mengesahkan Peel Act pada 1844, yang
menetapkan sandar moneter anti-infalsi yang ketat, dan kecamannya terhadap
restikasi perdagangan jelas membantu pencabutan Cran Law, kebijakan tarif yang
terkenal buruk di Inggris di sektor bahan – bahan pertanian pada 1846.
Setelah menjadi dua
perubahan kebijakan ini, Inggris dengan cepat menjadi “workshop dunia”,
mengimpor sebagian besar makanan dan mengekspor pakaian dan barang – barang
manufaktur, dan karena itu mendorong Revolusi Industri.
PENGARH BURUKNYA
Namun Ricardo memiliki
sisi gelap. Model analitiknya seperti pedang bermata dua. Model itu memberi
kita teori kuntitas uang dan hokum keuntungan komparatif, tetapi model itu juga
memberi kita teori nilai kerja, hokum besi upah minimium, dan sesuatu yang oleh
ekonom disebut “ kejahatan Ricardian “ yang di definisikan sebagai penggunaan
model yang berlebihan atau peggunaan asumsi yang salah atau menyesatkan untuk “
membuktikan “ hasil yang di inginkan (seperti teor inilah kerjanya). Beberapa
idenya yang buruk diambil langsung oleh Karl Marx dan kaum sosialis dari buku
Ricardo yang berjudul princuples.
Marx memuji Ricardo sebagai mentor intelektualnya. Aliran sosialis
“neo-Ricardian” berkembang di bawah pengaruh Piero Sraffa., penulis biografi
resmi Ricardo.
KEJAHATA RICARDO
Terakhir, ada yang
namanya “kehajatan Ricardia”. Para ekonomi mudah tergoda oleh kejahatan itu.
Mill, Pareto, Fisher, Samuelson, Mises, dan ya bahkan Keynes, mengalaminya.
Mahasiswa dewasa ini “terpikat” olehnya (Colander dan Brenner 1992: 2).
Apa kejahata itu?
Samuelson menyebutkan”metoologi absrak” (1962: 8). Ronald Coese menyebutkan
“ekonomi papan tulis” (Coase 1992: 714). Secara sederhana, kejahatan ini adalah
pemisahan kronis antara teori dan sejarah. Metodologi ini murni penelaran
deduktif dan sangat matematis tanpa mengacu kepada sejarah, sosiologi, filsafat,
atau kerangka pikiran lainnya.
RESPON EKONOMI TERHADAP
MODEL RICARDO
Selama bertahun – tahun
para ekonomi mengalami kesulitan dalam memahami “ model jagung “ Ricardo dalam
buku principles, khususnya tentang asumsi – asumsi yang dipakai
untuk mendukung teori – teoerinya. Rcardo sendiri pernah mengatakan bahawa hanya ada 25 orang
di seluruh negeri yang bisa memaham buku
principles (1951). Seabad kemudian
ekonomi Chicago Frank H. Knight mengatakan, “ dalam buku ini ada banyak hal
yang tidak bisa saya ikuti” (1959: 365).
Schumpeter mengecam Ricardo karena membuat banyak pelaku ekonomi menjadi “ beku
dan pasrah”, hanya bersandar pada satu asumsi yang terlalu menyederhanakan” dan
mengemabangakan teori yang “tidak pernah bisa di buktikan dan tidak masuk akal
(Schumpeter 1954: 472 – 73).
Mungkin Keynes
memikiran Ricardo ketika dia menulis, “sungguh mengherankan hal – hal bodoh
yang dipercaya seseorang jika dia terlalu lama berpikir sendirian, terutama
dalam ilmu ekonomi” ( Keynes 1973: (1936): kata pengantar.
RINGKASAN DAMPAK
PENGARUH RICARDO
Tetapi Ricardo mampu
menyakini semua rekan sezamannya dalam soal teori nilai kerja dan doktrin laissez fair. Ricardo menaklukkan
Inggris sepenuhnya seperti ikluisisi suci menaklukkan Spanyol.,” kata Keynes
(1973:32. Baru sekali ini kita melihat cacat dari argumennya. Dalam bab ini
selanajutnya seberapa jauh pemikiran Ricardo menyeret ilmu ekonomi kejalan yang
salah dan menjahui prinsip – prinsip yang di kemukakakn oleh Adam Smith.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar